Permintaan maaf Pak Gub ditunggu rakyat Indonesia lho..
Pembatalan Piala Dunia U-20 2023 membuat Gubernur Bali, I Wayan Koster, ikut kecewa. Meski disebut sebagai penyebab FIFA membatalkan penyelenggaraan turnamen sepakbola junior tersebut, politisi PDI Perjuangan tersebut mengaku sedih. Kok, bisa?

Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia karena polemik terkait kehadiran timnas Israel U-20. Salah satunya berasal dari surat penolakan I Wayan Koster.

Fakta menunjukkan, pada 14 Maret 2023, I Wayan Koster mengirim surat ke Kemenpora RI terkait keberatan dirinya kalau Israel datang ke Pulau Dewata. Dia beralasan pada posisi Indonesia yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Akibatnya, FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah. Hukuman juga disebut siap menanti PSSI.

Keputusan kontroversial tersebut diambil FIFA setelah Gianni Infantino bertemu dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di Qatar, Rabu (29/3/2023). FIFA menyebut, situsasi terkini jadi acuan untuk mengambil keputusan. Meski tidak dijelaskan lebih rinci, kemungkinan besar adalah soal polemik Israel.



Lalu, bagaimana tanggapa I Wayan Koster?  Dia memang mengaku kecewa karena Piala Dunia U-20 2023 dibatalkan. Dia tidak berharap hal itu akan terjadi. Tapi, tidak ada perkataan maaf yang keluar dari mulutnya.

"Saya juga tidak berharap atas keputusan FIFA yang membatalkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Saya ucapkan terima kasih yang telah berupaya keras mengupayakan FIFA U-20 (Piala Dunia U-20) di Indonesia tanpa kehadiran Israel," ujar I Wayan Koster kepada media.

Tidak hanya itu, I Wayan Koster juga bersikeras agar FIFA mencoret Israel dari Piala Dunia U-20. "Saya mengajak masyarakat Bali untuk mendoakan bersama agar FIFA tergerak hatinya untuk tetap berlaku adil dengan mencoret Israel, sama dengan sikapnya ketika mencoret Rusia," kata I Wayan Koster.

"Keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia FIFA U-20, menjadi pelajaran yang sangat penting dalam membangun kesadaran bahwa sepakbola Indonesia harus dibangun sebagai bagian supremasi Indonesia, dan hal tersebut harus menyeluruh," ungkap I Wayan Koster.