Selain Indonesia, ada 8 negara lainnya yang pernah disanksi FIFA...
Keputusan ini tentu disambut dengan rasa kecewa fans sepak bola Indonesia. Betapa tidak, sudah puluhan tahun berlalu sejak terakhir kali Indonesia berlaga di ajang Piala Dunia, meski dalam kategori kelompok usia.
"Berdasarkan hasil pertemuan antara Presiden FIFA, Gianni Infantino dan Presiden PSSI, Erick Thohir, FIFA memutuskan untuk mencabut Indonesia dari status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," bunyi pernyataan resmi tersebut.
"Terkait potensi sanksi yang akan dikenakan pada PSSI akan ditentukan di lain hari. Presiden FIFA dan Presiden PSSI akan menggelar rapat lain untuk membahas hal ini sesegera mungkin." tutup pernyataan resmi FIFA.
Hukuman semacam ini memang sudah sering dijatuhkan oleh FIFA. Bahkan Indonesia pernah merasakannya beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2015.
1. Rusia
Terbaru dan masih segar, FIFA melarang timnas Rusia dan klub Rusia bermain di kompetisi yang berada di bawah naungan mereka. Buktinya, tidak ada Rusia di ajang Piala Dunia 2022 tahun lalu.
Keputusan ini diambil FIFA sebagai bentuk hukuman terhadap Rusia yang terlibat perang dengan Ukraina. Tekanan diterima FIFA dari berbagai negara besar, seperti Inggris, Polandia, dan Swedia yang menolak bermain melawan Rusia.
2. Kenya dan Zimbabwe
Biasanya, FIFA menjatuhkan larangan bermain sementara untuk suatu negara jika pemerintah mengintervensi urusan federasi. Kasus inilah yang dialami Kenya dan Zimbabwe di awal tahun ini.
Menteri olahraga Kenya menutup aktivitas federasi sepak bola Kenya terkait dugaan penyalahgunaan uang. Federasi sepak bola Zimbabwe ditanguhkan oleh pemerintah terkait dugaan pelecehan seksual terhadap wasit wanita.
3. Afrika Selatan
Tahun 1961, FIFA juga pernah menjatuhkan hukuman larangan (banned) terhadap Afrika Selatan. Saat itu memang sedang marak politik anti-apartheid dan gerakan boikot afrika selatan.
FIFA baru mengembalikan hak Afrika Selatan pada tahun 1990, ketika isu politik apartheid sudah dipastikan musnah. Artinya, hukuman FIFA berlangsung selama sekitar 30 tahun.
4. Yugoslavia
Negara ini sudah tidak ada, tapi dahulu Yugoslavia adalah salah satu negara besar di benua Eropa. FIFA dan UEFA pernah menjatuhkan larangan bermain terhadap Yugoslavia untuk Piala Eropa 1992 dan Piala Dunia 1994.
5. Chile
Chile dilarang bermain di babak kualifikasi Piala Dunia 1994. Hukuman ini dijatuhkan FIFA karena sebelumnya, pada edisi 1990, Chile mencoba mencuri slot lolos Brasil.
Insiden ini jadi berita besar pada saat itu. Kiper Chile, Roberto Rojas, pura-pura dihantam flare yang menyebabkan kepalanya berdarah. Pertandingan pun terpaksa dihentikan.
6. Indonesia
Tahun 2015, Indonesia juga pernah dibanned oleh FIFA. Kasusnya umum terjadi, yaitu intervensi pemerintah terhadap federasi sepak bola, yaitu PSSI.
Ini bukan doa, tapi hanya meluruskan aja.
— ??Liga1NeedForeignRefs (@Indostransfer) March 27, 2023
Gak ada korelasinya antara negara yang dibanned FIFA, kemudian pemainnya juga gak boleh bermain di luar negaranya.
Udah banyak case, yang paling dekat dengan kita aja deh
Saat banned FIFA 2015. Dedy Gusmawan aman aja main di Myanmar. https://t.co/cMv2hgheGQ
Hukuman tersebut dicabut FIFA pada tahun 2016, sektiar setahun kemudian. Namun, akibatnya Indonesia tidak bisa bertanding di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019.
7. Kuwait
Pada tahun 2016, Kuwait tidak bisa bertanding di laga kontra Myanmar dalam babak kualifikasi Piala Dunia 208. FIFA sebelumnya juga pernah menjatuhkan hukuman terhadap Kuwait karena adanya intervensi pemerintah.
8. Meksiko
FIFA pernah melarang Meksiko bermain di Piala Dunia 1990 yang dimainkan di Italia. Kasusnya, Meksiko memainkan empat pemain senior di babak Kualifikasi World Youth Championship 1989.
9. Myanmar
Pada tahun 2011, fans Myanmar bertindak anarkis dalam laga kontra Oman di babak kualifikasi Piala Asia. Mereka melempar batu dan botol kaca ke arah wasit, pemain-pemain Oman, dan tentu saja staf pelatih Oman.
Laga terpaksa dihentikan, Oman disahkan menang, dan Myanmar dilarang bermain pada turnamen tahun 2018.