Menjadi pelatih, agen, atau komentator adalah pekerjaan yang umum dilakukan para pemain. Tapi mereka tidak. Djibril Cisse jadi DJ.
Menjadi pelatih, pengurus klub, agen, atau komentator pertandingan adalah pekerjaan yang umum dilakukan para pemain Liverpool setelah pensiun. Tapi, beberapa di antaranya ternyata memilih cara yang tidak biasa.
Sebagai klub besar di Inggris dan Eropa, Liverpool punya tradisi panjang. Banyak pemain datang dan pergi setiap periode. Ada yang bertahan lama. Tapi, beberapa juga hanya numpang lewat. Ada yang pensiun sebagai pemain Liverpool. Tapi, ada pula yang tidak.
Beberapa mantan pemain The Reds yang kini terjun sebagai pelatih salah satunya Steven Gerrard. Mantan kapten dan maskot Liverpool itu kini menjadi pelatih Glasgow Rangers. Ada pula Xabi Alonso yang kini menukangi Real Sociedad B setelah sebelumnya bekerja untuk Real Madrid Castilla.
Untuk komentator, keberadaan Jamie Carragher tidak bisa dikesampingkan. Setiap pekan dia mengomentari laga-laga Liga Premier dan Liga Champions. Ada pula Michael Owen dan John Barnes yang juga mendapatkan kesempatan yang sama dari stasiun televisi di Britania Raya.
Apakah hanya mereka saja? Tentu saja tidak. Berikut ini 5 mantan pemain Liverpool yang mempunyai pekerjaan antimainstream setelah gantung sepatu:
1. Djibril cisse
Awalnya, Cisse mengumumkan pengunduran dirinya dari permainan pada 2015 karena cedera pinggul jangka panjang. Tapi, dia kembali sebentar setahun kemudian. Lalu, mantan penyerang itu mengonfirmasi ninggalkan sepakbola untuk selamanya pada Februari 2017.
Cisse gantung sepatu dan langsung beralih profesi menjadi disc jockey alias DJ. Tidak terlalu mengejutkan. Sebab, pria yang mencetak 24 gol dalam 82 penampilan untuk Liverpool selama 2 musim plus dua kali cedera parah, serta ikut memenangkan Liga Champions, itu memang menggemari musik berirama cepat.
"Saya ingin terus bermain. Tapi, saya harus mengakui hari ini bahwa sepakbola telah berakhir. Dengan semangat yang sama, saya akan mengabdikan diri sepenuh hati untuk karier saya sebagai DJ, produser, dan konsultan musik, serta mengembangkan merek pakaian saya," kata Cisse saat itu, dikutip Planet Football.
Lagu terbaru Cisse berjudul Kiti dirilis pada Juli 2020 dan telah diputar lebih dari 200.000 kali di Spotify. Sementara di Youtube, ada banyak versi video dan tarian yang diunggah warganet Prancis.
2. Vegard Heggem
Bek sayap asal Norwegia itu menghabiskan 2 tahun yang efektif di Anfield setelah ditransfer dari Rosenborg pada 1998 dengan 3,5 juta pounds. Salah satu yang diingat adalah gol solorun yang luar biasa melawan Middlesbrough. Tapi, cedera hamstring mengakhiri karir profesionalnya pada usia 25 tahun. Dia secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya saat masih berseragam The Reds.
Pensiun di usia yang sangat muda tidak pernah dibayangkan Heggem sebelumnya. Awalnya, dia sempat stres. Lalu, dia memutuskan pulang ke Norwegia. Heggem menghabiskan waktu dengan memancing ikan salmon di sungai. Tiba-tiba, dia memiliki ide brilian untuk mendirikan tempat wisata.
Bertempat di Sungai Orkla, Trondelag, Heggem mendirikan tempat pemancingan alam yang dilengkapi penginapan dan restoran. Para tamu bisa datang ke tempat itu, memancing ikan sendiri, dan dimasak oleh koki terbaik. Jika lelah, mereka bisa menginap di kamar-kamar yang dihiasi memorabilia Heggem ketika menjadi pesepakbola.
3. Vladimir Smicer
Semua orang tahu tentang perpindahan profesi George Weah dari pesepakbola profesional menjadi anggota DPR dan Presiden Liberia. Begitu juga dengan Kakha Kaladze yang menjadi Walikota Tbilisi, Georgia, atau kegagalan Andriy Shevchenko menjadi anggota DPR Ukraina.
Langkah serupa ternyata juga diikuti Smicer. Gelandang asal Republik Ceko itu dikenang setelah mencetak gol kedua dalam kebangkitan epik 3-3 Liverpool melawan AC Milan di Istanbul.
Empat tahun setelah mengumumkan pengunduran dirinya pada 2010, Smicer memasuki dunia politik. Dia mencalonkan diri menjadi anggota Parlemen Eropa untuk sebuah partai tidak dikenal bernama VIZE2014 (sekarang bernama Order of the Nation).
Uniknya, program kerja Smicer merupakan hal yang tidak umum disuarakan para politisi. Dia mengkampanyekan program untuk menurunkan tingkat obesitas anak di negaranya. Meski mendapat dukungan publik karena dianggap sebagai program yang tidak biasa, Smicer gagal menjadi anggota dewan di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia.
4. Robert Jones
Sama seperti Heggem, Jones juga harus berhenti membela Liverpool karena cedera parah pada 1999. Padahal, pria asal Wales itu sempat dianggap sebagai salah satu bek kanan terbaik di Liga Premier. Dia bermain untuk The Reds 8 tahun sejak 1991 atau di era sebelum Liga Premier.
Bersama istrinya, Sue, Jones kini telah menjadi pengusaha sukses. Dia meluncurkan Kids Academy Nursery Group pada 2001 atau 2 tahun setelah pensiun dini. Itu adalah tempat penitipan anak. Jones juga mendidik dan menyediakan pengasuh bayi dan anak balita bersertifikat. Modalnya dari uang asuransi yang diterima setelah gantung sepatu.
Kini, bisnis pengasuhan anak dan rumah perawatan milik Jones telah berkembang hingga Timur Tengah. Dia punya banyak cabang di Uni Emirat Arab dan Qatar.
5. Jerzy dudek
Dudek akan selalu diingat dengan kaki laba-labanya yang mengejutkan di final Liga Champions 2004/2005. Dia menyelamatkan gawang The Reds saat adu penalti digelar melawan AC Milan.
Setelah pensiun dari sepakbola, Dudek ternyata belum puas dengan karier sebagai olahragawan. Dia ingin mempertahankan adrenalin yang tinggi dengan beralih profesi menjadi pembalap. Bermodalkan kecintaan pada gokart ketika masih muda, dia mendaftar untuk balapan di Volkswagen Castrol Cup. Itu adalah seri balapan yang terkenal di Eropa Timur.
"Anda membutuhkan gairah hidup. Itulah yang membuat anda terus maju. Balapan motor memberi saya banyak kegembiraan dan saya menyukainya," kata kiper Polandia itu pada 2016.
Sebagai klub besar di Inggris dan Eropa, Liverpool punya tradisi panjang. Banyak pemain datang dan pergi setiap periode. Ada yang bertahan lama. Tapi, beberapa juga hanya numpang lewat. Ada yang pensiun sebagai pemain Liverpool. Tapi, ada pula yang tidak.
BACA FEATURE LAINNYA
5 Pesepakbola Terbaik di Setiap Posisi Tahun Ini
5 Pesepakbola Terbaik di Setiap Posisi Tahun Ini
1. Djibril cisse
Awalnya, Cisse mengumumkan pengunduran dirinya dari permainan pada 2015 karena cedera pinggul jangka panjang. Tapi, dia kembali sebentar setahun kemudian. Lalu, mantan penyerang itu mengonfirmasi ninggalkan sepakbola untuk selamanya pada Februari 2017.
Cisse gantung sepatu dan langsung beralih profesi menjadi disc jockey alias DJ. Tidak terlalu mengejutkan. Sebab, pria yang mencetak 24 gol dalam 82 penampilan untuk Liverpool selama 2 musim plus dua kali cedera parah, serta ikut memenangkan Liga Champions, itu memang menggemari musik berirama cepat.
BACA FEATURE LAINNYA
5 Pemain yang Tanpa Disadari Ternyata Pernah Memperkuat Barcelona
5 Pemain yang Tanpa Disadari Ternyata Pernah Memperkuat Barcelona
"Saya ingin terus bermain. Tapi, saya harus mengakui hari ini bahwa sepakbola telah berakhir. Dengan semangat yang sama, saya akan mengabdikan diri sepenuh hati untuk karier saya sebagai DJ, produser, dan konsultan musik, serta mengembangkan merek pakaian saya," kata Cisse saat itu, dikutip Planet Football.
2. Vegard Heggem
Bek sayap asal Norwegia itu menghabiskan 2 tahun yang efektif di Anfield setelah ditransfer dari Rosenborg pada 1998 dengan 3,5 juta pounds. Salah satu yang diingat adalah gol solorun yang luar biasa melawan Middlesbrough. Tapi, cedera hamstring mengakhiri karir profesionalnya pada usia 25 tahun. Dia secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya saat masih berseragam The Reds.
Pensiun di usia yang sangat muda tidak pernah dibayangkan Heggem sebelumnya. Awalnya, dia sempat stres. Lalu, dia memutuskan pulang ke Norwegia. Heggem menghabiskan waktu dengan memancing ikan salmon di sungai. Tiba-tiba, dia memiliki ide brilian untuk mendirikan tempat wisata.
Bertempat di Sungai Orkla, Trondelag, Heggem mendirikan tempat pemancingan alam yang dilengkapi penginapan dan restoran. Para tamu bisa datang ke tempat itu, memancing ikan sendiri, dan dimasak oleh koki terbaik. Jika lelah, mereka bisa menginap di kamar-kamar yang dihiasi memorabilia Heggem ketika menjadi pesepakbola.
3. Vladimir Smicer
Semua orang tahu tentang perpindahan profesi George Weah dari pesepakbola profesional menjadi anggota DPR dan Presiden Liberia. Begitu juga dengan Kakha Kaladze yang menjadi Walikota Tbilisi, Georgia, atau kegagalan Andriy Shevchenko menjadi anggota DPR Ukraina.
Langkah serupa ternyata juga diikuti Smicer. Gelandang asal Republik Ceko itu dikenang setelah mencetak gol kedua dalam kebangkitan epik 3-3 Liverpool melawan AC Milan di Istanbul.
Empat tahun setelah mengumumkan pengunduran dirinya pada 2010, Smicer memasuki dunia politik. Dia mencalonkan diri menjadi anggota Parlemen Eropa untuk sebuah partai tidak dikenal bernama VIZE2014 (sekarang bernama Order of the Nation).
Uniknya, program kerja Smicer merupakan hal yang tidak umum disuarakan para politisi. Dia mengkampanyekan program untuk menurunkan tingkat obesitas anak di negaranya. Meski mendapat dukungan publik karena dianggap sebagai program yang tidak biasa, Smicer gagal menjadi anggota dewan di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia.
4. Robert Jones
Sama seperti Heggem, Jones juga harus berhenti membela Liverpool karena cedera parah pada 1999. Padahal, pria asal Wales itu sempat dianggap sebagai salah satu bek kanan terbaik di Liga Premier. Dia bermain untuk The Reds 8 tahun sejak 1991 atau di era sebelum Liga Premier.
Bersama istrinya, Sue, Jones kini telah menjadi pengusaha sukses. Dia meluncurkan Kids Academy Nursery Group pada 2001 atau 2 tahun setelah pensiun dini. Itu adalah tempat penitipan anak. Jones juga mendidik dan menyediakan pengasuh bayi dan anak balita bersertifikat. Modalnya dari uang asuransi yang diterima setelah gantung sepatu.
Kini, bisnis pengasuhan anak dan rumah perawatan milik Jones telah berkembang hingga Timur Tengah. Dia punya banyak cabang di Uni Emirat Arab dan Qatar.
5. Jerzy dudek
Dudek akan selalu diingat dengan kaki laba-labanya yang mengejutkan di final Liga Champions 2004/2005. Dia menyelamatkan gawang The Reds saat adu penalti digelar melawan AC Milan.
Setelah pensiun dari sepakbola, Dudek ternyata belum puas dengan karier sebagai olahragawan. Dia ingin mempertahankan adrenalin yang tinggi dengan beralih profesi menjadi pembalap. Bermodalkan kecintaan pada gokart ketika masih muda, dia mendaftar untuk balapan di Volkswagen Castrol Cup. Itu adalah seri balapan yang terkenal di Eropa Timur.
"Anda membutuhkan gairah hidup. Itulah yang membuat anda terus maju. Balapan motor memberi saya banyak kegembiraan dan saya menyukainya," kata kiper Polandia itu pada 2016.