Selain kualitas, mereka tidak pernah main sejak tragedi Kanjuruhan..
Masa depan timnas U-22 asuhan Indra Sjafri di SEA Games 2023 suram. Pasalnya, mayoritas dari 50 pemain yang didaftarkan ke Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berasal dari Liga 2. Masalahnya, kompetisi kasta kedua itu vakum sejak tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.
Padatnya agenda tim nasional di segala level usia pada 2023 benar-benar membuat Indra Sjafri pusing. Sebagai pelatih timnas U-22, dirinya tidak bisa menggunakan pemain-pemain muda terbaik Indonesia.
Pertama, pemain yang seharusnya tampil di SEA Games 2023 akan berjibaku di Piala Dunia U-20 2023, yang waktunya berdekatan. Kedua, keinginan menggunakan pemain-pemain Liga 1 2022/2023 terbentur jadwal. Banyak klub yang enggan melepas pemain untuk TC timnas U-22.
Dengan kondisi seperti itu, Indra Sjafri otomatis hanya bisa berharap pada pemain-pemain Liga 2 dan beberapa anggota cadangan klub Liga 1. Dari 50 nama untuk terbang ke Kamboja, Indra Sjafri mendaftarkan 29 nama dari Liga 2 dan 21 pemain Liga 1.
Tentu saja, pendukung Indonesia layak pesimistis dengan masa depan Garuda Muda di SEA Games 2023.
Fakta menunjukkan, kualitas pemain Liga 2 pasti berbeda dengan Liga 1. Yang paling parah, pemain-pemain Liga 2 tidak bertanding di kompetisi resmi selama sekitar 4-5 bulan. Ada beberapa pemain yang berlatih dengan klub. Beberapa lainnya latihan mandiri. Bahkan, ada klub yang meliburkan pemainnya.
Masalah semakin rumit karena calon lawan Garuda Muda menggunakan pemain-pemain utama. Vietnam U-22 misalnya, beberapa pemain V.League 1 dan alumnus Vietnam U-20 di Piala AFC U-20 2023 dipanggil Philippe Troussier.
Hal yang sama terjadi pada Malaysia U-22, Thailand U-22, dan Singapura U-22. Begitu pula tuan rumah Kamboja U-22.
Dengan kondisi seperti itu, sudah sewajarnya timnas U-22 tidak dibebani target besar mencetak sejak medali emas pertama untuk kontingen Indonesia sejak SEA Games 1991 di Manila. Melihat materi pemain, timnas U-22 bisa lolos dari fase grup saja sudah bagus.
Padatnya agenda tim nasional di segala level usia pada 2023 benar-benar membuat Indra Sjafri pusing. Sebagai pelatih timnas U-22, dirinya tidak bisa menggunakan pemain-pemain muda terbaik Indonesia.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kasihan! Tak Punya Lawan Uji coba, Timnas U-22 Buka Opsi Lawan Timnas U-20
Kasihan! Tak Punya Lawan Uji coba, Timnas U-22 Buka Opsi Lawan Timnas U-20
Masalah semakin rumit karena calon lawan Garuda Muda menggunakan pemain-pemain utama. Vietnam U-22 misalnya, beberapa pemain V.League 1 dan alumnus Vietnam U-20 di Piala AFC U-20 2023 dipanggil Philippe Troussier.
BACA ANALISIS LAINNYA
Rutin Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia, Ini Statistik Buruk Witan Sulaeman
Rutin Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia, Ini Statistik Buruk Witan Sulaeman
Dengan kondisi seperti itu, sudah sewajarnya timnas U-22 tidak dibebani target besar mencetak sejak medali emas pertama untuk kontingen Indonesia sejak SEA Games 1991 di Manila. Melihat materi pemain, timnas U-22 bisa lolos dari fase grup saja sudah bagus.