Memang ada baiknya tidak ada sepakbola di Indonesia. Setuju?
Kejadian tidak pantas pertama tercipta saat Arema FC dijamu PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis (26/1/2023).
Masih Ingat Andy Carroll? Baru Saja Dikartu Merah Lawan Manchester United
Punya Darah Ningrat, Ini Kisah Jordi Amat Saat Diwawancarai Media Spanyol
Dear MUI Tangerang! Log in ? pic.twitter.com/y5c8XB5gmG
— Komisi Wasit (@MafiaWasit) January 28, 2023
Pada Sabtu (29/1/2023) sepulang dari pertandingan melawan Persita Tangerang di Indomilk Arena, Tangerang, bus yang mengangkut personel Persis Solo mendapatkan lemparan batu hingga pecah di beberapa bagian.
Insiden memalukan itu langsung membuat Persita Tangerang meminta maaf. Mereka menyayangkan kejadian itu dan berjanji akan mengawal sang pelaku hingga diproses pihak berwajib.
"Bus @persisofficial lewat Yogya padahal adem ayem aja. Alhamdulillah #MataramIsLove," tulis Kaesang Pangarep lagi tak lama kemudian."Gapapa. Nanti beli baru lagi. Yang penting sekarang keselamatan pemain dan official dulu," tutup Kaesang Pangarep.
Dua kejadian memalukan itu menambah panjang daftar kekerasan di sepakbola Indonesia. Suporter seolah tidak bisa belajar dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang menewaskan 135 orang seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022.
Jadi, apakah lebih baik tidak ada sepakbola di Indonesia? Setuju?
On Saturday (28/01), the Persis Solo's team bus was attacked by unknown fans in Tangerang.
— footballIndonesia (@footballinanews) January 29, 2023
In the evening, Persis Solo fans welcomed the team in Solo with style after a horrible away day in Tangerang.
?: @Rams_lad23pic.twitter.com/gZXOAe7H1K