Tidak selamanya pemain hebat akan masuk PFA Team of the Year. Seperti Luka Modric dan Gianfranco Zola.
The Professional Footballers Association Team of the Year atau biasa disebut PFA Team of the Year adalah penghargaan tahunan yang diberikan kepada 55 pesepakbola Inggris di empat kasta (Liga Premier, Championship Division, League One, dan League Two).

Penghargaan itu telah diberikan sejak musim 1973/1974. Daftar kandidatnya disusun oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) pada Januari setiap tahun. Lalu, pemenangnya dipilih oleh para pemain di divisi masing-masing. Oleh para pemain di Football League, ini dianggap sebagai penghargaan tertinggi karena dipilih langsung rekan seprofesi.

Tercatat, Peter Shilton memegang catatan sebagai orang yang paling sering muncul di PFA Team of the Year dengan 10 kali. Sementara Steven Gerrard memegang rekor tersebut di era Liga Premier. Legenda Liverpool yang kini melatih Glasgow Rangers tersebut masuk daftar tersebut 8 kali.

Uniknya, seperti Ballon d'Or, tidak selamanya pemain hebat akan masuk PFA Team of the Year. Terkadang, daftar yang telah diputuskan bersama menuai kontroversi karena dianggap tidak menunjukkan realitas yang sebenarnya.

Itu wajar karena PFA Team of the Year menggunakan mekanisme voting. Sama seperti Ballon d'Or, hanya pemain yang dianggap populer di mata para pemegang hak suara yang akan terpilih.

Berikut ini 9 pemain hebat Liga Premier yang belum pernah masuk daftar PFA Team of the Year sepanjang kariernya: 


1. Robbie Fowler



Pada 1990-an, Fowler adalah salah satu pencetak gol paling menakutkan di Liga Premier. Sebagai anak muda lokal yang sangat berbakat, dia dihormati kawan maupun lawan. Dia berada di urutan ketujuh dalam daftar pencetak gol terbanyak Liga Premier sepanjang masa. Sayang, nama Fowler tidak pernah adalah dalam daftar PFA Team of the Year.


2. Xabi Alonso

Berapa banyak gelandang di Liga Premier yang mampu menyamai kecemerlangan Alonso? Tidak banyak. Dengan Rafael Benitez sebagai pelatih Liverpool, Alonso menjadi gelandang yang sangat sulit ditakhlukkan. Dia adalah motor sekaligus orang paling berpengaruh di lini tengah Liverpool pada masa tersebut.

Kehebatan Alonso mendapatkan pengakuan dari Real Madrid. Buktinya, dia ditransfer ke La Liga dan Liverpool kesulitan mencari pemain yang menemani Steven Gerrard di lini tengah. "Seperti yang saya katakan, saya tidak bisa meminta rekan lini tengah yang lebih baik dan ketika Xabi pergi, itu membuat saya sedih," kata Gerrard saat itu, dilansir Planet Football.


3. Gianfranco Zola



Meski tiba di Stamford Bridge ketika sudah berusia 30 tahun, Zola masih sanggup menghabiskan tujuh musim bersama The Blues dan dinobatkan sebagai FWA Footballer of the Year 1997. Itu adalah penghargaan yang diberikan wartawan-wartawan sepakbola di Inggris untuk pemain terbaik di liga. Penghargaan tersebut berbeda dengan PFA Team of the Year.


4. Luka Modric

Seperti Alonso, Modric adalah salah satu gelandang langka yang membuat sepakbola terlihat terlalu mudah. Pemain Kroasia itu awalnya kesulitan beradaptasi dengan sepakbola Inggris. Tapi, pada saat dia meninggalkan Tottenham Hotspur ke Real Madrid, Liga Premier merasa kehilangan. Mereka baru menyesal mengapa tidak pernah memasukkan Modric dalam PFA Team of the Year.


5. Claude Makelele

Makele adalah pemain yang sangat baik. Dia memiliki peran yang dinamai menurut namanya, yaitu "Makelele Role". Ada pemain yang jauh lebih mencolok daripada Makelele di Liga Premier. Tapi, sedikit yang sangat dihargai oleh rekan-rekan mereka.

Ketika Real Madrid menjual Makelele dan menggantinya dengan David Beckham dan Zinedine Zidane, banyak orang di Spanyol menangis. "Tanyakan kepada siapa pun di Real Madrid selama tahun-tahun yang kita bicarakan dan mereka akan memberi tahu anda bahwa dia adalah pemain terbaik. Kami semua tahu, semua pemain tahu dialah yang paling penting," tulis Steve McManaman di buku autobiografinya.


6. Jimmy Floyd Hasselbaink



Jika orang-orang seperti Modric dan Makelele menderita karena atribut selain mencetak gol, maka Hasselbaink tampaknya telah dilanggar oleh masalah yang berlawanan. Mantan penyerang tengah Leeds United dan Chelsea itu dikenal karena produktivitas golnya yang tinggi.

Hanya tiga pemain asing, yaitu Thierry Henry, Robin van Persie, dan Sergio Aguero, yang mencetak lebih banyak gol Liga Premier daripada Hasselbaink. Sayang, pria asal Belanda itu tidak pernah dilirik masuk PFA Team of the Year.


7. Steve bruce

Tidak ada yang pernah meragukan prestasi dan kemampuan Bruce bersama Manchester United pada dekade 1990-an. Dia benar-benar pemain yang sangat penting pada masanya. Tapi, Bruce sama sekali belum pernah masuk daftar PFA Team of the Year.

Aneh? Tentu saja. Sebagai perbandingan, partner defensif Bruce di Old Trafford, Gary Pallister, lima kali masuk dalam daftar PFA Team of the Year.


8. Freddie Ljungberg



Ljungberg adalah anggota Arsenal's Invincibles. Pada 2001/2002, pria asal Swedia itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Premier saat Arsenal memenangkan gelar ganda. Tapi, dia kehilangan tempat di PFA Team of the Year musim itu karena rekan setimnya di Arsenal, Robert Pires, dan Ryan Giggs lebih disukai di sayap.


9. Ricardo Carvalho

Rahasia Chelsea di bawah Jose Mourinho ketika menjuarai Liga Premier pertama kali ditentukan oleh pertahanan yang rapat dengan Carvalho membentuk kemitraan yang luar biasa dengan John Terry sebagai bek tengah. Tapi, ketika Terry mendapatkan status dalam daftar PFA Team of the Year, Carvalho tidak. Padahal, dia adalah Pemain Terbaik Chelsea 2008.