Tidak perlu panik, ini hanya uji coba..
Timnas U-20 mendapatkan beberapa pelajaran menarik dari Turnamen Mini U-20 yang sedang dijalani di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Jika kontrol emosi menjadi pelajaran melawan Fiji U-20, maka saat bertemu Selandia Baru U-20, ada banyak hal yang bisa dipetik. Bukan semata soal finishing.
Setelah mengalahkan Fiji U-20, timnas U-20 harus menelan pil pahit kekalahan 1-2 dari Selandia Baru pada pertandingan kedua. Selanjutnya, Guatemala U-20 menanti.
Kalah dan menang dalam pertandingan sepakbola adalah hal biasa. Apalagi, ini hanyalah uji coba internasional untuk melihat sejauh mana anak-anak muda Indonesia mempersiapkan kemampuan terbaik menghadapi Piala AFC U-20 2023 dan Piala Dunia U-20 2023.
Statistik pada dua pertandingan itu menunjukkan timnas U-20 sebenarnya tidak tampil jelek. Garuda Muda mendominasi penguasaan bola sejak menit pertama hingga bubaran.
Bedanya, saat melawan Fiji, lini depan Garuda Muda luar biasa saat melakukan eksekusi-eksekusi ke gawang. Sebaliknya, ketika berjumpa dengan Selandia Baru, gelombang serangan timnas U-20 selalu mampu dipatahkan kiper lawan maupun mistar gawang.
Selepas pertandingan, Shin Tae-yong mengeluhkan finishing sebagai titik lemah timnas U-20. "Seharusnya ketika dapat peluang bagus, kami bisa mencetak gol, nyatanya tidak," ujar pelatih asal Korea Selatan itu dalam sesi konferensi pers.
Benarkah finishing jadi masalah utama timnas U-20? Bisa ya, bisa juga tidak. Jika melihat peluang yang didapat lawan Selandia Baru, pendapat Shin Tae-yong ada benarnya. Tapi, jika berkaca pada hasil duel dengan Fiji, finishing bukan faktor utama.
Lalu, apa? Jika mau jujur, titik lemah ada di koordinasi lin belakang. Seperti senior-senior mereka, para pemain belakang timnas U-20 kurang solid saat menggalang pertahanan. Komunikasi tidak berjalan sesuai harapan dan para pemain belakang mudah panik.
Dua gol Selandia Baru menjadi bukti bahwa pertahanan harus diperbaiki. Begitu pula beberapa peluang Fiji yang tercipta pada pertandingan pertama.
"Memang saat ini tim belum sempurna, dan penting juga membawa hasil baik. Tapi, saya selalu tegaskan agar para pemain bisa berkorban untuk tim. Saya sudah menegaskan kepada pemain soal ini. Jangan banyak alasan dan alih tanggung jawab ke teman," ungkap Shin Tae-yong.
Setelah mengalahkan Fiji U-20, timnas U-20 harus menelan pil pahit kekalahan 1-2 dari Selandia Baru pada pertandingan kedua. Selanjutnya, Guatemala U-20 menanti.
BACA ANALISIS LAINNYA
Darwin Nunez Main Lawan Real Madrid di Liga Champions? Ini Kata Liverpool
Darwin Nunez Main Lawan Real Madrid di Liga Champions? Ini Kata Liverpool
Benarkah finishing jadi masalah utama timnas U-20? Bisa ya, bisa juga tidak. Jika melihat peluang yang didapat lawan Selandia Baru, pendapat Shin Tae-yong ada benarnya. Tapi, jika berkaca pada hasil duel dengan Fiji, finishing bukan faktor utama.
BACA VIRAL LAINNYA
Shin Tae-yong 100 Persen Dukung Pemberantasan Mafia Bola oleh Erick Thohir
Shin Tae-yong 100 Persen Dukung Pemberantasan Mafia Bola oleh Erick Thohir
Dua gol Selandia Baru menjadi bukti bahwa pertahanan harus diperbaiki. Begitu pula beberapa peluang Fiji yang tercipta pada pertandingan pertama.