Mereka tim yang sangat komplet. Di belakang ada Virgil Van Dijk, di sayap ada Gareth Bale, di depan punya Sadio Mane. Masih banyak lagi superstar!
Southampton punya kebiasaan melepas pemain bintang di transfer window dengan harga selangit. Dalam beberapa musim terakhir, mereka meraup 300 juta pounds dari penjualan sejumlah bintang. Bayangkan jika mereka dipertahankan!
Untuk menangani tim bertabur bintang, Southampton membutuhkan Mauricio Pochettino. Pelatih asal Argentina itu bekerja di St Mary's dari musim dingin 2013 hingga musim panas 2014. Selama 60 pertandingan, Pochettino menghasilkan 23 kemenangan, 18 skor imbang, dan 19 kekalahan.
Tidak ada trofi yang dipersembahkan Pochettino ketika menjadi pelatih The Saints. Tapi, caranya melatih para pemain Southampton membuat banyak pemilik klub jatuh hati. Pochettino lalu memilih Tottenham Hotspur sebagai pelabuhan barunya sejak 2014 hingga 2019.
Bersama Spurs, pencapaian membanggakan ditorehkan Pochettino. Dengan materi pemain yang tidak mewah, klub London Utara tersebut mampu konsisten di papan atas Liga Premier. Spurs juga nyaris menjuarai Liga Champions ketika mampu menembus final edisi 2018/2019.
Dengan skema 4-2-3-1 dan ditukangi Pochettino, berikut ini starting line-up Southampton jika mempertahankan semua pemain bintangnya yang bersinar di klub lain:
1. Paulo Gazzaniga (kiper)
Meski belum mampu menggeser Hugo Lloris, Gazzaniga telah menunjukkan potensi besar saat dipercaya membela Tottenham. Dia bergabung dengan Tottenham dari Southampton pada musim panas 2017. Awalnya, dia kesulitan mendapatkan waktu bermain sebagai penjaga gawang pilihan ketiga.
Musim lalu ketika Lloris menghabiskan waktu di rumah sakit untuk pemulihan cedera rusuk, Gazzaniga bermain gemilang sebagai kiper utama. Tapi, untuk 2020/2021, posisi Gazzaniga secara kontroversial digeser Joe Hart yang baru bergabung pada musim panas. Kemungkinan besar dia akan memilih pergi pada musim dingin ini.
2. Nathaniel Clyne (full back kanan)
Clyne membuat lebih dari 100 penampilan untuk Southampton dan mencetak 5 gol. Dia dijual 12,5 juta pounds ke Liverpool. Awalnya, dia membuktikan dirinya sebagai bek kanan pilihan pertama untuk The Reds dan Inggris. Tapi, cedera punggung membuat posisi Clyne digantikan Trent Alexander-Arnold.
Setelah terbuang ke Bournemouth, Clyne saat ini bermain untuk Crystal Palace. Jelang Boxing Day, dia sudah bermain pada 8 pertandingan Liga Premier.
3. Toby Alderweireld (bek tengah)
Alderweireld secara teknis tidak dijual oleh Southampton. Sebab, dia hanya dipinjam The Saints dari Atletico Madrid. Tapi, ketika status Alderweireld akan dipermanenkan, Tottenham memutuskan untuk membelinya berdasarkan penampilannya yang luar biasa di St Mary's sepanjang 2014/2015.
Bek berkebangsaan Belgia tersebut bergabung ke Tottenham dengan 11,5 juta pounds pada 2015. Alderweireld telah membuktikan diri sebagai salah satu bek tengah terbaik di Liga Premier. Ketika Pochettino tidak melatih Spurs lagi, Alderweireld tetap masuk rencana Jose Mourinho.
4. Virgil van Dijk (bek tengah)
Southampton sebenarnya tidak ingin menjual Van Dijk. Tapi, mereka dibujuk dengan segala cara ketika Liverpool mencapai kesepakatan 75 juta pounds pada Januari 2018. Van Dijk menjadi bek termahal sepanjang masa. Harga awalnya seperti tidak masuk akal. Tapi, setelah melihat penampilannya untuk Liverpool, terutama dalam perjalanan ke final Liga Champions maupun merebut trofi Liga Premier, harga bek asal Belanda itu wajar.
5. Luke Shaw (full back kiri)
Shaw dijual ke Manchester United seharga 30 juta pounds pada musim panas 2014. Kariernya di Old Trafford naik-turun. Di era Mourinho, dia sempat masuk dalam daftar jual. Tapi, ketika Ole Gunnar Solskjaer menjadi komandan perang di Old Trafford, Shaw mendapatkan kepercayaan lebih.
Dia punya bayaran 180.000 pounds seminggu. Itu menjadikan Shaw salah satu bek dengan bayaran terbaik di Liga Premier. Tapi, jumlah itu sepadan dengan jam terbangnya. Musim lalu, dia merumput 24 kali di Liga Premier. Dua musim sebelumnya, 29 kali. Untuk musim ini, dia sudah bermain 9 kali.
6. Victor Wanyama (gelandang tengah)
Wanyama membuat penampilan bagus di Glasgow Celtic sebelum pindah ke Southampton pada 2013. Saat Pochettino pindah ke Tottenham, gelandang asal Kenya itu ikut. Spurs harus membayar 11 juta pounds pada musim panas 2016.
Cedera dan persaingan ketat dari Moussa Dembele, Harry Winks, dan Eric Dier sempat menghambat kemajuan Wanyama di London Utara. Tapi, kekuatan dan ketenangan pada bola menjadikan Wanyama pilihan yang bagus di lini tengah Montreal Impact di MLS. Itu adalah klub asal Kanada yang dibela Wanyama sepanjang 2020.
7. Alex Oxlade-Chamberlain (gelandang tengah)
Oxlade-Chamberlain berkembang melalui tim junior Southampton sebelum bergabung dengan Arsenal seharga 15 juta pounds pada 2015. The Ox membuat 132 penampilan untuk Arsenal serta memenangkan tiga Piala FA, sebelum pindah ke Liverpool pada 2017.
Pemain internasional Inggris, yang bisa bermain di lini tengah, di sayap atau bahkan di bek sayap, mengalami masalah dengan cedera sepanjang kariernya. Dia menderita cedera lutut pada musim perdananya di Anfield.
Namun, setelah pulih, Oxlade-Chamberlain bermain cukup stabil di lini tengah The Reds. Meski harus bergantian dengan pemain lain, dia menjadi bagian dari skuad yang menjuarai sejumlah gelar. Sebut saja Liga Premier 2019/2020, Liga Champions 2018/2019, Piala Super Eropa 2019, hingga Piala Dunia Antarklub 2019.
8. Theo Walcott (sayap kanan)
Walcott membuat karier cemerlang bersama di The Saints sebelum pindah ke Arsenal pada 20 Januari 2006 dengan mahar 5 juta pounds, yang naik menjadi 12 juta pounds tergantung penampilan klub dan negara. Walcott menunjukkan potensi besar di awal karier dengan Arsenal serta pemanggilan oleh Sven-Goran Eriksson ke timnas Inggris.
Walcott membuat 270 penampilan untuk Arsenal. Tapi, dia tidak memenuhi ekspektasi yang tinggi dari para pendukung. Akhirnya, dia dijual ke Everton pada musim dingin 2018. Saat ini, Walcott menjadi salah satu pemain yang diandalkan Carlo Ancelotti di Goodison Park.
9. Adam Lallana (gelandang serang)
Lallana juga berasal dari sistem pembinaan pemain muda Southampton dan merupakan favorit penggemar di St Mary's. Pada 18 April 2014, dia dinobatkan sebagai salah satu dari enam pemain dalam daftar PFA Team of the Year. Dia bersama Luke Shaw ada di tempat itu.
Penampilan bagus untuk The Saints membuat Lallana pindah ke Liverpool senilai 25 juta pounds. Di klub itu, dia sempat membentuk kemitraan yang kuat dengan sesama penyerang bagus, yaitu Raheem Sterling, Philippe Coutinho, dan Daniel Sturridge.
Namun, Lallana juga menderita masalah cedera. Gangguan tersebut membuat Lallana absen dari skuad Inggris di Piala Dunia. Setelah menyumbang sejumlah trofi untuk Liverpool, Lallana kini membela Brighton and Hove Albion.
10. Gareth Bale (sayap kiri)
Bale memulai karier profesional di Southampton. Awalnya, dia bermain sebagai bek kiri dan mendapat pujian sebagai spesialis tendangan bebas. Orang Wales itu pindah ke Tottenham pada 2007 dengan mahar 7 juta pounds.
Bale tidak memulai dengan awal yang baik di Tottenham gagal bersaing dengan pemain lain. Tapi, ketika beralih ke sayap kiri, kecepatan Bale membuat takut para pemain belakang lawan. Akibatnya, pada 2013, dia dinobatkan sebagai PFA Young Player of the Year, FWA Footballer of the Year, dan Premier League Player of the Season. Dia dinominasikan ke PFA Team of the Year tiga kali berturut-turut pada 2011-2013.
Bale menjadi pemain termahal sepanjang masa ketika pindah ke Real Madrid dengan 86 juta pounds. Di Spanyol, dia memenangkan banyak piala, termasuk La Liga dan Liga Champions. Musim ini, dia kembali ke Inggris untuk bersama Tottenham lagi.
11. Sadio Mané (penyerang)
Mané pindah ke Liverpool seharga 34 juta pounds setelah mencetak 11 gol untuk Southampton pada 2015/2016. Mané, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Philippe Coutinho sempat membuat kuartet penyerang produktif. Lalu, saat Coutinho hijrah ke Barcelona, julukan mereka menjadi Firmansah (Firmino, Mané, Salah).
Penyerang Senegal itu mencetak gol untuk Liverpool di final Liga Champions 2017/2018 melawan Real Madrid. Dia menjadikan Liverpool tim pertama dalam sejarah yang memiliki tiga pemain yang mencetak lebih dari 10 gol dalam satu musim Liga Champions. Sayang, Liverpool gagal juara.
Trofi Eropa baru bisa dipersembahkan Mané pada 2018/2019 saat mengalahkan Tottenham di final. Sukses itu dia lanjutkan dengan memimpin The Reds menjuarai Liga Premier 2019/2010.
Untuk menangani tim bertabur bintang, Southampton membutuhkan Mauricio Pochettino. Pelatih asal Argentina itu bekerja di St Mary's dari musim dingin 2013 hingga musim panas 2014. Selama 60 pertandingan, Pochettino menghasilkan 23 kemenangan, 18 skor imbang, dan 19 kekalahan.
BACA ANALISIS LAINNYA
Statistik Buktikan Sepanjang 2020 Ole Gunnar Solksjaer Hanya Kalah dari Klopp
Statistik Buktikan Sepanjang 2020 Ole Gunnar Solksjaer Hanya Kalah dari Klopp
1. Paulo Gazzaniga (kiper)
BACA FEATURE LAINNYA
5 Wonderkid yang Bisa Jadi Kejutan di Bursa Transfer Januari 2021
5 Wonderkid yang Bisa Jadi Kejutan di Bursa Transfer Januari 2021
Musim lalu ketika Lloris menghabiskan waktu di rumah sakit untuk pemulihan cedera rusuk, Gazzaniga bermain gemilang sebagai kiper utama. Tapi, untuk 2020/2021, posisi Gazzaniga secara kontroversial digeser Joe Hart yang baru bergabung pada musim panas. Kemungkinan besar dia akan memilih pergi pada musim dingin ini.
2. Nathaniel Clyne (full back kanan)
Clyne membuat lebih dari 100 penampilan untuk Southampton dan mencetak 5 gol. Dia dijual 12,5 juta pounds ke Liverpool. Awalnya, dia membuktikan dirinya sebagai bek kanan pilihan pertama untuk The Reds dan Inggris. Tapi, cedera punggung membuat posisi Clyne digantikan Trent Alexander-Arnold.
Setelah terbuang ke Bournemouth, Clyne saat ini bermain untuk Crystal Palace. Jelang Boxing Day, dia sudah bermain pada 8 pertandingan Liga Premier.
3. Toby Alderweireld (bek tengah)
Alderweireld secara teknis tidak dijual oleh Southampton. Sebab, dia hanya dipinjam The Saints dari Atletico Madrid. Tapi, ketika status Alderweireld akan dipermanenkan, Tottenham memutuskan untuk membelinya berdasarkan penampilannya yang luar biasa di St Mary's sepanjang 2014/2015.
Bek berkebangsaan Belgia tersebut bergabung ke Tottenham dengan 11,5 juta pounds pada 2015. Alderweireld telah membuktikan diri sebagai salah satu bek tengah terbaik di Liga Premier. Ketika Pochettino tidak melatih Spurs lagi, Alderweireld tetap masuk rencana Jose Mourinho.
4. Virgil van Dijk (bek tengah)
Southampton sebenarnya tidak ingin menjual Van Dijk. Tapi, mereka dibujuk dengan segala cara ketika Liverpool mencapai kesepakatan 75 juta pounds pada Januari 2018. Van Dijk menjadi bek termahal sepanjang masa. Harga awalnya seperti tidak masuk akal. Tapi, setelah melihat penampilannya untuk Liverpool, terutama dalam perjalanan ke final Liga Champions maupun merebut trofi Liga Premier, harga bek asal Belanda itu wajar.
5. Luke Shaw (full back kiri)
Shaw dijual ke Manchester United seharga 30 juta pounds pada musim panas 2014. Kariernya di Old Trafford naik-turun. Di era Mourinho, dia sempat masuk dalam daftar jual. Tapi, ketika Ole Gunnar Solskjaer menjadi komandan perang di Old Trafford, Shaw mendapatkan kepercayaan lebih.
Dia punya bayaran 180.000 pounds seminggu. Itu menjadikan Shaw salah satu bek dengan bayaran terbaik di Liga Premier. Tapi, jumlah itu sepadan dengan jam terbangnya. Musim lalu, dia merumput 24 kali di Liga Premier. Dua musim sebelumnya, 29 kali. Untuk musim ini, dia sudah bermain 9 kali.
6. Victor Wanyama (gelandang tengah)
Wanyama membuat penampilan bagus di Glasgow Celtic sebelum pindah ke Southampton pada 2013. Saat Pochettino pindah ke Tottenham, gelandang asal Kenya itu ikut. Spurs harus membayar 11 juta pounds pada musim panas 2016.
Cedera dan persaingan ketat dari Moussa Dembele, Harry Winks, dan Eric Dier sempat menghambat kemajuan Wanyama di London Utara. Tapi, kekuatan dan ketenangan pada bola menjadikan Wanyama pilihan yang bagus di lini tengah Montreal Impact di MLS. Itu adalah klub asal Kanada yang dibela Wanyama sepanjang 2020.
7. Alex Oxlade-Chamberlain (gelandang tengah)
Oxlade-Chamberlain berkembang melalui tim junior Southampton sebelum bergabung dengan Arsenal seharga 15 juta pounds pada 2015. The Ox membuat 132 penampilan untuk Arsenal serta memenangkan tiga Piala FA, sebelum pindah ke Liverpool pada 2017.
Pemain internasional Inggris, yang bisa bermain di lini tengah, di sayap atau bahkan di bek sayap, mengalami masalah dengan cedera sepanjang kariernya. Dia menderita cedera lutut pada musim perdananya di Anfield.
Namun, setelah pulih, Oxlade-Chamberlain bermain cukup stabil di lini tengah The Reds. Meski harus bergantian dengan pemain lain, dia menjadi bagian dari skuad yang menjuarai sejumlah gelar. Sebut saja Liga Premier 2019/2020, Liga Champions 2018/2019, Piala Super Eropa 2019, hingga Piala Dunia Antarklub 2019.
8. Theo Walcott (sayap kanan)
Walcott membuat karier cemerlang bersama di The Saints sebelum pindah ke Arsenal pada 20 Januari 2006 dengan mahar 5 juta pounds, yang naik menjadi 12 juta pounds tergantung penampilan klub dan negara. Walcott menunjukkan potensi besar di awal karier dengan Arsenal serta pemanggilan oleh Sven-Goran Eriksson ke timnas Inggris.
Walcott membuat 270 penampilan untuk Arsenal. Tapi, dia tidak memenuhi ekspektasi yang tinggi dari para pendukung. Akhirnya, dia dijual ke Everton pada musim dingin 2018. Saat ini, Walcott menjadi salah satu pemain yang diandalkan Carlo Ancelotti di Goodison Park.
9. Adam Lallana (gelandang serang)
Lallana juga berasal dari sistem pembinaan pemain muda Southampton dan merupakan favorit penggemar di St Mary's. Pada 18 April 2014, dia dinobatkan sebagai salah satu dari enam pemain dalam daftar PFA Team of the Year. Dia bersama Luke Shaw ada di tempat itu.
Penampilan bagus untuk The Saints membuat Lallana pindah ke Liverpool senilai 25 juta pounds. Di klub itu, dia sempat membentuk kemitraan yang kuat dengan sesama penyerang bagus, yaitu Raheem Sterling, Philippe Coutinho, dan Daniel Sturridge.
Namun, Lallana juga menderita masalah cedera. Gangguan tersebut membuat Lallana absen dari skuad Inggris di Piala Dunia. Setelah menyumbang sejumlah trofi untuk Liverpool, Lallana kini membela Brighton and Hove Albion.
10. Gareth Bale (sayap kiri)
Bale memulai karier profesional di Southampton. Awalnya, dia bermain sebagai bek kiri dan mendapat pujian sebagai spesialis tendangan bebas. Orang Wales itu pindah ke Tottenham pada 2007 dengan mahar 7 juta pounds.
Bale tidak memulai dengan awal yang baik di Tottenham gagal bersaing dengan pemain lain. Tapi, ketika beralih ke sayap kiri, kecepatan Bale membuat takut para pemain belakang lawan. Akibatnya, pada 2013, dia dinobatkan sebagai PFA Young Player of the Year, FWA Footballer of the Year, dan Premier League Player of the Season. Dia dinominasikan ke PFA Team of the Year tiga kali berturut-turut pada 2011-2013.
Bale menjadi pemain termahal sepanjang masa ketika pindah ke Real Madrid dengan 86 juta pounds. Di Spanyol, dia memenangkan banyak piala, termasuk La Liga dan Liga Champions. Musim ini, dia kembali ke Inggris untuk bersama Tottenham lagi.
11. Sadio Mané (penyerang)
Mané pindah ke Liverpool seharga 34 juta pounds setelah mencetak 11 gol untuk Southampton pada 2015/2016. Mané, Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Philippe Coutinho sempat membuat kuartet penyerang produktif. Lalu, saat Coutinho hijrah ke Barcelona, julukan mereka menjadi Firmansah (Firmino, Mané, Salah).
Penyerang Senegal itu mencetak gol untuk Liverpool di final Liga Champions 2017/2018 melawan Real Madrid. Dia menjadikan Liverpool tim pertama dalam sejarah yang memiliki tiga pemain yang mencetak lebih dari 10 gol dalam satu musim Liga Champions. Sayang, Liverpool gagal juara.
Trofi Eropa baru bisa dipersembahkan Mané pada 2018/2019 saat mengalahkan Tottenham di final. Sukses itu dia lanjutkan dengan memimpin The Reds menjuarai Liga Premier 2019/2010.