Apalagi Chungbuk baru saja dihajar klubnya Asnawi.
Euforia fans Malaysia melihat Kogileswaran Raj mengikuti jejak Asnawi Mangkualam bermain di K League 2 berakhir sangat cepat. Dari senang, mereka kini menghujat Chungbuk Cheongju karena tidak pernah memainkan Kogi. Apalagi, klub itu baru saja dikalahkan Jeonnam Dragons 0-3.

Kogileswaran Raj alias Mohana Raj adalah gelandang serang yang punya 8 caps untuk Harimau Malaya. Meski akhir-akhir ini terdepak dari timnas karena keberadaan pemain-pemain naturalisasi, Kogileswaran Raj  secara mengejukan justru jadi pemain abroad.

Pada 10 Januari 2023, Kogileswaran Raj diperkenalkan sebagai pemain baru Chungbuk Cheongju di K League 2. Itu membuat dirinya jadi pesepakbola Malaysia pertama di Negeri Ginseng.

Sama seperti kasus Asnawi Mangkualam yang mendapatkan rekomendasi Shin Tae-yong ketika bergabung dengan Ansan Greeners untuk pertama kalinya, Kogileswaran Raj juga disodorkan pelatih asal Korea Selatan. Dia adalah Kim Pan-gon, nakhoda Harimau Malaya.

Namun, yang membedakan adalah nasib. Sejak pertama kali datang ke Korea Selatan, Asnawi Mangkualam langsung mendapatkan kesempatan bermain. Dan, dia menunjukkan penampilan bagus.

Sebaliknya, Kogileswaran Raj harus bersabar lebih lama. Sejak kedatangannya ke Cheongju Stadium, dia baru bermain satu kali. Itu di Piala FA Korea melawan Jungnang Chorus Mustang, 29 Maret 2023.

Tapi, setelah kemenangan 3-0 di bersajarah tersebut, Kogileswaran Raj lebih banyak duduk di tribun. Contohnya, saat Chungbuk Cheongju dikalahkan Jeonnam Dragons 0-3 pada laga lanjutan K League 2, Sabtu (15/4/2023). Ketika Asnawi Mangkualam menari-nari di lapangan, Kogileswaran Raj duduk manis di depan layar televisi di apartemennya.

Ini membuat penggemar Malaysia marah. Mereka membanjiri akun media sosial Instagram Chungbuk Cheongju dengan berbagai kecaman. Mayoritas mempertanyakan mengapa Kogileswaran Raj sama sekali tidak diberi kesempatan bermain di K League 2.

Ada juga yang menyebut tujuan utama mengontrak Kogileswaran Raj adalah marketing. Bahkan, ada yang menyamakannya dengan kasus Pratama Arhan di Tokyo Verdy.