Masih ingat PSMP Mojokerto Putra dan Farmel FC?
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023), akhirnya berakhir dengan terpilihnya 12 anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Selain keberadaan orang-orang lama, dua nama baru juga kontroversial. Mereka diduga terlibat skandal sepakbola di masa lalu.

Pemilihan Anggota Exco PSSI berjalan dalam dua tahap. Tahap pertama memilih tujuh nama, ditambah lima nama lain pada tahap kedua sehingga tercapai 12 nama.

Pada fase pertama terpilih Eko Setiawan, Endri Eriawan, Juni Rahman, Muhammad, Rudi Yulianto, Sumardji, dan Vivin Cahyani. Kemudian pada tahap kedua terpilih lima nama berikutnya. Mereka Pieter Tanuri, Arya Sinulingga, Khairul Anwar, Ahmad Riyadh, dan Hasnuryadi Sulaeman.

Mereka melengkapi susunan kepengurusan PSSI yang baru di bawah Erick Thohir dengan dibantu Wakil Ketua Umum Ratu Tisha Destria dan Zainudin Amali.

Meski keberadaan Erick Thohir dan Ratu Tisha Destria cukup menggembirakan, beberapa anggota Exco lama masih bercokol dengan nyaman. Sebut saja Endri Eriawan, Juni Rahman, Vivin Cahyani, Pieter Tanuri, Ahmad Riyadh, dan Hasnuryadi Sulaeman.

Tapi, bukan hanya muka lama, dua Anggota Exco baru juga punya catatan kurang bagus di masa lalu. Mereka adalah Eko Setiawan dan Muhammad. Eko Setiawan berasal dari Farmel FC. Sedangkan Muhammad utusan Putra Delta Sidoarjo.



Skandal penalti PSMP Mojokerto Putra di Liga 2 2018

Apa masalahnya? Jika anda ingat, pada 2018 di babal delapan besar Liga 2, ada skandal menggemparkan ketika pemain PSMP Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma, sengaja membuang kesempatan mencetak gol lewat titik penalti di injury time melawan Aceh United.

Pertandingan itu akhirnya dimenangkan Aceh United 3-2. Kemenangan Aceh United otomatis menutup peluang PSMP Mojokerto Putra ke semifinal. Padahal, jika Krisna Adi Darma sukses, PSMP Mojokerto Putra lolos, dan tidak menutup kemungkinan promosi ke Liga 1.

Saat itu, Krisna Adi Darma mengaku mendapatkan instruksi dari manajer PSMP Mojokerto Putra untuk tidak mencetak gol. "Sebelum pertandingan, sekitar pukul 12 (siang), itu semua pemain, pelatih dibreafing sama manajer," ujar Krisna Adi Darma ketika itu.

"Babak pertama dibuat skor sekian dulu, nanti babak kedua skor sekian. Terus nanti babak kedua, melihat hasil dari Kalteng Putra melawan Semen Padang. Saya masuk menit-menit akhir. Saat dapat penalti itu. Saya ambil minum. Kita diinstruksi, itu dibilangin suruh tidak masuk," tambah Krisna Adi Darma.

Lalu, apa hubungannya dengan Muhammad. Pria yang biasa disapa Memet itu merupakan pengurus teras PSMP Mojokerto Putra. Dia salah satu manajer tim. Apakah dia yang memerintahkan atau Vigit Waluyo, Krisna Adi Darma tidak menyebut nama.

"Semua pemain tahu. Breafingnya semua pemain dikumpulkan. Ketika pertandingan lawan Aceh (United). Semua pemain, sama pelatih-pelatihnya dikumpulkan semua. Dibreafing bareng. Enggak tahu manajer dari siapa, dari siapa lagi saya kurang tahu," tutup Krisna Adi Darma.



Pertandingan kontroversial Farmel FC di Liga 3

Musim lalu, pertandingan Liga 3 Nasional yang mempertemukan Persikota Tangerang dengan Farmel FC menjadi pembicaraan seluruh dunia. Pasalnya, sejumlah keputusan wasit merugikan klub milik Prily Latuconsina itu. Akibatnya, Bayi Ajaib memutuskan mundur dan dihukum kalah WO 0-3.

Sebelum melawan persikota, pertandingan aneh juga dijalani Farmel FC melawan Bandung United. Saat itu, wasit Andri Novendra memberikan empat kartu merah kepada Bandung United. Dalam keadaan yang sudah kecewa dan tidak bersemangat bermain, Bandung United bahkan membiarkan gawangnya dibobol Farmel FC.

Ada lagi saat Farmel FC melawan NZR Sumbersari yang berakhir dengan kericuhan. Kerusuhan yang sempat viral di media sosial ini karena gol Farmel FC yang dicetak Abdillah Shafa Andika lewat titik putih.

Kepemimpinan wasit kala itu, Kevin Keegan Jarona, menjadi sorotan karena dianggap sebagai penyebab kerusuhan. Bahkan, sejumlah pemain dan ofisial NZR Sumbersari sempat mengeroyok wasit serta dua asistennya.

Selain itu, pertandingan Farmel FC melawan PSBL Langsa juga menuai kontroversi. Laga yang berakhir 4-1 itu tercipta setelah dua gol di antaranya berasal dari titik putih. Lagi-lagi, wasit dianggap sebagai biang kerok kekacauan yang menguntungkan Farmel FC. Apalagi, klub dari Banten itu kemudian promosi ke Liga 2 2022/2023.

Jadi, apa hubungan Farmel FC dengan Eko Setiawan? Klub yang berdisi pada 2021 itu adalah milik sang anggota baru Exco PSSI. 

"Soal wasit, saya juga katakan di level Liga 1 saja banyak yang terjadi missed. Jadi, saya sedih dan kecewa kalau kami dituduh bayar wasit dan bermain untuk menang. Semua pemain dan ofisial, saya meminta mereka tak mempedulikan omongan apa pun termasuk yang diramaikan netizen," kata Eko Setiawan membela diri, saat itu.