Buang-buang duit rakyat saja..
Jakarta International Stadium (JIS) masih menuai kontroversi. Meski sudah berdiri dan digunakan, banyak pihak menyoroti stadion yang rencanana bakal jadi kandang Persija Jakarta itu. Yang paling baru adalah penonton konser musik Dewa 19, akhir pekan lalu.

Grup band papan atas, Dewa 19, menggelar konser yang dibanjiri keluhan penonton. Bukan tentang performa Ahmad Dhani dkk, melainkan lokasinya yang dinilai membawa masalah baru.

Dalam beberapa hari terakhir, ramai di media sosial keluhan para penonton yang menganggap fasilitas pendukungnya kurang layak. Mulai dari akses keluar-masuk yang terbatas dan berbahaya jika terjadi kerusuhan hingga tempat parkir maupun jalanan yang sangat buruk.

Apa yang diungkapkan pengunjung konser musik sejatinya sudah pernah diungkapkan PSSI. Beberapa bulan lalu, otoritas tertinggi sepakbola di Indonesia itu sempat melakukan verifikasi ketika ingin menjadikan JIS kandang Persija Jakarta di BRI Liga 1 2022/2023.

PSSI kembali melakukan verifikasi saat tim nasional Indonesia akan menjalani FIFA matchday melawan timnas Curacao. Hasil pemeriksaan PSSI sangat jelas menyatakan JIS tidak layak. Poin-poinnya sama dengan yang dikeluhkan para pengunjung konser musik akhir pekan lalu.

Sayangnya masukan PSSI ditanggapi negatif pendukung Persija Jakarta, pengemar JIS, maupun buzzer Anies Baswedan. Mereka menuduh PSSI bermain politik.



Pertanyaannya, stadion macam apa JIS ini? Melihat sejarahnya, JIS adalah fasilitas negara yang pembangunannya sudah direncanakan sejak zaman Sutiyoso dan Fauzi Bowo. Proyek ini kemudian sempat tersendat saat Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama karena ada gugatan hukum ke Mahkamah Agung (MA).

Proyek ini setelah di era Anies Baswedan. JIS diresmikan pada Juli 2022. Pembangunan JIS dilaporkan menelan biaya hingga Rp5 triliun. Kapasitasnya, 82.000 penonton dan bertipe stadion sepakbola tanpa lintasan atletik. Stadion ini juga memiliki atap yang bisa buka-tutup.

Tidak hanya itu, biaya perawatan dan operasional JIS mencapai Rp 60 miliar per tahun. Dana itu untuk pemeliharaan, operational housekeeping, keamanan, mechanical, dan listrik.

Kini, layak ditunggu bagaimana nasib JIS ke depan.