Nama aslinya Mahmoud Ahmed Ibrahim Hassan. Dia bukan orang Prancis seperti David Trezeguet.
Musim ini, Trezeguet baru bermain 3 kali bersama Aston Villa di Liga Premier. Tapi, musim lalu, dia adalah salah satu pemain yang memiliki jasa besar menyelamatkan The Villans dari jurang degradasi ke Championship Division.
Trezeguet yang dimaksud bukan David Trezeguet, mantan penyerang tim nasional Prancis asal Argentina yang sempat menjadi legenda Juventus. Trezeguet yang dimaksud memiliki nama asli Mahmoud Ahmed Ibrahim Hassan. Dia merupakan gelandang asal Mesir yang menggunakan nama "Trezeguet" sejak usia 9 tahun.
Lahir di Kafr El Sheikh, 1 Oktober 1994, Mahmoud diberi julukan Trezeguet pada usia 9 tahun oleh pelatih di tim sekolahnya, Badr Ragab. Penyebabnya, potongan rambut Mahmoud dan penampilannya di lapangan yang mirip Trezeguet.
"Semuanya dimulai saat saya menjadi pencetak gol di tim sekolah saya. Saya mencetak banyak gol dan pelatih mulai memanggil saya Trezeguet. Saat itu saya berusia 9 tahun dan orang-orang selalu memanggil saya dengan nama itu (Trezeguet)," ujar Mahmoud kepada Four Four Two pada 2018.
"Tidak ada beban di pundak saya dengan nama itu. Saya sudah terbiasa. Saya merasa nyaman. Justru, ada banyak kejadian lucu dengan nama itu. Saat pertama kali saya ke Eropa, orang-orang mengajak saya bicara Bahasa Prancis. Mereka pikir saya orang Prancis setelah membaca nama saya," tambah pemilik psotur 180 cm tersebut.
Awalnya, Trezeguet bermain sebagai striker di tim sekolahnya. Dia bergabung dengan Akademi Al-Ahly setelah menolak tawaran untuk pindah ke salah satu klub Liga Qatar. Dia segera beralih bermain sebagai pemain tengah mengikuti saran dari pelatihnya, Ali Maher.
Setelah dipromosikan ke skuad senior oleh Pelatih Al-Ahly saat itu, Manuel Jose de Jesus, atas saran Maher, dia melakukan debut profesionalnya di Liga Champions Afrika 2012 sebagai pengganti Mohamed Aboutrika dalam pertandingan melawan Zamalek. Selanjutnya, Trezeguet menunjukkan kelas sebagai pemain berbakat Mesir.
Pada April 2013, Trezeguet ditawari uji coba di tim Prancis, Nice, setelah tampil bagus untuk Mesir U-20 di Piala Dunia U-20. Tapi, dia tidak datang karena tenaganya dibutuhkan Al-Ahly.
Trezeguet kemudian ditawari trial dengan klub Inggris, Nottingham Forest. Tapi, klub Championship Division itu menarik diri dari transfer setelah Al-Ahly menolak proposal yang diajukan. Pada Januari 2015, Trezeguet memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Mesir.
Pada 6 Agustus 2015, Trezeguet bergabung dengan klub elite Belgia, Anderlecht, dengan status pinjaman untuk biaya 1 juta euro dengan Anderlecht mendapatkan opsi untuk mengontraknya secara permanen setelah dipinjamkan selama 1 musim dengan harga 2,5 juta euro. Sayang, Trezeguet justru cedera patah bahu ketika tiba di Belgia.
Trezeguet kembali berlatih pada awal Desember 2015. Lalu, membuat debut kompetitif untuk Anderlecht pada 27 Desember 2015 dalam kemenangan 2-1 atas Westerlo. Saat itu, dia menggantikan Dodi Lukebakio pada menit 82. Dia masuk starting line-up sebulan kemudian dengan kekalahan 0-2 dari Gent.
"Dia adalah pemain yang rajin dan berlatih dengan baik bersama kami. Tapi, dia jarang memahami apa yang kami katakan. Itu karena bahasanya yang berbeda dengan kami," kata Pelatih Anderlecht saat itu, Besnik Hasi, dikutip King Fut.
Oleh Anderlecht, Trezeguet sempat dipinjamkan ke Mouscron dan Kasimpasa. Setelah bermain untuk Kasimpasa hingga musim panas 2019, Trezeguet memutuskan bersaing di ketatnya Liga Premier. Trezeguet dikontrak Villa setelah ditransfer 8,75 juta pounds pada 24 Juli 2019.
Keberadaan Trezeguet di Birmingham sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari Nassef Sawiris. Pengusaha asal Mesir tersebut merupakan salah satu pemilik Villa, yang sekaligus terlibat aktif di jajaran manajemen sebagai CEO. Sejak Villa promosi, dirinya memang mendesak tim pelatih untuk mengontrak salah satu gelandang terbaik Mesir itu.
Trezeguet tidak salah pilih karena langsung mendapatkan kesempatan sebagai pemain utama. Dia sudah bermain pada 33 pertandingan yang dijalani klub promosi tersebut di kasta tertinggi Inggris sepanjang 2019/2020.
Trezeguet memainkan peran kunci dalam performa kuat Villa selama 4 pertandingan terakhir musim tersebut. Trezeguet mencetak 3 gol penting untuk memastikan kemenangan melawan Crystal Palace dan Arsenal. Akibatnya, klub berlogo singa tersebut sanggup menghindari degradasi dengan hanya keunggulan 1 poin.
"Itu (nama Trezeguet) memang sedikit unik. Tapi, bukan masalah besar. Justru kami berharap keberuntungan (David) Trezeguet menular kepada dirinya. Dia pemain yang sangat bagus di lini tengah klub kami. Saya percaya dia akan terus menunjukkan performa yang bagus hingga akhir musim ini," ungkap Pelatih Villa, Dean Smith, dikutip BBC Sport.
Sudah pasti harapan Smith sangat masuk akal. Pasalnya, Trezeguet adalah pemain yang memiliki banyak prestasi di era keemasannya. Dia ikut membawa Les Bleus menjadi juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Trezeguet juga sukses bersama AS Monaco, Juventus, hingga River Plate.
Trezeguet yang dimaksud bukan David Trezeguet, mantan penyerang tim nasional Prancis asal Argentina yang sempat menjadi legenda Juventus. Trezeguet yang dimaksud memiliki nama asli Mahmoud Ahmed Ibrahim Hassan. Dia merupakan gelandang asal Mesir yang menggunakan nama "Trezeguet" sejak usia 9 tahun.
BACA FEATURE LAINNYA
10 Pemain Arsenal yang Dilepas Unai Emery, Bagaimana Nasibnya Kini?
10 Pemain Arsenal yang Dilepas Unai Emery, Bagaimana Nasibnya Kini?
Setelah dipromosikan ke skuad senior oleh Pelatih Al-Ahly saat itu, Manuel Jose de Jesus, atas saran Maher, dia melakukan debut profesionalnya di Liga Champions Afrika 2012 sebagai pengganti Mohamed Aboutrika dalam pertandingan melawan Zamalek. Selanjutnya, Trezeguet menunjukkan kelas sebagai pemain berbakat Mesir.
BACA BERITA LAINNYA
Offside Tipis Ukuran Milimeter Selamatkan Nasib Inter
Offside Tipis Ukuran Milimeter Selamatkan Nasib Inter
Trezeguet kemudian ditawari trial dengan klub Inggris, Nottingham Forest. Tapi, klub Championship Division itu menarik diri dari transfer setelah Al-Ahly menolak proposal yang diajukan. Pada Januari 2015, Trezeguet memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Mesir.
Trezeguet kembali berlatih pada awal Desember 2015. Lalu, membuat debut kompetitif untuk Anderlecht pada 27 Desember 2015 dalam kemenangan 2-1 atas Westerlo. Saat itu, dia menggantikan Dodi Lukebakio pada menit 82. Dia masuk starting line-up sebulan kemudian dengan kekalahan 0-2 dari Gent.
Oleh Anderlecht, Trezeguet sempat dipinjamkan ke Mouscron dan Kasimpasa. Setelah bermain untuk Kasimpasa hingga musim panas 2019, Trezeguet memutuskan bersaing di ketatnya Liga Premier. Trezeguet dikontrak Villa setelah ditransfer 8,75 juta pounds pada 24 Juli 2019.
Keberadaan Trezeguet di Birmingham sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari Nassef Sawiris. Pengusaha asal Mesir tersebut merupakan salah satu pemilik Villa, yang sekaligus terlibat aktif di jajaran manajemen sebagai CEO. Sejak Villa promosi, dirinya memang mendesak tim pelatih untuk mengontrak salah satu gelandang terbaik Mesir itu.
Trezeguet tidak salah pilih karena langsung mendapatkan kesempatan sebagai pemain utama. Dia sudah bermain pada 33 pertandingan yang dijalani klub promosi tersebut di kasta tertinggi Inggris sepanjang 2019/2020.
Trezeguet memainkan peran kunci dalam performa kuat Villa selama 4 pertandingan terakhir musim tersebut. Trezeguet mencetak 3 gol penting untuk memastikan kemenangan melawan Crystal Palace dan Arsenal. Akibatnya, klub berlogo singa tersebut sanggup menghindari degradasi dengan hanya keunggulan 1 poin.
"Itu (nama Trezeguet) memang sedikit unik. Tapi, bukan masalah besar. Justru kami berharap keberuntungan (David) Trezeguet menular kepada dirinya. Dia pemain yang sangat bagus di lini tengah klub kami. Saya percaya dia akan terus menunjukkan performa yang bagus hingga akhir musim ini," ungkap Pelatih Villa, Dean Smith, dikutip BBC Sport.
Sudah pasti harapan Smith sangat masuk akal. Pasalnya, Trezeguet adalah pemain yang memiliki banyak prestasi di era keemasannya. Dia ikut membawa Les Bleus menjadi juara Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Trezeguet juga sukses bersama AS Monaco, Juventus, hingga River Plate.