Pemain diaspora silakan memperkuat timnas Indionesia.
Perdebatan lama terkait pentingnya naturalisasi pemain keturunan mendapatkan respons Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Penerus Iwan Bule itu memastikan tidak ada yang berubah tentang kebijakan itu. Bahkan, dia menyebut diaspora memiliki hak untuk terlibat langsung dalam peningkatkan prestasi olahraga Indonesia.
Sejak lama naturalisasi jadi salah satu kata sensitif di sepakbola Indonesia. Banyak yang setuju. Tapi, beberapa lainnya menentang.
Awalnya, naturalisasi di Indonesia memang asal-asalan. Semua pemain yang ingin berganti paspor diakomodasi. Akibatnya, ada banyak legiun asing yang menjadi WNI demi menyiasati kuota pemain lokal. Mayoritas pesepakbola berusia senja yang tidak produktif lagi.
Tapi, sejak Zainudin Amali menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, kebijakan naturalisasi diperketat. Pemerintah dan PSSI pimpinan Iwan Bule sepakat hanya pemain keturunan, berusia produktif, dan untuk kepentingan timnas Indonesia yang bisa difasilitasi.
Hasilnya, orang-orang seperti Elkan Baggott, Sandy Walsh, Ivar Jenner, Jordi Amat, Shayne Pattynama, hingga Rafael Struick.
Sebagai Ketua Umum PSSI yang baru, Erick Thohir juga sadar betul bahwa potensi pemain-pemain keturunan tidak bisa dikesampingkan. Menteri Negara BUMN itu menyatakan pencarian atlet diaspora tidak boleh terfokus pada satu atau dua negara saja.
"Kemarin saya di Hannover, di Jerman, ada beberapa orang diaspora (bertanya), 'pak anak saya gimana ini bisa main timnas Indonesia gak?' Silakan kalau memang mau. Selama ini kan dari Belanda. Ternyata, diaspora kita di Jerman banyak. Ada puluhan ribu. Kemarin renang dapat (emas). Jadi bisa, banyak," ujar Erick Thohir kepada awak media.
Erick Thohir juga mencontohkan diaspora Indonesia dari Amerika Serikat yang sukses dinaturalisasi. "Di Amerika Serikat kemarin banyak diaspora yang basket. Sudah ada Arki (Dikania Wisnu), Mario Wuysang. Kemarin, tambah lagi dua, tiga, orang," ujar mantan pemilik DC United.
"Itulah mengapa diaspora harus dilibatkan untuk pembangunan olahraga nasional juga. Mereka bangsa kita kok," tambah Erick Thohir.
Jadi, layak ditunggu pemain-pemain naturalisasi berikutnya yang berasal dari jalur keturunan. Pasalnya, saat ini ada banyak pesepakbola berdarah Indonesia yang berkompetisi di Eropa, Amerika, Asia. Mereka menunggu kesempatan terpantau dan dihubungi PSSI.
Sejak lama naturalisasi jadi salah satu kata sensitif di sepakbola Indonesia. Banyak yang setuju. Tapi, beberapa lainnya menentang.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Profil Titan Agung, Anak Baru Timnas U-22 SEA Games 2023 Dituduh Pemain Titipan
Profil Titan Agung, Anak Baru Timnas U-22 SEA Games 2023 Dituduh Pemain Titipan
"Kemarin saya di Hannover, di Jerman, ada beberapa orang diaspora (bertanya), 'pak anak saya gimana ini bisa main timnas Indonesia gak?' Silakan kalau memang mau. Selama ini kan dari Belanda. Ternyata, diaspora kita di Jerman banyak. Ada puluhan ribu. Kemarin renang dapat (emas). Jadi bisa, banyak," ujar Erick Thohir kepada awak media.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Profil Beckham Putra Nugraha, Calon Playmaker Timnas U-22 di SEA Games 2023
Profil Beckham Putra Nugraha, Calon Playmaker Timnas U-22 di SEA Games 2023
"Itulah mengapa diaspora harus dilibatkan untuk pembangunan olahraga nasional juga. Mereka bangsa kita kok," tambah Erick Thohir.