Bintang AC Milan itu membuat gol tercepat sepanjang sejarah lima liga Eropa. Dia kembali membuat gol indah meski Milan main 10 orang selama sejam.
Sensasi terus datang dari pemain AC Milan Rafael Leao. Usai mencetak gol tercepat sepanjang sejarah lima liga top Eropa, anak muda asal Portugal itu kembali mencetak gol indah saat Milan menang melawan Benevento 2-0.

Milan menang meskipun bermain dengan hanya 10 orang sejak menit ke-32 setelah Sandro Tonali dikartu merah. Mereka unggul lebih dulu lewat penalti Franck Kessie dan memperbesar keunggulan di babak kedua lewat Rafael Leao. Bahkan Milan bisa saja membuat dua gol lagi andaikata tendangan Hakan Calhanaglu dan Franck Kessie tidak membentur tiang gawang sama.

Rafael Leao mengakui golnya ke gawang Benevento adalah 'salah satu gol terindah dalam karier saya’.

Penyerang Portugal itu mencetak gol dari sudut yang tampaknya mustahil setelah menarik keluar kiper Lorenzo Montipò.



“Itu salah satu gol terindah dalam karier saya, tetapi yang terpenting adalah kemenangan,” kata Leao kepada Sky Sport Italia.

“Kami hanya bermain dengan 10 orang, itu adalah pertandingan tersulit yang kami alami, tetapi kami terus bermain bagus dan pantas menang.

“Kuncinya setiap saat adalah mentalitas. Jika tidak ada Ibra, ada Rebic. Jika tidak ada Rebic, maka Hauge akan bermain. Kami melihat mentalitas tim tetap sama.”

“Kami tahu Inter menang 6-2 sebelumnya, tapi kami berkonsentrasi penuh. Sebentar lagi ada pertandingan besar lainnya dan kami ingin memenangkannya juga, karena kami mengincar tempat pertama.”



“Saya harus berterima kasih kepada pelatih, karena dia selalu menaruh kepercayaan pada saya, baik dalam latihan maupun selama pertandingan. Saya belajar banyak darinya."

Leao mencetak gol sensasional malam ini, menekuk bola ke gawang kosong dari sudut yang sulit. Hal itupun menuai pujian dari pelatih Milan Stefano Pioli.

“Yang terus kami sampaikan kepada Rafa adalah bahwa dia tetap harus menimbulkan kejutan saat menguasai bola, tapi dia harus lebih fokus pada pergerakannya untuk menjauh dari pengawalnya terlebih dahulu. Jika dia melakukan itu, dia bisa masuk ke posisi yang lebih baik dan karena itu melakukan apa yang dia bisa lakukan dengan bola.”

“Rafa cepat, dia memiliki teknik hebat, jadi jika dia memiliki waktu yang tepat untuk berlari, dia bisa mencetak lebih banyak gol. Ketika saya berbicara tentang intensitas, yang saya maksud bukan hanya fisik, tetapi juga mental, selalu dalam permainan dan fokus,” ujar Pioli.

Benevento yang dilatih legenda Milan Filippo Inzaghi sebenarnya memiliki banyak peluang tetapi kerap digagalkan oleh kiper Gianluigi Donnarumma.

“Kami melawan Gianluigi Donnarumma, penjaga gawang terbaik di Eropa menurut pandangan saya, dan tim memberikan semua yang dimilikinya. Ini mengecewakan, karena setelah penampilan yang bagus, Anda mengharapkan hasil yang berbeda,” tegas Inzaghi.

“Kami (adalah tim) baru di Serie A, jadi kebobolan gol naif seperti ini akan membantu kami menjadi dewasa. Kami tidak bisa menghadiahi dua gol seperti itu kepada Milan. Saya tidak bisa mengeluh, Benevento memainkan pertandingan yang luar biasa dan seharusnya bangga akan hal itu.”

“Bermain dari belakang berarti mengambil risiko tertentu, tetapi jika kita tidak mencoba bermain dan menyerang, maka kita mungkin juga mengucapkan selamat tinggal pada harapan bertahan di Serie A.”