Usia segitu muda sudah memiliki klub Liga Inggris. Kalau mimin usia segitu lagi ngadu PS di rental.
Donald akan tetap mempertahankan 15% sahamnya. Dia secara aktif mencoba menjual Sunderland sejak awal tahun dan memasuki periode penting sepanjang Oktober-November-Desember 2020 ketika muncul berita gembira dari sejumlah orang yang tertarik mengembalikan The Black Cats dari League One ke Liga Premier.
Ada yang Jadi Pemain Sinetron, Kabar Terkini 7 Pemain Indonesia Lulusan CS Visé
? AMAZING! Kyril Louis-Dreyfus will buy Sunderland FC & he is only 22 years old!
— Game Yetu (@GameYetu) December 25, 2020
? He will be able to play Football Manager in real life!
? What a life ??https://t.co/tavDrR6tf1
Kisah Davide Ancelotti, Asisten Pelatih Termuda di Liga Premier
"Pertama, saya ingin berterima kasih kepada Stewart Donald atas integritas dan kewajarannya selama tiga bulan terakhir, yang telah membuat saya memiliki kesempatan untuk mengambil alih saham pengendali Sunderland. Saya sepenuhnya menyadari upaya yang dilakukan adalah untuk melindungi kelangsungan klub," ujar Louis-Dreyfus pada malam Natal 2020, dilansir chroniclelive.co.uk.
Putra mantan bos besar Olympique Marseille
Lalu, siapakah anak muda ini? Lahir pada 1997, Kyril adalah satu dari tiga bersaudara dari almarhum pengusaha kaya-raya asal Swiss-Prancis, Robert Louis-Dreyfus. Semasa hidup, Robert sempat dikenal sebagai CEO Adidas sekaligus pemegang saham mayoritas Olympique Marseille.
Sebagai putra Robert dari istri keduanya asal Rusia, Margarita Bogdanova, tentu saja Louis-Dreyfus junior bergelimang harta. Setelah Robert meninggal pada 2009 seusai menjalani perjuangan panjang melawan leukemia, Kyril mewarisi sepertiga harta ayahnya. Dia memiliki dana perwalian lebih dari 2 miliar euro.
Uang itu sempat dipegang ibu kandungnya hingga Kyril berusia 21 tahun. Sang ibu, Margarita, tercatat sebagai wanita terkaya di Rusia versi Forbes. Kekayaannya mencapai USD5,6 miliar. Margarita juga menguasai saham minoritas Marseille yang dulu diwariskan Robert.
"Ke depan, kami memiliki strategi jangka panjang yang mengintegrasikan tradisi kebanggaan Sunderland dengan struktur dengan pendekatan modern. Kami akan berusaha untuk berada di garis depan penelitian dan inovasi di semua bidang kinerja dan sangat menekankan pada pengembangan pemain serta gaya permainan tim," ungkap Louis-Dreyfus.
"Kami ingin membuat tim yang menghibur untuk ditonton dan yang mewujudkan semangat serta budaya orang-orang yang hadir. Itu akan menghubungkan kembali tim dengan basis penggemarnya, yang dukungannya akan sangat penting bagi kesuksesan kami," pungkas Louis-Dreyfus.