Masuk grup neraka di
SEA Games 2023 tidak membuat
pelatih timnas Thailand U-22, Issara Sritaro, pusing. Dia tetap optimistis. Sebab, pesta olahraga Asia Tenggara itu bukan tujuan tim asuhannya.
The War Elephants punya misi lolos ke
Olimpiade 2024 di Paris.
Timnas Thailand U-22 akan menghadapi Malaysia, Vietnam, dan Laos dengan dipimpin
Issara Sritaro. Dia mengisi tempat
Mano Polking, yang sepenuhnya fokus ke timnas senior.
Issara Sritaro memiliki karier bermain yang tidak terlalu menonjol. Di usia 30 tahun, dia pensiun, dan menjadi pelatih. Tim pertama yang dipimpinnya adalah Chainat Rangkong pada 2010. Saat itu,
Rangkong Chainat (Chainat Hornbill) ada di Divisi III. Lalu, Issara Sritaro membawa klub itu promosi ke
Thai League 2 dan
Thai League 1 berturut-turut.
Anehnya, presiden klub menilai Issara Sritaro tidak memenuhi syarat untuk menukangi Chainat Hornbill di papan atas kompetisi Thailand. Kemudian
Asosiasi Sepakbola Thailand (FAT) meminta Issara Sritaro melatih
timnas U-23 dan dilanjutkan U-19. Selanjutnya, menjadi asisten
Akira Nishino di timnas senior.
Selama menjadi
asisten Akira Nishino, Issara Sritaro belajar banyak hal selama sekitar dua tahun. Kegagalan di
Kualifikasi Piala Dunia 2022 membuat pelatih asal Jepang dipecat. Begitu pula Issara Sritaro.
Gagal dengan tim senior Thailand, Issara Sritaro ditunjuk menukangi PT Prachuap, yang ketika itu diperkuat pemain Indonesia,
Rudolof Yanto Basna. Ketika datang, PT Prachuap bermain buruk di
Thai League 1 2021/2022. Klub terancam degradasi karena masih menyisakan 13 pertandingan.
Tapi, kehadiran Issara Sritaro mengubah takdir
PT Prachuap. Dia membantu mereka bertahan di kasta elite. Bahkan, PT Prachuap sempat membuat kejutan dengan mengalahkan sang juara liga,
Buriram United, 2-1.
Fans PT Prachuap sebenarnya berharap PT Prachuap terus memimpin tim. Tapi, FAT akhirnya memilih dirinya untuk menukangi
Thailand U-22 dan
Thailand U-23. Tugasnya, menghadirkan medali emas SEA Games 2023. Kemudian,
Kualifikasi Olimpiade 2024 dan lolos ke Paris.