Ternyata bukan kaleng
Sepakbola di Asia Tenggara mulai berkembang. Tiap-tiap negara mulai terbuka dan menyadari pentingnya memiliki pelatih dengan jam terbang teruji dan memiliki nama besar.
Jika Timnas Indonesia punya Shin Tae-yong, maka Timnas Myanmar tak mau ketinggalan dengan mempercayakan kursi kepelatihan pada Michael Feichtenbeiner.
Seperti apa kiprahnya di dunia kepelatihan?
Sama halnya dengan Shin Tae-yong, Timnas Myanmar menugasi Michael Feichtenbeiner untuk memegang tidak saja Timnas senior tapi juga kelompok umur. SEA Games 2023 menjadi turnamen pertama bagi Michael Feichtenbeiner.
Merujuk Transfermarkt pelatih berusia 62 tahun itu ternyata pernah menangani Timnas Jerman kelompok umur dari U-15 hingga U-17 selama 4 tahun dari 2015-2019.
Mundur beberapa tahun sebelum itu, Michael Feichtenbeiner ternyata pernah bersinggungan dengan sepak bola Indonesia.
Michael Feichtenbeiner pernah melatih Bintang Medan FC pada musim 2010-2011 di era Liga Primer Indonesia (LPI). Sebelum itu sosok berkacamata itu juga sempat melatih juara BRI Liga 1 2022/23, PSM Makassar, namun hanya singkat.
"Saya pernah melatih PSM. Hampir dua bulan. Kemudian, Arifin Panigoro (Chairman LPI) meminta saya untuk menangani Bintang Medan pada 2010," ujarnya dalam sesi konferensi pers dilansir dari Zingnews.
Namun kiprah Michael Feichtenbeiner di Bintang Medan lama imbas LPI yang berhenti di tengah jalan, dan tak lama juga dirinya memutuskan untuk hengkang dari Indonesia
Setelah sempat menjadi talent scouting untuk klub raksasa Liga Skotlandia, Celtic FC, memoles klub lokal Jerman, FC Liefering, hingga melatih klub Liga Super Malaysia, Selangor FC, dan petualangan barunya baru saja berlanjut dengan menerima tawaran kontrak dua tahun, alias sampai 2025 dari Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF).
Dari pengalamannya itu Michael Feichtenbeiner mengambil kesimpulan kalau di level Asia Tenggara, Indonesia punya potensi lebih untuk maju.
"Saya rasa setelah mencicipi sepak bola di Malaysia, tiga tahun di Selangor, Indonesia adalah power house di sepak bola ASEAN, fans-nya hebat dam potensi pemain mudanya bagus," akuinya.
"Indonesia butuh struktur dan akademi yang bagus, setelah itu waktu akan menjawab. Kalau semua itu dilakukan dengan baik, Indonesia bisa melangkah jauh di sepak bola Asia," pungkasnya.
Jika Timnas Indonesia punya Shin Tae-yong, maka Timnas Myanmar tak mau ketinggalan dengan mempercayakan kursi kepelatihan pada Michael Feichtenbeiner.
BACA BERITA LAINNYA
Tampil Impresif, Ketiga Pemain Asing Ini Kontraknya Diperpanjang Madura United
Tampil Impresif, Ketiga Pemain Asing Ini Kontraknya Diperpanjang Madura United
Michael Feichtenbeiner pernah melatih Bintang Medan FC pada musim 2010-2011 di era Liga Primer Indonesia (LPI). Sebelum itu sosok berkacamata itu juga sempat melatih juara BRI Liga 1 2022/23, PSM Makassar, namun hanya singkat.
Setelah sempat menjadi talent scouting untuk klub raksasa Liga Skotlandia, Celtic FC, memoles klub lokal Jerman, FC Liefering, hingga melatih klub Liga Super Malaysia, Selangor FC, dan petualangan barunya baru saja berlanjut dengan menerima tawaran kontrak dua tahun, alias sampai 2025 dari Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF).
"Saya rasa setelah mencicipi sepak bola di Malaysia, tiga tahun di Selangor, Indonesia adalah power house di sepak bola ASEAN, fans-nya hebat dam potensi pemain mudanya bagus," akuinya.
"Indonesia butuh struktur dan akademi yang bagus, setelah itu waktu akan menjawab. Kalau semua itu dilakukan dengan baik, Indonesia bisa melangkah jauh di sepak bola Asia," pungkasnya.