Jangan sampai AFC yang menghukum lho..
Beda dengan Asosiasi Sepakbola Thailand (FAT) yang memutuskan menghukum pemain dan ofisial timnas Thailand U-22 akibat kericuhan di final SEA Games 2022, PSSI memilih jalur berbeda. Keputusan PSSI tidak menghukum pemain yang terlibat memunculkan tanda tanya dari banyak pihak.
Final SEA Games 2023 akan dikenang dalam sejarah sebagai pertandingan SEA Games paling panas. Banjir kartu terjadi. Perkelahian massal pecah. Kemenangan dramatis dihasilkan.
Akibat tensi yang panas itu, FAT memutuskan menghukum sejumlah pemain dan ofisial dengan hukuman bervariasi. Selain denda, mereka mendapatkan skorsing 6 bulan hingga 1 tahun larangan memperkuat tim nasional di berbagai kelompok umur.
Terkait hukuman yang didapat pemain dan ofisial Thailand, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengapresiasi langkah FAT. Tapi, dia tidak mau berkomentar lebih jauh karena bukan otoritas PSSI.
"Saya sangat respek dengan FA Vietnam dan Thailand. Juga FA negara-negara mana pun yang kemarin selama SEA Games, sangat berhubungan baik dengan saya. Dan, saya apresiasi dengan FA Thailand yang memang ada mekanisme sendiri. Tapi, saya tidak mau ikut campur," ujar Erick Thohir, dilansir Antaranews.
Sayang, langkah sportif FAT tidak diikuti PSSI. Otoritas tertinggi sepakbola Indonesia memilih tidak menghukum pemain-pemain yang terlibat dalam kericuhan. Contohnya, Komang Teguh Trisnanda yang mendapat kartu merah dan Titan Agung yang terlibat adu pukul dengan ofisial Thailand.
Begitu pula dengan pemain Indonesia yang berlari di depan banch Thailand dengan bendera Merah-Putih saat wasit meniup peluit di menit 90+7, yang membuat Indonesia salah paham.
"Yang diintervensi kita kok? Kenapa kita mesti hukum diri kita? Jadi, ya tentu kita harus ada koreksi. Tapi, kalau menghukum mereka (Komang dan Titan) tidak mengintervensi. Itu tindakan provokasi yang saya rasa ada yang bisa ditoleransi atau tidak," ungkap Erick Thohir.
Meski PSSI membela diri dengan menyebut provokasi dilakukan Thailand, fakta menunjukkan hal lain. Dari rekaman video yang viral di media sosial, terlihat seorang pemain Indonesia dengan bendera Merah-Putih lari ke bench Thailand. Itu terjadi di menit 90+7 saat dikira laga sudah berakhir.
Aksi pemain tersebut kemudian memantik emosi pemain-pemain tim Gajah Perang untuk membalas. Lalu, terciptalah pemandangan memalukan tersebut.
Kini, insiden itu sudah diselidiki AFC. Sebagai otoritas sepakbola yang lebh tinggi dari PSSI, AFC tampaknya akan bersikap lebih tegas, berani, dan netral. Rekaman pertandingan telah dikumpulkan, dan bukan tidak mungkin akan ada kubu Garuda Muda yang mendapatkan sanksi disiplin.
Final SEA Games 2023 akan dikenang dalam sejarah sebagai pertandingan SEA Games paling panas. Banjir kartu terjadi. Perkelahian massal pecah. Kemenangan dramatis dihasilkan.
BACA ANALISIS LAINNYA
Mampukah Pratama Arhan dkk Lolos Piala AFC U-23 2024? Ini Kata Indra Sjafri
Mampukah Pratama Arhan dkk Lolos Piala AFC U-23 2024? Ini Kata Indra Sjafri
Begitu pula dengan pemain Indonesia yang berlari di depan banch Thailand dengan bendera Merah-Putih saat wasit meniup peluit di menit 90+7, yang membuat Indonesia salah paham.
BACA FEATURE LAINNYA
Belum Lawan Lemparan ke Dalam Pratama Arhan, Andres Iniesta Tinggalkan Vissel Kobe
Belum Lawan Lemparan ke Dalam Pratama Arhan, Andres Iniesta Tinggalkan Vissel Kobe
Meski PSSI membela diri dengan menyebut provokasi dilakukan Thailand, fakta menunjukkan hal lain. Dari rekaman video yang viral di media sosial, terlihat seorang pemain Indonesia dengan bendera Merah-Putih lari ke bench Thailand. Itu terjadi di menit 90+7 saat dikira laga sudah berakhir.
Kini, insiden itu sudah diselidiki AFC. Sebagai otoritas sepakbola yang lebh tinggi dari PSSI, AFC tampaknya akan bersikap lebih tegas, berani, dan netral. Rekaman pertandingan telah dikumpulkan, dan bukan tidak mungkin akan ada kubu Garuda Muda yang mendapatkan sanksi disiplin.