Kebenaran itu terkadang menyakitkan, pemirsa! Masih ingat?
Dalam beberapa hari terakhir, jagad dunia maya diramaikan curahan hati beberapa pengunjung konser Dewa 19 di JIS. Mayoritas mengeluh fasilitas penunjang yang tidak layak. Contoh, pintu keluar-masuk, area parkir, hingga akses jalan.
Kocak! Unggul 8 poin di La Liga, Barcelona Ejek Real Madrid
"Untuk menggelar sebuah pertandingan FIFA yang mengundang animo penonton sangat banyak, perlu dilakukan simulasi terkait jumlah penonton mulai dari 25%, 50%, 75%, 100% dari perhitungan maximum safety capacity," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi, di situs resmi PSSI ketika itu.
Desain dekade 50-an vs 2020-an. GBK meski jadul, tp landscap alur crowd controlnya jauh lebih tertata. Bisa diakses dr delapan penjuru. Sementara JIS cuman dua jalur aksesnya. Yg satu malah digiring nyebur rame2 ke danau cincin. ? pic.twitter.com/xKqkpHJWvm
— Ken Aryadharma (@ken_aryadharma) February 5, 2023
"Itu juga terkait dengan plafon (langit-langit) yang rendah karena bus tidak bisa masuk. Bisa jadi bus tim tamu dan tim tuan rumah berhenti di area umum, tidak di area sebagaimana mestinya yang sudah diatur. Nah kalau kita paksakan pasti akan menjadi catatan FIFA," ungkap Yunus Nusi.
Sayangnya kebenaran yang diungkapkan PSSI justru menjadi bulan-bulanan warganet. Para pemuja JIS maupun buzzer Anies Baswedan ramai-ramai menyerang dan memojokkan PSSI. Ketika itu, mereka menilai PSSI telah bermain politik dan disusupi lawan politik mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Kini, dengan keluhan pengunjung konser Dewa 19 yang viral, ini harus membuka mata semua orang bahwa sepakbola harus dijauhkan dari urusan politik.
Luh pada ngeluh aksesibilitas JIS? Neeeh gua dan 75.000 orang lainnya dapet free wahana Benteng Takeshi, lengkap sama Tuan Yamada nya juga (+seliat gua ada 3 orang nyebur got) ?
— opal (@nopaall) February 6, 2023
But overall semua kebayar dengan 32 lagu nya Dewa 19 ?? pic.twitter.com/rBtnPiGMAe