Mo Salah senantiasa meluangkan masa terutama sekali pada bulan ramadan untuk bersedekah dan menjalani ibadah puasa di sana bila ada kesempatan.
Sebuah kisah saat rumah keluarga Mohammed Salah dimasuki pencuri di Mesir telah menjadi berita panas di negara itu.
Ketika itu Mohammed Salah masih bermain bola di negaranya. Yang menarik perhatian adalah Mohammed Salah telah meminta ayahnya menggugurkan tuduhan dan memberikan pencuri itu sejumlah uang.
Mohammed Salah diwawancarai Daily Mail hingga muncul kisah tentang pencuri tersebut.
Ayah Salah awalnya hanya menyerahkan kasus itu kepada pihak polisi. Namun, beberapa hari selepas itu, Mohammed Salah mendapat informasi kisah pencuri tersebut terpaksa melakukan tindakan jahat karena ada masalah keuangan dan hilang pekerjaan. Mo Salah telah memaafkan pencuri itu.
Salah juga telah membujuk ayahnya untuk menggugurkan tuduhan. Dia berharap pencuri itu tidak mengulangi perbuatannya dan memberikan peluang untuk pencuri itu bertaubat.
Salah juga telah memberikan sejumlah uang untuk pencuri itu. Kisah lebih menarik, apabila Salah sendiri membantu pencuri itu mendapatkan kerja.
Peristiwa ini diceritakan sendiri oleh ayahnya ketika Mohammed Salah masih di Alexandria.
“Salah telah memberikan pencuri itu sejumlah uang untuk membangun lagi kehidupannya dan lari daripada tempat itu. Salah telah membantu dia mencari kerja.”
Kisah Mohammed Salah terus menjadi perhatian di Eropa sejak dia bergabung dengan Liverpool. Banyak sudah kisah inspirasi dia dalam wawancara dengan media di Liverpool.
Dalam satu wawancara dengan LFC TV dia juga berkisah ketika kecil di Mesir. Kisah seorang kanak-anak yang ingin berjaya dalam sepakbola. Dia bersyukur dengan karunia Tuhan di atas bakat yang melancarkan karier.
Di Antara kisah menarik Mo Salah adalah ketika terpaksa naik hingga 5 buah bus untuk sampai ke pusat latihan yang jauh. Dia berkata kepada LFCTV:
“Awalnya saya bermain untuk klub yang hanya 30 menit daripada kampung saya di Basyoun.”
“Kemudian saya bergabung dengan Tanta, sejam setengah perjalanan. Dari sana saya bergabung dengan pasukan Arab Contractors di Kairo yang jauhnya sekitar 4 jam setengah perjalanan.”
“Saya perlu melalui 4 jam setengah perjalanan untuk ke pusat latihan 5 hari seminggu.”
“Saya perlu sampai ke pusat latihan di Basyoun sebelum pukul 9 pagi. Dan saya akan sampai di rumah pada 22.30 petang.”
“Saya keluar lebih dulu dari sekolah selepas klub saya mengantar surat resmi. Saya hanya masuk sekolah dari pukul 7 sehingga pukul 9 pagi. Dengan itu saya boleh sampai di pusat latihan pukul 14.00 untuk berlatih.”
“Saya hanya ada 2 jam untuk sekolah dan selebihnya di pusat latihan. Saya dapat bayangkan jika saya tidak menjadi pemain sepak bola, pasti semuanya akan susah.”
“Saya berangkat pukul 9 pagi, paling awal saya sampai dalam pukul 2 atau 2.30 siang. Tetapi selalunya 3.30 sore ataupun 4 sore.”
“Saya selesai latihan pukul 18.00 sore dan saya hanya akan sampai di rumah pada pukul 22.00 atau 22.30 malam. Selepas itu makan, tidur, hari seterusnya buat hal yang sama.”
“Saya bukan naik 1 bus saja tetapi 3, 4 atau kadangkala 5 bus barulah saya sampai di pusat latihan dan kemudian balik ke rumah pada malam.”
Mohammed Salah tidak pernah lupa dengan kampung halaman. Mo Salah senantiasa meluangkan masa terutama sekali pada bulan ramadan untuk bersedekah dan menjalani ibadah puasa di sana bila ada kesempatan.
Bagi pemain yang bermain di Eropa seperti dia, memang tak banyak waktu untuk berbuat demikian. Namun dia akan coba ‘mencuri’ kesempatan.
Dia juga dikatakan senantiasa memberikan hadiah kepada anak-anak di kampung pada bulan ramadan.
Salah menjadi idola ramai anak-anak dan juga menjadi hero Mesir yang membantu negaranya ke Piala Dunia 2018 lalu.
Kisah Mohammed Salah ini bisa menjadi inspirasi. Tidak ada yang mustahil jika gigih untuk mencapainya. Dan jangan sesekali lupa asal usul kita.
Mohammed Salah bukan saja menjadi ‘duta’ Mesir di mata dunia malah menjadi duta umat Islam kepada dunia.
Ketika itu Mohammed Salah masih bermain bola di negaranya. Yang menarik perhatian adalah Mohammed Salah telah meminta ayahnya menggugurkan tuduhan dan memberikan pencuri itu sejumlah uang.
BACA BERITA LAINNYA
Laga Ini Hasilkan Keputusan No Goal Paling Tipis, Hitungan Milimeter Saja!
Laga Ini Hasilkan Keputusan No Goal Paling Tipis, Hitungan Milimeter Saja!
Peristiwa ini diceritakan sendiri oleh ayahnya ketika Mohammed Salah masih di Alexandria.
BACA VIRAL LAINNYA
Ini Maksud Di Balik Pemain Bola Tutup Mulut Pas Bicara
Ini Maksud Di Balik Pemain Bola Tutup Mulut Pas Bicara
Kisah Mohammed Salah terus menjadi perhatian di Eropa sejak dia bergabung dengan Liverpool. Banyak sudah kisah inspirasi dia dalam wawancara dengan media di Liverpool.
Di Antara kisah menarik Mo Salah adalah ketika terpaksa naik hingga 5 buah bus untuk sampai ke pusat latihan yang jauh. Dia berkata kepada LFCTV:
“Kemudian saya bergabung dengan Tanta, sejam setengah perjalanan. Dari sana saya bergabung dengan pasukan Arab Contractors di Kairo yang jauhnya sekitar 4 jam setengah perjalanan.”
“Saya perlu melalui 4 jam setengah perjalanan untuk ke pusat latihan 5 hari seminggu.”
“Saya perlu sampai ke pusat latihan di Basyoun sebelum pukul 9 pagi. Dan saya akan sampai di rumah pada 22.30 petang.”
“Saya keluar lebih dulu dari sekolah selepas klub saya mengantar surat resmi. Saya hanya masuk sekolah dari pukul 7 sehingga pukul 9 pagi. Dengan itu saya boleh sampai di pusat latihan pukul 14.00 untuk berlatih.”
“Saya hanya ada 2 jam untuk sekolah dan selebihnya di pusat latihan. Saya dapat bayangkan jika saya tidak menjadi pemain sepak bola, pasti semuanya akan susah.”
“Saya berangkat pukul 9 pagi, paling awal saya sampai dalam pukul 2 atau 2.30 siang. Tetapi selalunya 3.30 sore ataupun 4 sore.”
“Saya selesai latihan pukul 18.00 sore dan saya hanya akan sampai di rumah pada pukul 22.00 atau 22.30 malam. Selepas itu makan, tidur, hari seterusnya buat hal yang sama.”
“Saya bukan naik 1 bus saja tetapi 3, 4 atau kadangkala 5 bus barulah saya sampai di pusat latihan dan kemudian balik ke rumah pada malam.”
Mohammed Salah tidak pernah lupa dengan kampung halaman. Mo Salah senantiasa meluangkan masa terutama sekali pada bulan ramadan untuk bersedekah dan menjalani ibadah puasa di sana bila ada kesempatan.
Bagi pemain yang bermain di Eropa seperti dia, memang tak banyak waktu untuk berbuat demikian. Namun dia akan coba ‘mencuri’ kesempatan.
Dia juga dikatakan senantiasa memberikan hadiah kepada anak-anak di kampung pada bulan ramadan.
Salah menjadi idola ramai anak-anak dan juga menjadi hero Mesir yang membantu negaranya ke Piala Dunia 2018 lalu.
Kisah Mohammed Salah ini bisa menjadi inspirasi. Tidak ada yang mustahil jika gigih untuk mencapainya. Dan jangan sesekali lupa asal usul kita.
Mohammed Salah bukan saja menjadi ‘duta’ Mesir di mata dunia malah menjadi duta umat Islam kepada dunia.