Taktiknya pasti beda dengan lawan Palestina.
Timnas Indonesia akan melawan timnas Argentina pada FIFA Matchday di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin (19/6/2023) malam. Buruh kerja keras para pemain dan kecerdikan Shin Tae-yong agar pasukan Garuda tidak dipermalukan.

Argentina datang ke Jakarta setelah mengalahkan timnas Australia 2-0 di Beijing. Mereka datang ke Indonesia tanpa Lionel Messi, Angel di Maria, dan Nicolas Otamendi.

Meski tanpa tiga sosok kunci dan beberapa pemain Piala Dunia 2022, La Albiceleste tetaplah timnas terbaik di bumi. Mereka adalah peringkat pertama FIFA dengan, atau, tanpa Lionel Messi, Angel di Maria, dan Nicolas Otamendi.

Meski berat, bukan berarti peluang Indonesia tertutup. Faktanya, bola itu bulat. Hasil pertandingan sepakbola sering tidak bisa diprediksi dengan pasti. Apalagi, Shin Tae-yong pernah punya pengalaman mengalahkan Argentina U-20 di Piala Dunia U-20. Dia juga punya memori indah di Piala Dunia 2018 ketika mengalahkan Jerman.

Pertanyaannya, taktik dan strategi macam apa yang akan digunakan Shin Tae-yong untuk melawan Lionel Scaloni?

Pada pertandingan melawan Palestina, Shin Tae-yong meminta tim besutannya bermain menyerang dengan pengusaan bola yang dominan. Skema 4-4-2 diterapkan dengan Dimas Drajad dan Rafael Struick menjadi duet maut di depan. Marselino Ferdinan dan Yakob Sayuri yang agresif juga ikut bermain sejak awal.

Shin Tae-yong juga memberikan peran inverted fullback kepada Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam. Lalu, Marck Klok dan Ricky Kambuaya jadi duet gelandang box-to-box. Itu membuat Indonesia berani mengambil inisiatif serangan.

Uniknya, taktik Shin Tae-yong sebenarnya cukup mirip dengan Lionel Scaloni. Kedua pelatih kerap menggunakan taktik defend counter. Itu adalah taktik mewajibkan pemain melakukan serangan balik dengan bola-bola bawah dan umpan yang terstruktur saat membangun serangan.

Tapi, melawan Argentina, Shin Tae-yong tampaknya tidak akan menggunakan taktik yang sama seperti Palestina. Sangat tidak masuk akal jika Indonesia melayani permainan terbuka La Albiceleste.



Yang mungkin dilakukan adalah bertahan, mengandalkan bertahan, sambil memaksimalkan serangan balik cepat, dan bola-bola mati. Itu berarti penting bagi pelatih asal Korea Selatan itu untuk menerapkan taktik counter-press. Artinya, para pemain harus bergerak cepat merebut bola ketika kehilangan bola.

Jika counter-press yang digunakan, maka akan banyak pemain untuk mencegah lawan mengembangkan permainan. Itu termasuk para pemain depan yang harus berperan sebagai perebut bola.

Ketika pera pemain depan akan mencoba menganggu lawan, gelandang-gelandang yang dimiliki Shin Tae-yong punya tugas menjaga posisinya di area yang cukup tinggi. Ini untuk memastikan aliran bola lawan bisa ditahan di lini tengah.

Meski mungkin tidak akan berjalan baik dengan kemenangan atau skor imbang, target paling masuk akal Shin Tae-yong adalah tidak menderita kekalahan dengan skor telak. Jika memungkinkan, para pemain Indonesia mencetak gol untuk membuat para pemain Argentina kesulitan berkembang.