Apakah ini akibat menolak TC jangka panjang?
Timnas U-22 asuhan Indra Sjafri yang akan bertarung di SEA Games 2023 mendapatkan kritikan pedas. Kekalahan 1-2 dari Lebanon U-22 lewat dua gol di menit akhir setelah sempat unggul 1-0 jadi penyebab. Banyak yang menilai Garuda Muda tidak punya fisik yang cukup bermain 90 menit.

Dua pekan jelang SEA Games 2023, timnas U-22 menggelar pertandingan uji coba internasional pertama melawan Lebanon. Sebelumnya, mereka juga menjalani internal game versus Bhayangkara FC.

Yang menarik, pada dua pertandingan itu, timnas U-22 mengalami nasib yang sama. Mereka sama-sama unggul terlebih dulu sebelum akhirnya kena comeback.

Ketika bertemu Bhayangkara FC misalnya, Garuda Muda unggul 1-0 melalui Titan Agung di awal babak pertama. Kemudian, Dendy Sulistyawan mencetak gol penyama kedudukan pada pertengahan babak kedua. Skor akhir 1-1, dan tidak ada yang mempermasalahkannya.
Kini, saat melawan Lebanon, situasinya mirip. Timnas U-22 unggul 1-0 lebih dulu melalui bunuh diri Ali Al Rida Ismail (84). Tapi, Mohamed Mahdi Sabbah (89) Mohammad Nasser (90+7) membuat Rizky Ridho Ramadhani dkk menyerah 1-2.



Dari dua pertandingan itu, dapat ditarik kesimpulan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki. Cara bermain masih buruk. Taktik dan strategi tidak jelas. Pemai masih sering salah passing. Eksekusi cukup mengecewakan. Dan, yang paling penting, fisik serta mental tidak sanggup bermain 90 menit.
Jika diteliti lebih jelas, Garuda Muda selalu berusaha memaksakan penguasa bola dengan mengurung pertahanan Lebanon. Tapi, di sisi lain, fisik mereka cepat habis. Akibatnya, lawan bisa memanfaatkan celah yang terbuka, khususnya fokus dan konsentrasi.

"Hasil ini tentu menjadi catatan untuk evaluasi diri. Semakin dekat dengan SEA Games 2023 membuat kami bisa intropeksi di pertandingan kedua besok Minggu. Semoga bisa lebih baik lagi dan meningkatkan kemampuan terbaik," kata Beckham Putra Nugraha di situs resmi PSSI.