Tak ada urusannya sama politik, ini murni keselamatan penonton.
Jakarta International Stadium (JIS) kembali menjadi perbincangan penggemar sepakbola Indonesia. Itu setelah Presiden Jokowi menyebutnya sebagai salah satu alternatif jika Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tidak bisa digunakan karena konser Coldplay, 15 November 2023.

Sejak awal, JIS memang menimbulkan kontroversi. Stadion yang digadang sebagai kandang Persija Jakarta itu menuai polemik karena berbagai hal.

Kontroversi terus muncul ketika stadion di Jakarta Utara ini selesai. Meski terlihat megah, PSSI ternyata belum merekomendasikan JIS untuk digunakan menggelar pertandingan sepakbola. Alasan yang diungkap adalah sejumlah hal minor yang membahayakan penonton dan pemain.

Anehnya, yang menggunakan JIS justru band legendaris Indonesia, Dewa 19. Beberapa waktu lalu, mereka menggelar konser yang dihadiri puluhan ribu orang. Hasilnya, keluhan datang bertubi-tubi. Mereka mengaluhkan apa yang dulu pernah dikatakan PSSI sebagai hal negatif JIS.

Nah, ketika Piala Dunia U-17 2023 digelar di Indonesia, JIS kembali dibicarakan. Presiden Jokowi meminta JIS dipertimbangkan. Tapi, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebut ada sejumlah hal yang harus diperbaiki sebelum mengajukan JIS kepada FIFA untuk diverifikasi ulang.

Erick Thohir mengaku sudah mendapatkan laporan terbaru terkait JIS. Tapi, dia memastikan akan meninjau langsung stadion tersebut bersama Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Tujuannya, menyiapkan sejumlah hal agar JIS lolos verifikasi FIFA.

"Saya sudah dapat laporannya sebenarnya. Tapi, tentu nanti bersama Pak Heru sebagai Pj Gubernur. Kita akan meninjau langsung bersama Pak Basuki juga. Kira-kira kekurangan apa yang harus dilengkapi?" kata Erick Thohir kepada media.

Berikut ini 3 hal yang harus diperbaiki jika JIS ingin bisa menyelenggarakan pertandingan-pertandingan Piala Dunia U-17 2023:

1. Akses keluar-masuk penonton ditambah

Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa sebelumnya ada sejumlah catatan yang diberikan FIFA ke JIS saat stadion ini menjadi opsi venue Piala Dunia U-20. Salah satunya, akses (keluar-masuk) penonton yang terbatas. Sebab, akses penonton sangat penting karena terkait keselamatan.

"Harusnya ada empat pintu. Tapi, baru terbuka satu pintu. Ini yang tentu harus kita antisipasi keselamatan suporter. Jangan sampai suporter tidak pulang ke rumah dengan selamat. Akses-akses ini yang harus dipastikan. Tidak mungkin hanya satu pintu. Ini yang harus kita tinjau di lapangan," ujar Erick Thohir.

Artinya, JIS harus menambah akses keluar-masuk penonton demi keselamatan seperti halnya Gelora Bung Karno yang punya pintu dari empat penjuru mata angin.



2. Area parkir diperluas

Untuk ukuran JIS yang megah dengan daya tampung 80 ribu kursi, keberadaan tempat parkirnya hanya bisa menampung 800 kendaraan. Itu sangat riskan. Apalagi, plafon (langit-langit) menuju area parkir itu sangat rendah. Akibatnya, bus tim yang bertanding tidak bisa masuk dan hanya bisa berhenti di area umum.

Supaya JIS bisa ikut Piala Dunia U-17 2023, pengelola harus menyiapkan lahan parkir yang lebih luas, yang bisa menampung setidaknya 10.000 kendaraan. Area untuk masuk bus juga harus ditinggikan.

3. Rumput harus "dijahit" dengan mesin pitch stitching 

Selain akses penonton dan parkir, rumput JIS juga jadi masalah lain. Saat Piala Dunia U-20 2023 sedang dipersiapkan, rumput di semua stadion calon tuan rumah dijahit menggunakan mesin pitch stitching. Itu untuk memperkuat rumput karena akan digabungan antara rumput asli dengan sintetis.

"Kendala lain yang jadi prioritas FIFA itu rumput. Kemarin, di kejuaraan sebelumnya (Piala Dunia U-20), rumputnya dijahit. Nah gak tau ini (rumput JIS) dijahit juga atau tidak. Nanti kita cek," tutup Erick Thohir.