Filosofi Shin Tae-yong mulai diikuti pelatih lokal. Mantap!
Timnas U-22 Indonesia mendapatkan kemenangan kedua di SEA Games 2023. Skor 5-0 atas Myanmar juga membuat Garuda Muda mempertahankan clean sheets yang dihasilkan di laga pertama melawan Filipina. Konon, salah satu kunci keberhasilan ini adalah sistem rotasi yang diterapkan Indra Sjafri.

Indra Sjafri memimpin anak-anak muda Indonesia menghadapi timnas Myanmar U-22 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamis (4/5/2023) sore.

Garuda Muda bermain dominan sejak awal laga. Lima gol Indonesia dilesakkan Marselino Ferdinan pada menit kesembilan, Ramadhan Sananta (31 pen, 60), Fajar Fathur Rahman (73), dan Titan Agung (87). Kemenangan yang cukup penting mengingat Kamboja ditahan imbang Filipina di laga sebelumnya.

Berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, taktik rotasi yang diterapkan berjalan sukses. Faktanya, Indra Sjafri sudah menurunkan 14 pemain di starting line-up dalam dua laga awal. Bahkan, hanya dua pemain yang belum sempat tampil, yaitu Adi Satryo dan Komang Teguh Trisnanda.

Saat melawan Myanmar misalnya, Direktur Teknik PSSI itu memainkan empat pemain yang tidak tampil melawan Filipina di starting line-up. Mereka adalah Bagas Kaffa, Muhammad Ferarri, Taufany Muslihuddin, dan Fajar Fathur Rahman.

Indra Sjafri juga melakukan modifikasi. Contohnya, Bagas Kaffa menggantikan Ilham Rio Fahmi, Muhammad Ferarri menggantikan Alfeandra Dewangga, Taufany Muslihuddin menggantikan Beckham Putra Nugraha, dan Fajar Fathur Rahman menggantikan Jeam Kelly Sroyer.

Tidak hanya itu, Alfeandra Dewangga yang main sebagai bek bersama Rizky Ridho Ramadhani melawan Filipina dimajukan ke tengah mengisi tempat Ananda Raehan.

"Ini pertandingan kedua dari kami. Sesuai rencana, pertandingan pertandingan di grup akan ada rotasi pemain. Bukan dalam rangka recovery, karena recovery kita cukup panjang. Tapi, dalam rangka mencari dream team. Untuk nanti Insya Allah tampil di semifinal dan final," kata Indra Sjafri, dilansir situs resmi PSSI.

Tentu saja ini mengejutkan. Sebab, selama ini Indra Sjafri dan banyak pelatih lokal Indonesia sangat alergi rotasi. Mereka akan menggunakan pemain yang "itu-itu saja" sehingga sangat mudah dibaca.