Anehnya, China justru lawan Myanmar dan Palestina.
Banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa timnas Argentina akan bermain di Beijing, China. Tapi, lawannya Australia. Bukankah seharusnya Lionel Messi dkk menghadapi timnas China? Ternyata, ada alasan politik. Apa itu?

Juara Piala Dunia 2022, Argentina, telah memastikan bakal melakukan Tur Asia pada FIFA Matchday edisi Juni 2023. La Albiceleste melawan The Socceroos di Worker's Stadium, Beijing, 15 Juni 2023. Empat hari kemudian bertemu timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Ini aneh. Sebab, pada agenda FIFA yang sama, China justru menghadapi lawan lain. The Dragon's Team dijadwalkan melawan timnas yang peringkatnya lebih rendah, Myanmar (16 Juni 2023) dan Palestina (20 Juni 2023). Semuanya digelar di Barracuda Bay Football Stadium, Dalian.

Bukan hanya aneh, Australia vs Argentina di Negeri Tirai Bambu juga menuai kontroversi. Asosiasi Sepakbola Australia (Football Australia) dikecam karena ada muatan politik dalam pertandingan ini.

Kritik hadir setelah Football Australia dianggap tak konsisten menyuarakan HAM. Sebab, mereka justru menerima undangan China yang dituduh melakukan beberapa pelanggaran HAM. Contohnya, Uigur, Hongkong, Tibet, hingga penahanan dua jurnalis Australia, Cheng Lei dan Yang Hengjun.

Wajah ini berbeda 180 derajat dengan apa yang ditampilkan Austrlia selama Piala Dunia 2022. Saat itu, mereka aktif mengkritik tuan rumah Qatar terkait banyaknya pekerja migran yang meninggal dan larangan  LGBT.

"Kami sangat percaya bahwa melakukan bisnis seperti biasa dengan China membantu kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida terhadap Uighur," ujar Presiden Komunitas Uigurs Victoria, Australia, Alim Osman, kepada Sydney Morning Herald.

Mantan kapten The Socceroos, Craig Foster, juga tak kalah garang. Dia berharap protes dilakukan terkait penahanan Cheng Lei dan Yang Hengjun.

"Jika The Socceroos bermain di China, saya yakin mereka ingin tahu tentang Cheng Lei dan Yang Hengjun dan untuk memastikan kasus mereka diperkuat, asalkan anggota keluarga menganggap aman dan pantas untuk melakukannya," ungkap Craig Foster.



Motif politik dari pertandingan ini sangat besar karena Pemerintah China memang sengaja mengundang Australia. Ini untuk memperbaiki hubungan China dan "Barat", yang di dalamnya termasuk Australia, terkait sejumlah isu seperti Taiwan, Ukraina, hingga perang dagang China-Amerika Serikat.

Tapi, Football Australia membantah tuduhan politis dalam pertandingan. "Sepakbola benar-benar permainan global dan untuk Australia diundang untuk memainkan pertandingan ini di China, dan melawan peringkat 1 dunia," ujar CEO Football Australia, James Johnson, dilansir Reuters.

"Kami berharap ini akan membuka peluang lebih lanjut bagi kedua negara untuk bekerja sama. Baik di dalam maupun di luar lapangan sepak bola," pungkas James Johnson.