Klien mereka termasuk bintang top seperti Aymeric Laporte maupun Eric Garcia. Kontrak-kontraknya miliaran.
Selain pelatih atau pengurus klub, agen pemain juga menjadi pekerjaan yang digeluti sejumlah mantan pemain sepakbola profesional. Contohnya, Carles Puyol dan Ivan de la Pena, yang berkolaborasi membentuk "Puyol, De la Pena, & Sostres".
Semasa aktif menjadi pesepakbola, Puyol dan De la Pena adalah dua lulusan Barcelona yang berbeda nasib. Puyol adalah kapten yang mengantar El Barca mencapai era keemasan dengan rentetan gelar domestik maupun internasional. Dia juga menjadi bek ketika tim nasional Spanyol berjaya di Eropa dan dunia.
Di lemari kacanya, Puyol mempunyai trofi La Liga (2004/2005, 2005/2006, 2008/2009, 2009/2010, 2010/2011, 2012/2013), Copa del Rey (2008/2009), Supercopa de Espana (2005, 2006, 2009, 2010), Liga Champions (2005/2006, 2008/2009, 2010/2011), Piala Super Eropa (2009), hingga Piala Dunia Antarklub (2009, 2011).
Untuk Spanyol U-23, Puyol ikut menyumbang medali perak Olimpiade 2000. Lalu, dengan skuad senior, dia menjadi bagian ketika La Furia Roja menjuarai Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan peringkat 3 Piala Konfederasi 2009.
Sebaliknya, perjalanan karier De la Pena tidak mulus. Dia harus terbuang dari Barcelona. Meski menjadi maskot Espanyol selama bertahun-tahun, karier De la Pena di timnas tenggelam dengan bayang-bayang Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Xabi Alonso, atau Gaizka Mendieta.
Dijuluki The Little Buddha, De la Pena memulai debut pada usia 17 tahun saat El Barca dilatih Johan Cruyff. Sayang, dia kurang cocok dengan gaya melatih legenda Belanda tersebut. Akibatnya, De la Pena hijrah ke Italia membela Lazio. Dia sempat menjalani masa peminjaman di Olympique Marseille sebelum pulang kampung membela Espanyol.
Banyak kenangan indah tercipta saat De la Pena membela Espanyol. Dia pernah membawa Los Periquitos menggapai Copa del Rey 2005/2006. De la Pena membela Espanyol pada 210 pertandingan selama 9 musim.
Setelah pensiun, tak banyak kegiatan yang dilakukan De la Pena. Dia pernah menerima tawaran menjadi asisten Luis Enrique di AS Roma. Tapi, memutuskan berhenti total dari sepakbola dengan alasan keluarga. "Sepakbola akan menjadi masa lalu saya yang akan saya diceritakan kepada anak dan cucu saya nanti," ujar De la Pena ketika itu, dilansir Marca.
Namun, hanya beberapa tahun menepi, De la Pena kembali ke sepakbola. Pada 2015, De la Pena berkolaborasi dengan Puyol dan seorang pengacara di Spanyol, Ramos Sostres, mendirikan agensi pemain. Mereka menamakan firma tersebut "Puyol, De la Pena, & Sostres".
Itu pekerjaan kedua Puyol setelah pensiun pada akhir musim 2013/2014. Ketika itu, Puyol mengambil pekerjaan sebagai asisten direktur olahraga Barcelona untuk membantu sang direktur olahraga, Andoni Zubizarreta. Tapi, Puyol mengundurkan diri sebagai protes ketika sahabatnya itu dipecat Josep Maria Bartomeu pada Januari 2015.
"Kami telah menciptakan bisnis untuk mewakili pemain dengan Ivan dan Ramon. Ivan adalah seorang fanatik di sepakbola. Dia suka menemukan bakat. Dia menghabiskan hari-harinya menonton pemain. Dia berbicara kepada saya tentang Neymar dan Coutinho ketika mereka baru berusia 14 tahun, dan tentang Douglas Costa," ujar Puyol dalam wawancara dengan El Pais pada 2015.
"Kami bekerja dengan Ramon. Dia adalah seseorang yang saya percaya. Dia akan melakukannya dengan baik. Dia bertanggung jawab atas hukum, kontrak, dan pajak. Dia ahlinya," tambah pria kelahiran 13 April 1978 itu.
Lebih lanjut, Puyol menjelaskan, memanfaatkan pengalamannya sendiri sebagai pemain muda yang datang ke skuad utama dan dibimbing pemain senior maupun ketika menjadi pemain senior yang membimbing pemain junior. "Tugas saya adalah mengirimkan, menggunakan pengalaman saya, pengetahuan saya, dengan tujuan membuat pemain lebih profesional," ucap Puyol.
"Saya ingin menjadi pelatih di kehidupan yang membantu mereka berpikir, membuat keputusan, serta mengelola emosi dengan kecerdasan dalam situasi sulit. Saya tidak ingin menjadi pelatih yang tidak terlihat," tambah pemilik 100 caps untuk La Furia Roja itu.
Awalnya, Puyol, De la Pena, & Sostres menjadi perwakilan Marc Bartra saat masih bermain untuk Barcelona dan Aymeric Laporte ketika di Athletic Bilbao. Saat ini, Bartra bermain di Real Betis dan Laporte memperkuat Manchester City. Ada lago Bojan Krkic saat bergabung dengan Stoke City.
Sekarang, agensi tersebut telah berkembang dengan beberapa pemain muda berbakat dari Negeri Matador. Sebut saja Eric Garcia (Manchester City), Carles Alena (Barcelona), Oliver Torres (Sevilla), Adrian Bernabe (Manchester City U-23), Arnau Tenas (Barcelona B), hingga Marc Tenas (Atletico Madrid B).
"Saya ingin memberikan pedoman untuk menyelesaikan masalah, datang dari basis yang saya miliki, karena saya harus banyak bekerja mengingat saya tidak bermain di Barcelona sampai saya berusia 17 tahun. Saya tidak melakukannya. Saya tidak memiliki informasi tentang anak-anak hari ini," pungkas Puyol.
Semasa aktif menjadi pesepakbola, Puyol dan De la Pena adalah dua lulusan Barcelona yang berbeda nasib. Puyol adalah kapten yang mengantar El Barca mencapai era keemasan dengan rentetan gelar domestik maupun internasional. Dia juga menjadi bek ketika tim nasional Spanyol berjaya di Eropa dan dunia.
BACA FEATURE LAINNYA
13 Pelatih Sepakbola Terkenal yang Memiliki Kebiasaan Merokok
13 Pelatih Sepakbola Terkenal yang Memiliki Kebiasaan Merokok
Banyak kenangan indah tercipta saat De la Pena membela Espanyol. Dia pernah membawa Los Periquitos menggapai Copa del Rey 2005/2006. De la Pena membela Espanyol pada 210 pertandingan selama 9 musim.
BACA VIRAL LAINNYA
Kompilasi Video VAR yang Rugikan Liverpool, Ungkapan Liga Korup Jadi Sorotan
Kompilasi Video VAR yang Rugikan Liverpool, Ungkapan Liga Korup Jadi Sorotan
Namun, hanya beberapa tahun menepi, De la Pena kembali ke sepakbola. Pada 2015, De la Pena berkolaborasi dengan Puyol dan seorang pengacara di Spanyol, Ramos Sostres, mendirikan agensi pemain. Mereka menamakan firma tersebut "Puyol, De la Pena, & Sostres".
"Kami telah menciptakan bisnis untuk mewakili pemain dengan Ivan dan Ramon. Ivan adalah seorang fanatik di sepakbola. Dia suka menemukan bakat. Dia menghabiskan hari-harinya menonton pemain. Dia berbicara kepada saya tentang Neymar dan Coutinho ketika mereka baru berusia 14 tahun, dan tentang Douglas Costa," ujar Puyol dalam wawancara dengan El Pais pada 2015.
Lebih lanjut, Puyol menjelaskan, memanfaatkan pengalamannya sendiri sebagai pemain muda yang datang ke skuad utama dan dibimbing pemain senior maupun ketika menjadi pemain senior yang membimbing pemain junior. "Tugas saya adalah mengirimkan, menggunakan pengalaman saya, pengetahuan saya, dengan tujuan membuat pemain lebih profesional," ucap Puyol.
"Saya ingin menjadi pelatih di kehidupan yang membantu mereka berpikir, membuat keputusan, serta mengelola emosi dengan kecerdasan dalam situasi sulit. Saya tidak ingin menjadi pelatih yang tidak terlihat," tambah pemilik 100 caps untuk La Furia Roja itu.
Awalnya, Puyol, De la Pena, & Sostres menjadi perwakilan Marc Bartra saat masih bermain untuk Barcelona dan Aymeric Laporte ketika di Athletic Bilbao. Saat ini, Bartra bermain di Real Betis dan Laporte memperkuat Manchester City. Ada lago Bojan Krkic saat bergabung dengan Stoke City.
Sekarang, agensi tersebut telah berkembang dengan beberapa pemain muda berbakat dari Negeri Matador. Sebut saja Eric Garcia (Manchester City), Carles Alena (Barcelona), Oliver Torres (Sevilla), Adrian Bernabe (Manchester City U-23), Arnau Tenas (Barcelona B), hingga Marc Tenas (Atletico Madrid B).
"Saya ingin memberikan pedoman untuk menyelesaikan masalah, datang dari basis yang saya miliki, karena saya harus banyak bekerja mengingat saya tidak bermain di Barcelona sampai saya berusia 17 tahun. Saya tidak melakukannya. Saya tidak memiliki informasi tentang anak-anak hari ini," pungkas Puyol.