Usianya baru 7 tahun, tapi tak terhitung namanya..
Bhayangkara FC kembali ganti nama. Memasuki Liga 1 2023/2024, klub milik Kepolisian Negera Republik Indonesia (Polri) itu kini menyandang nama baru Bhayangkara Presisi Indonesia. Artinya, sudah tak terhitung jumlahnya klub hasil merger PS Polri dan Persebaya ISL (Persikubar Kutai Barat).

Bhayangkara FC mengawali musim baru dengan kekalahan comeback dari PSIS Semarang di Stadion Jatidiri, Semarang, Senin (3/7/2023).

Sempat unggul 1-0 di babak pertama melalui pemain debutan berusia 18 tahun jebolan Garuda Select, Muhammad Ragil, The Guardian menyerah 1-3 setelah Carlos Fortes, Gali Freitas, dan Boubakary Diarra membalikkan keadaan di babak kedua.

Selain kalah comeback, yang menarik dari tim asuhan Emral Abus itu adalah nama. Ternyata, banyak yang baru sadar bahwa Bhayangkara FC telah bertransformasi menjadi Bhayangkara Presisi Indonesia. "Kata Presisi merupakan representasi dari semangat Polri dalam memajukan sepakbola Indonesia," tulis laman resmi Polri.

"Harapannya, Bhayangkara Presisi Indonesia akan mampu memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan generasi muda yang disiplin, berakhlak mulia, berprestasi serta memiliki tanggung jawab demi masa depan yang lebih baik sehingga akan berdampak positif terhadap institusi Polri untuk dapat lebih dekat dengan masyarakat dan mewujudkan Polri yang Presisi," lanjut pernyataan itu.

Penambahan kata Indonesia di belakang Bhayangkara Presisi juga diartikan sebagai visi tim untuk memperluas basis suporter di seluruh NKRI.

"Bhayangkara Presisi Indonesia tidak lagi berbasis kewilayahan. Tapi, ingin menggaet seluruh pecinta sepakbola tanah air. Visi besarnya adalah Bhayangkara Presisi Indonesia dimiliki seluruh pencinta sepakbola Indonesia," beber pernyataan itu,

Tidak hanya nama, Bhayangkara Presisi Indonesia juga berpindah kandang. Mereka tidak akan main di Gelora Delta Sidoarjo, Stadion PTIK, Stadion Manahan, atau Stadion Wibawa Mukti. The Guardian bakal main di Stadion Patriot.

Apa yang ditampilkan Bhayangkara Presisi Indonesia tidak mengejutkan. Klub ini, berawal pada 2010 saat terjadi dualisme kompetisi, Indonesia Super League (ISL) vs Liga Primer Indonesia (LPI). Ketika Persebaya Surabaya yang asli memilih LPI, maka Persebaya Surabaya di ISL menggunakan Persikubar Kutai Barat.



Meski dualisme kompetisi sudah selesai beberapa tahun lalu, sisa-sisanya masih ada. Bhayangkara tetap berkompetisi di level atas setelah Persebaya Surabaya ISL merger dengan tim amatir PS Polri pada 2016.

Hasilnya, muncul Bhayangkara Surabaya United. Kemudian, berubah menjadi Bhayangkara FC. Lalu, Bhayangkara United. Balik lagi ke Bhayangkara FC. Selanjutnya, Bhayangkara Solo. Kembali Bhayangkara FC. Kini, Bhayangkara Presisi Indonesia. 

Uniknya, gonta-ganti nama sudah dilakukan Bhayangkara Presisi Indonesia saat masih menggunakan nama Persebaya Surabaya ISL. Mereka pernah menggunakan nama Persebaya United, Bonek FC, Surabaya United

Layak ditunggu, selanjutnya akan ganti nama apa lagi.