Normalnya ke Arab atau Amerika, bukan Hong Kong..
Setelah meninggalkan Inter Milan, Diego Forlan memenangkan kejuaraan di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, pada usia 34 tahun sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak bersama Internacional Porto Alegre.
Momen Penampilan Memukau Mykhailo Mudryk saat Menghadapi Liverpool
Ini semakin aneh karena Kitchee tidak memberikan bayaran sebesar yang didapatkan Cristiano Ronaldo di Al Nassr atau David Beckham di Los Angeles Galaxy. Di Hong Kong, Diego Forlan hanya menghasilkan sekitar 13.000 pounds (Rp244 juta) per minggu untuk bermain di tim yang sedang memuncaki klasemen.
Gara-gara Aksi Tak Terpuji ini, Pelatih Kiper Persija Jan Klima Dihukum 12 Bulan
Pertanyaannya, apakah Diego Forlan, yang berusia 38 tahun dan tidak memiliki klub selama 13 bulan, mampu memberikan banyak hal menghadapi lawan yang diperkuat Axel Witsel dan Alexandre Pato? "Saya terus berlatih sepanjang tahun. Tentang fisik, itu tidak masalah," kata Diego Forlan saat itu, dilansir Sky Sports.
Di awal karier bersama Kitchee, Diego Forlan bermain lebih dari setengah babak saat kemenangan 8-1 atas Eastern Sports didapat. Dia berkontribusi satu assist.
Dengan perbedaan kualitas yang mencolok, Liga Premier Hong Kong memang bukan tugas utama Diego Forlan. Kitchee merekrut legenda Uruguay untuk membantu meningkatkan level di ajang Asia.
Berhasil? Tidak! Kitchee kalah dalam tiga pertandingan pertama fase grup Liga Champions Asia. Yang terburuk, kekalahan 0-6 dari Jeonbuk Hyundai Motors. Yang memalukan, pertandingan itu dimainkan di Hong Kong National Stadium dengan harapan mendapat dukungan dari seluruh negeri.
Diego Forlan dan Kitchee kemudian bangkit. Dalam pertandingan keempat grup yang sulit, Kitchee berjuang untuk menang 1-0 atas Kashiwa Reysol dari Jepang. Uniknya, dia membuat assist dua menit menjelang waktu tambahan. Itu adalah kemenangan pertama klub Hong Kong di Liga Champions Asia.
Gagal di Liga Champions Asia, Diego Forlan dan Kitchee menunjukkan dominasinya di Liga Premier Hong Kong. Mereka juara.
After a doblete last week, Diego Forlán scored a hat trick for Kitchee today. He scored two free kicks, including this beauty.
— Warriors of Uruguay (@UruguayanHeroes) February 3, 2018
(? - @fbermingham) pic.twitter.com/tG0wpD1vre
Bukan hanya gagal di Liga Champions Asia, Diego Forlan juga tidak berhasil menjadi magnet penonton. Di negara kecil itu, Kitchee hanya mampu mendapatkan penonton minim. Contohnya, di Liga Champions Asia, Hong Kong National Stadium hanya diisi 13.500, 7.500, dan 6.000 orang dari kapasitas total 40.000 kursi.
Di Liga Premier Hong Kong lebih parah lagi. Hanya ada seperempat dari 1.500 kursi di stadion pada pertandingan kandang Kitchee. "Saya rasa banyak orang di wilayah ini belum pernah mendengar tentang Kitchee sebelumnya. Tapi, berkat Forlan, ini telah diubah," kata Pelatih Kitchee, Chu Chi Kwong, membela diri.
"Kami adalah juara Hong Kong. Tapi, tidak terlalu banyak orang yang peduli sampai kami membawanya masuk. Ada lebih banyak liputan tentang Diego Forlan dan Kitchee saat kami bermain di luar negeri. Dan, sekarang orang-orang mengetahui siapa kami," pungkas Chu Chi Kwong.
Diego Forlan to Kitchee FC, I couldn’t believe that the guy who has played at United, Inter decided to finish his football career in Hong Kong pic.twitter.com/TAhfc0DfMa
— aaronnn (@Aar0nMat) June 3, 2022