Contohnya, 2015 saat konflik Israel-Palestina sedang panas.
Pada 2015, sepakbola Israel sebenarnya sempat dibayangi sanksi isolasi FIFA. Saat itu, militer Israel melakukan intervensi kepada sepakbola Palestina. Mereka melarang pertandingan digelar di wilayah Otoritas Palestina.
Namun, pernyataan Jibril Rajoub dan PFA ternyata antiklimaks. Bahkan, layu sebelum berkembang. Ketika voting untuk menentukan hukuman kepada Israel akan digelar, Jibril Rajoub tiba-tiba naik ke podium Kongres FIFA 215. Di sana, dia justru menyatakan mencabut tuntutan kepada IFA.
Ikut SEA Games 2023, Indra Sjafri Bersyukur Park Hang-seo Tak Latih Vietnam Lagi
Dalam pengakuannya, Jibril Rajoub menyebut mendapat bujukan dari puluhan asosiasi sepakbola negara lain. Menurutnya, saat itu sejumlah negara tidak mau Israel terkena sanksi FIFA.
Pengalaman 2015 bisa dijadikan bukti dan pelajaran bahwa menghukum Israel di sepakbola tidak mudah. Ini sama sulitnya dengan penghukum mereka di PBB.
Jadi, mengharapkan Israel dikucilkan dari ekosistem sepakbola internasional adalah hal yang nyaris mustahil.
FIFA hands the President of the Palestinian Football Association Jibril Rajoub a 12-month match suspension and a $20,000 fine following media statements he gave calling on football fans to target the Argentinian Football Association and burn jerseys and pictures of Lionel Messi. pic.twitter.com/PMi18ijT4d
— CNN Football (@CNNFC) August 24, 2018