Ferguson sudah selama 27 tahun melatih Manchester United. Ada yang sampai 44 tahun di satu klub: dari 1961 sampai 2005.
Selama ini banyak orang hanya mengenal Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger sebagai pelatih sepakbola terlama di sebuah klub. Faktanya, ada sejumlah nama yang memiliki masa bakti di yang sama panjangnya dengan mereka.
Ferguson menjadi nakhoda Manchester United selama 27 tahun. Pria Skotlandia itu datang ke Old Trafford pada 1986 dan pergi pada 2013. Selama periode yang sangat panjang tersebut, dia mengubah The Red Devils dari klub yang tidak stabil menjadi raksasa di sepakbola Inggris, Eropa, hingga dunia.
Duduk di bench MU, Ferguson menyumbangkan 13 trofi Liga Premier dan 5 Piala FA. Pencapaian paling fenomenal dan dikenang fans untuk waktu lama adalah keberhasilan menghadirkan treble winners 1998/1999 lewat performa pantang menyerah. Ketika Ferguson mundur, MU kembali memasuki fase konsolidasi. Penggantinya belum ada yang bisa mempersembahkan trofi liga lagi.
Pada masanya, Ferguson memiliki persaingan sengit dengan Wenger. Pria asal Prancis tersebut menangani Arsenal selama 22 tahun. Datang pada 1996, mantan pelatih AS Monaco dan Nagoya Grampus Eight tersebut baru meninggalkan London Utara pada 2018.
Selama masa kepemimpinan Wenger, The Gunners mencapai salah satu era emasnya. Tiga gelar Liga Premier dan 7 Piala FA menjadi bukti yang tidak terbantahkan. Wenger juga mampu mengantarkan Arsenal mencapai final Liga Champions 2005/2006 sebelum dikalahkan tim bertabur bintang asal Spanyol, Barcelona.
Uniknya, Ferguson dan Wenger bukan pelatih yang paling lama bermukim di sebuah tim Eropa. Berikut ini ada 9 pelatih yang memiliki pengabdian sangat panjang:
9. Vittorio Pozzo, Italia, 19 tahun (1929-1948)
Pozzo punya reputasi luar biasa di tanah kelahirannya. Jauh sebelum era Arrigo Sacchi, Fabio Capelo, Carlo Ancelotti, atau Antonio Conte, Italia sangat membanggakan Pozzo. Alasannya, dua kejayaan di Piala Dunia 1934 dan 1938 yang berhasil didapatkan.
Dianggap sebagai pelopor permainan taktis, Pozzo adalah salah satu pelatih sepakbola pertama yang memulai kamp pelatihan jelang turnamen besar untuk para pemain yang baru menyelesaikan kompetisi. "Saya ingin pemain saya bisa percaya sehingga saya bisa bekerja dengan sekelompok pria yang kuat secara fisik dan mental," ucap Pozzo ketika itu, dikutip Business Insider.
8. Juan Santisteban, Spanyol Junior, 20 tahun (1988-2008)
Santisteban bermain untuk Real Madrid pada dekade 1950 hingga 1960-an. Dia bermain di era yang sama dengan Alfredo di Stefano untuk memenangkan 6 gelar Piala Champions untuk Los Blancos.
Sempat bermain di beberapa klub lain, Santisteban pensiun pada 1968 dan langsung beralih profesi menjadi pelatih. Awalnya, almamaternya meminta untuk menukangi Real Madrid Castilla. Tapi, Santisteban segera ditunjuk melatih Spanyol Junior pada 1988. Dia berhenti pada 2008 setelah menghadirkan banyak piala untuk Spanyol U-16, U-17, U-19, hingga U-23.
7. Ignacio Quereda, Spanyol Wanita, 27 tahun (1988-2015)
Nama Quereda cukup asing di sepakbola internasional, khususnya di sektor pria. Tapi, ketika membicarakan namanya di sepakbola wanita, semua orang akan bertepuk tangan. Dia adalah legenda dan menjadi sosok yang melahirkan banyak pesepakbola wanita hebat di Negeri Matador.
Quereda ditunjuk sebagai pelatih timnas wanita pada 1988. Di bawah arahannya, panyol telah lolos ke Euro Wanita 1997 dan 2013. Lalu, pada 2014, mereka lolos ke Piala Dunia Wanita untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Rumania 2-0 di kualifikasi. Dia juga memimpin timnas wanita U-19 di Euro Wanita U-19 2004.
Tapi, Quereda juga tidak lepas dari kontroversi. Pada 2011 Laura del Río, striker dengan 40 gol dalam 39 caps untuk Spanyol, mengatakan tidak akan pernah bermain untuk timnas lagi saat Quereda masih memimpin. Menurut Del Río, banyak pemain lain juga menolak bermain untuk Quereda.
Pemboikotan pemain ternyata tidak membuat Quereda lengser. Dia baru kehilangan posisi pelatih timnas wanita setelah Spanyol gagal memenuhi target di Piala Dunia Wanita 2015. Dia dipecat pada 30 Juli 2015 setelah 139 pertandingan dengan 38,13% kemenangan.
6. Ronnie McFall, Portadown, 30 tahun (1986-2016)
McFall bergabung dengan klub asal Irlandia Utara, Portadown, pada tahun yang sama dengan kedatangan Ferguson di Old Trafford. Itu adalah klub yang dulu pernah diperkuat McFall ketika masih aktif menjadi pesepakbola profesional di kompetisi elite Irlandia Utara. Dia membawa tim meraih 4 gelar Liga Irlandia Utara sebelum mengundurkan diri pada 2016.
5. Bill Struth, Glagow Rangers, 34 tahun (1920-1954)
Bill Struth memegang tempat khusus di hati para penggemar Glasgow Rangers setelah masa jabatan yang brilian dengan mempesembahkan 18 gelar Liga Skotlandia. Momen terhebatnya datang pada 1947 ketika memenangkan treble domestik Liga Skotlandia, Piala Skotlandia, dan Piala Liga. Potretnya masih tergantung di ruang piala tim hingga hari ini.
4. Mickey Evans, Caersws, 35 tahun (1983–2007, 2009– sekarang)
Evans lahir di Llanidloes dan bergabung dengan Wolverhampton Wanderers sebagai magang berusia 15 tahun pada 1963. Tapi, dia tidak pernah berhasil menerobos tim utama Wolves sehingga memutuskan pergi ke Wrexham pada 1966.
Kariernya di Wrexham berlangsung selama 13 musim. Dia membuat sekitar 500 penampilan di tim utama, tampil di lima Final Piala Wales, termasuk satu sebagai kapten, dan memenangkan dua tiket promosi. Dia juga bermain untuk Wrexham di Piala Winners 1976. Mereka mencapai perempat final sebelum kalah dengan agregat gol dari Anderlecht.
Evans bergabung dengan Caersws pada 1983 saat berusia 36 tahun. Awalnya, sebagai pemain-pelatih. Dia menjabat sebagai pelatih selama 24 musim. Dia membawa klub meraih 3 Piala Liga. Dia mengundurkan diri pada musim panas 2007 untuk bekerja kantoran di sebuah perusahaan minyak.
Tapi, 2 tahun kemudian, Evans kembali menjadi pelatih Caersws. Dia mampu bertahan hingga musim ini, meski prestasi klubnya naik-turun di kompetisi sepakbola di Wales.
3. Willie Maley, Glasgow Celtic, 43 tahun (1897-1940)
Rival Rangers, Glasgow Celtic, juga memiliki pelatih yang sangat lama menjabat. Dia adalah Maley. Di bawah arahannya, Celtic memenangkan 16 gelar Liga Skotlandia dan 14 Piala Skotlandia. Faktanya, Maley memenangkan 1.045 dari 1.614 pertandingan yang dijalani bersama Celtic. Dia berhenti setelah dewan direksi Celtic menginginkan regenerasi di jajaran pelatih.
2. Guy Roux, Auxerre, 44 tahun (1961-2005)
Roux menukangi Auxerre sejak 1961 sebagai pelatih merangkap pemain. Saat itu, Auxerre masih bermain di Division d’Honneur (level empat kompetisi Prancis). Setelah 9 tahun, Auxerre akhirnya promosi ke Divisi III, yang disusul ke Divisi II pada 1974, dan Divisi I (nama Ligue 1 saat itu) pada 1980. Puncak prestasi Roux adalah juara Divisi 1 1995/1996. Dia juga menyumbangkan empat Coupe de France (1993/1994, 1995/1996, 2002/2003, 2004/2005).
Setelah Roux pergi meninggalkan Stade l’Abbe Deschamps pada 2005 untuk melatih RC Lens dan pensiun pada 2007, Auxerre seperti kehilangan arah. Pada 2011/2012 di bawah kendali Laurent Fournier, Auxerre terdegradasi. Di Divisi II, mereka juga terseok-seok di papan bawah. Musim lalu mereka finish di posisi 15 setelah pada 2016/2017 ada di baris 17 dari 20 peserta.
Di masa kepemimpinan Roux, Auxerre terkenal sebagai klub produsen pesepakbola hebat. Eric Cantona, Laurent Blanc, Basile Boli, Alain Goma, Djibril Cisse, Philippe Mexes, hingga Teemu Tainio adalah sederet contoh bintang besar Prancis yang lahir dari kreasi Roux. Ada lagi Taribo West, Corentins Martins, Stephane Guivarc’h, Lilian Laslandes, Sabri Lamouchi, hingga Lionel Charbonnier.
"Dia punya berbagai cara untuk membuat kami disiplin. Dia pelatih yang sangat keras sekaligus figur bapak untuk semua pemain," ujar Cantona dalam sebuah kesempatan pada 2005 ketika berbicara tentang Roux, dilansir L’Equipe.
1. Fred Everiss, West Bromwich Albion, 46 tahun (1902-1948)
Everiss mengabdi untuk West Brom selama 46 tahun dari 1902 hingga 1948. Dia melayani klub sebagai direktur setelah pensiun sebagai pelatih pada 1948. Everiss memimpin Albion meraih gelar Liga Inggris 1919/1920 dan Piala FA 1930/1931.
Uniknya, Everiss awalnya bergabung sebagai pegawai administrasi di markas West Brom pada 1896. Lalu, dia diangkat menjadi sekretaris merangkap pelatih sejak 1902. Pekerjaan itu secara teknis membuat Everiss menjadi pelatih paling lama di sepakbola Inggris dan Eropa.
Tugas Everiss saat itu berbeda dengan pelatih era sekarang. Tugas dia hanya bersifat administratif karena memilih tim diserahkan kepada direktur. Memang, Albion tidak membuat jabatan penuh waktu sebagai pelatih sampai Everiss meninggalkan posisinya. Dia diangkat menjadi direktur setelah pensiun pada 1948. Tapi, meninggal 3 tahun kemudian dalam usia 68 tahun.
Ferguson menjadi nakhoda Manchester United selama 27 tahun. Pria Skotlandia itu datang ke Old Trafford pada 1986 dan pergi pada 2013. Selama periode yang sangat panjang tersebut, dia mengubah The Red Devils dari klub yang tidak stabil menjadi raksasa di sepakbola Inggris, Eropa, hingga dunia.
BACA FEATURE LAINNYA
5 Pemain yang Tidak Punya Masa Depan di Manchester United
5 Pemain yang Tidak Punya Masa Depan di Manchester United
9. Vittorio Pozzo, Italia, 19 tahun (1929-1948)
Pozzo punya reputasi luar biasa di tanah kelahirannya. Jauh sebelum era Arrigo Sacchi, Fabio Capelo, Carlo Ancelotti, atau Antonio Conte, Italia sangat membanggakan Pozzo. Alasannya, dua kejayaan di Piala Dunia 1934 dan 1938 yang berhasil didapatkan.
BACA BERITA LAINNYA
Roy Keane Blak-Blakan Sebut 5 Pemain Bermasalah di Manchester United
Roy Keane Blak-Blakan Sebut 5 Pemain Bermasalah di Manchester United
8. Juan Santisteban, Spanyol Junior, 20 tahun (1988-2008)
Santisteban bermain untuk Real Madrid pada dekade 1950 hingga 1960-an. Dia bermain di era yang sama dengan Alfredo di Stefano untuk memenangkan 6 gelar Piala Champions untuk Los Blancos.
7. Ignacio Quereda, Spanyol Wanita, 27 tahun (1988-2015)
Nama Quereda cukup asing di sepakbola internasional, khususnya di sektor pria. Tapi, ketika membicarakan namanya di sepakbola wanita, semua orang akan bertepuk tangan. Dia adalah legenda dan menjadi sosok yang melahirkan banyak pesepakbola wanita hebat di Negeri Matador.
Quereda ditunjuk sebagai pelatih timnas wanita pada 1988. Di bawah arahannya, panyol telah lolos ke Euro Wanita 1997 dan 2013. Lalu, pada 2014, mereka lolos ke Piala Dunia Wanita untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Rumania 2-0 di kualifikasi. Dia juga memimpin timnas wanita U-19 di Euro Wanita U-19 2004.
Tapi, Quereda juga tidak lepas dari kontroversi. Pada 2011 Laura del Río, striker dengan 40 gol dalam 39 caps untuk Spanyol, mengatakan tidak akan pernah bermain untuk timnas lagi saat Quereda masih memimpin. Menurut Del Río, banyak pemain lain juga menolak bermain untuk Quereda.
Pemboikotan pemain ternyata tidak membuat Quereda lengser. Dia baru kehilangan posisi pelatih timnas wanita setelah Spanyol gagal memenuhi target di Piala Dunia Wanita 2015. Dia dipecat pada 30 Juli 2015 setelah 139 pertandingan dengan 38,13% kemenangan.
6. Ronnie McFall, Portadown, 30 tahun (1986-2016)
McFall bergabung dengan klub asal Irlandia Utara, Portadown, pada tahun yang sama dengan kedatangan Ferguson di Old Trafford. Itu adalah klub yang dulu pernah diperkuat McFall ketika masih aktif menjadi pesepakbola profesional di kompetisi elite Irlandia Utara. Dia membawa tim meraih 4 gelar Liga Irlandia Utara sebelum mengundurkan diri pada 2016.
5. Bill Struth, Glagow Rangers, 34 tahun (1920-1954)
Bill Struth memegang tempat khusus di hati para penggemar Glasgow Rangers setelah masa jabatan yang brilian dengan mempesembahkan 18 gelar Liga Skotlandia. Momen terhebatnya datang pada 1947 ketika memenangkan treble domestik Liga Skotlandia, Piala Skotlandia, dan Piala Liga. Potretnya masih tergantung di ruang piala tim hingga hari ini.
4. Mickey Evans, Caersws, 35 tahun (1983–2007, 2009– sekarang)
Evans lahir di Llanidloes dan bergabung dengan Wolverhampton Wanderers sebagai magang berusia 15 tahun pada 1963. Tapi, dia tidak pernah berhasil menerobos tim utama Wolves sehingga memutuskan pergi ke Wrexham pada 1966.
Kariernya di Wrexham berlangsung selama 13 musim. Dia membuat sekitar 500 penampilan di tim utama, tampil di lima Final Piala Wales, termasuk satu sebagai kapten, dan memenangkan dua tiket promosi. Dia juga bermain untuk Wrexham di Piala Winners 1976. Mereka mencapai perempat final sebelum kalah dengan agregat gol dari Anderlecht.
Evans bergabung dengan Caersws pada 1983 saat berusia 36 tahun. Awalnya, sebagai pemain-pelatih. Dia menjabat sebagai pelatih selama 24 musim. Dia membawa klub meraih 3 Piala Liga. Dia mengundurkan diri pada musim panas 2007 untuk bekerja kantoran di sebuah perusahaan minyak.
Tapi, 2 tahun kemudian, Evans kembali menjadi pelatih Caersws. Dia mampu bertahan hingga musim ini, meski prestasi klubnya naik-turun di kompetisi sepakbola di Wales.
3. Willie Maley, Glasgow Celtic, 43 tahun (1897-1940)
Rival Rangers, Glasgow Celtic, juga memiliki pelatih yang sangat lama menjabat. Dia adalah Maley. Di bawah arahannya, Celtic memenangkan 16 gelar Liga Skotlandia dan 14 Piala Skotlandia. Faktanya, Maley memenangkan 1.045 dari 1.614 pertandingan yang dijalani bersama Celtic. Dia berhenti setelah dewan direksi Celtic menginginkan regenerasi di jajaran pelatih.
2. Guy Roux, Auxerre, 44 tahun (1961-2005)
Roux menukangi Auxerre sejak 1961 sebagai pelatih merangkap pemain. Saat itu, Auxerre masih bermain di Division d’Honneur (level empat kompetisi Prancis). Setelah 9 tahun, Auxerre akhirnya promosi ke Divisi III, yang disusul ke Divisi II pada 1974, dan Divisi I (nama Ligue 1 saat itu) pada 1980. Puncak prestasi Roux adalah juara Divisi 1 1995/1996. Dia juga menyumbangkan empat Coupe de France (1993/1994, 1995/1996, 2002/2003, 2004/2005).
Setelah Roux pergi meninggalkan Stade l’Abbe Deschamps pada 2005 untuk melatih RC Lens dan pensiun pada 2007, Auxerre seperti kehilangan arah. Pada 2011/2012 di bawah kendali Laurent Fournier, Auxerre terdegradasi. Di Divisi II, mereka juga terseok-seok di papan bawah. Musim lalu mereka finish di posisi 15 setelah pada 2016/2017 ada di baris 17 dari 20 peserta.
Di masa kepemimpinan Roux, Auxerre terkenal sebagai klub produsen pesepakbola hebat. Eric Cantona, Laurent Blanc, Basile Boli, Alain Goma, Djibril Cisse, Philippe Mexes, hingga Teemu Tainio adalah sederet contoh bintang besar Prancis yang lahir dari kreasi Roux. Ada lagi Taribo West, Corentins Martins, Stephane Guivarc’h, Lilian Laslandes, Sabri Lamouchi, hingga Lionel Charbonnier.
"Dia punya berbagai cara untuk membuat kami disiplin. Dia pelatih yang sangat keras sekaligus figur bapak untuk semua pemain," ujar Cantona dalam sebuah kesempatan pada 2005 ketika berbicara tentang Roux, dilansir L’Equipe.
1. Fred Everiss, West Bromwich Albion, 46 tahun (1902-1948)
Everiss mengabdi untuk West Brom selama 46 tahun dari 1902 hingga 1948. Dia melayani klub sebagai direktur setelah pensiun sebagai pelatih pada 1948. Everiss memimpin Albion meraih gelar Liga Inggris 1919/1920 dan Piala FA 1930/1931.
Uniknya, Everiss awalnya bergabung sebagai pegawai administrasi di markas West Brom pada 1896. Lalu, dia diangkat menjadi sekretaris merangkap pelatih sejak 1902. Pekerjaan itu secara teknis membuat Everiss menjadi pelatih paling lama di sepakbola Inggris dan Eropa.
Tugas Everiss saat itu berbeda dengan pelatih era sekarang. Tugas dia hanya bersifat administratif karena memilih tim diserahkan kepada direktur. Memang, Albion tidak membuat jabatan penuh waktu sebagai pelatih sampai Everiss meninggalkan posisinya. Dia diangkat menjadi direktur setelah pensiun pada 1948. Tapi, meninggal 3 tahun kemudian dalam usia 68 tahun.