Apakah pemain yang datang dari Serie A menuai sukses di Liga Premier? Ada Sebastian Veron yang kontribusinya dipertanyakan.
Setelah menunggu setengah tahun, Manchester United akhirnya memperkenalkan Amad Diallo sebagai pemain baru. Menggunakan nomor punggung 19, pemuda berusia 18 tahun itu diharapkan bersinar di Liga Premier.

Diallo datang ke Old Trafford dari Atalanta Bergamo. Dikontrak 5 tahun dengan opsi perpanjangan otomatis 1 tahun, MU masih harus menunggu izin kerja Diallo sebelum menurunkan di pertandingan resmi. Pasalnya, harus ada sejumlah syarat yang wajib dipenuhi seperti jumlah penampilan untuk tim nasional hingga paspor Uni Eropa jika memiliki.

Namun, jika semuanya beres, Diallo diharapkan menjadi pemain yang akan mewarnai lini serang The Red Devils dengan indah. Pasalnya, pemuda kelahiran Abidjan, 11 Juli 2002, itu dianggap sebagai salah satu rising star di sepakbola Eropa.

Diallo juga harus belajar dari sejumlah pemain maupun mantan pemain MU yang didatangkan dari klub-klub Serie A di masa lalu. Beberapa pemain tersebut mampu menjadi bintang selama bermukim di Old Trafford. Tapi, beberapa lainnya tidak sanggup menunjukkan performa yang layak dibanggakan.

Berikut ini catatan performa 6 pemain MU yang didatangkan dari kompetisi elite Italia sejak 2000:


6. Matteo Darmian (Torino)



Darmian menyelesaikan kepindahan ke MU pada 11 Juli 2015 dengan fee 12,7 juta pounds. Dikontrak 4 tahun dengan perpanjangan 1 tahun dan menjalani debut Liga Premier pada 8 Agustus 2015, Darmian dipandang sebagai penerus jangka panjang Gary Neville.

Ternyata, anggapan itu hanya di atas kertas. Bek kanan Italia itu tidak pernah membuktikan dirinya sebagai pemain reguler di tim utama The Red Devils selama 4 tahun di Old Trafford. Meski ikut memberikan Piala FA, Piala FA, dan Liga Eropa, Darmian terbukti pemain yang gagal.

Setelah hanya bermain 8 kali pada 2017/2018 dan 6 kali pada 2018/2019 di Liga Premier, MU membiarkan Darmian kembali ke Italia untuk membela Parma. Lalu, sejak 2020, dia dipinjamkan ke Inter Milan.


5. Sergio Romero (Sampdoria)

Mendatangkan Romero dengan status bebas transfer dari Sampdoria pada 2015 telah menjadi bisnis yang layak bagi MU. Awalnya, mereka gembira karena mendapatkan kiper tim nasional Argentina yang berpengalaman di Piala Dunia tanpa mengeluarkan uang tunai.

Tapi, setelah melihat penampilan Romero di lapangan, tim pelatih MU justru semakin mantan menempatkan David de Gea sebagai penjaga gawang No.1. Ketika Dean Henderson tampil bagus selama masa peminjaman di Sheffield United, MU memulangkannya ke Old Trafford. Situasi itu menyebabkan Romero beralih menjadi kiper No.3.

Saat ini, Romero masih tercatat sebagai kiper MU. Tapi, dalam tiga musim terakhir, mantan penjaga gawang Racing Club de Avellaneda tersebut tidak pernah bermain di Liga Premier. Dia hanya merumput di Piala Liga, Piala FA, dan kadang-kadang di kompetisi Benua Biru.


4. Laurent Blanc (Inter Milan)

Pada dasarnya, Blanc adalah bek tengah yang hebat. Sejarah membuktikannya bersama banyak klub papan atas Eropa. Dia juga menjadi salah satu anggota generasi emas Prancis yang menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.

Tapi, Blanc datang ke MU di usia yang sudah 35 tahun untuk menggantikan Jaap Stam yang hengkang. Meski ikut menyumbangkan trofi Liga Premier 2002/2003, dia dikritik karena penampilan yang buruk pada bulan-bulan awal masa tinggalnya di Old Trafford

Salah satu momen yang diingat fans MU adalah saat The Red Devils menderita lima kekalahan di Liga Premier pada 1 Desember 2001. Itu unik karena kekalahan didapatkan dari klub yang membentuk nama "BLANC", yaitu Bolton, Liverpool, Arsenal, Newcastle, dan Chelsea.


3. Giuseppe Rossi (Parma)



Rossi datang ke Inggris dalam usia yang sangat muda. Rossi pindah dari Parma ke MU pada 2004 saat berusia 17 tahun. Debutnya di tim utama terjadi pada 20 November 2004 di kandang Crystal Palace pada Piala Liga. Lalu, debut Liga Premier pada 15 Oktober 2005 saat masuk pada menit 78 menggantikan Ruud van Nistelrooy.

Meski menjadi pemain muda yang sangat berbakat di lini depan MU, Rossi kesulitan menjadi pemain reguler karena beberapa nama terkenal. Akibatnya, dia harus bersedia dipindahkan ke Newcastle United dan Parma. MU menjual Rossi ke Villarreal pada 31 Juli 2007 dengan 6,6 juta pounds.

Sempat bersinar bersama Villarreal, karier Rossi harus diganggu sejumlah cedera parah. Dia sempat tidak punya klub setelah sembuh cedera. Dia juga sempat berlatih di MU untuk mengisi waktu luang. Saat ini Rossi menganggur setelah musim lalu bermain untuk Real Salt Lake di MLS.


2. Juan Sebastian Veron (Lazio)



Setelah musim 2000/2001, Veron pindah dari Lazio ke MU. Transfernya selesai pada 12 Juli 2001 dengan 28,1 juta pounds dan kontrak 5 tahun. Itu menjadi transfer termahal dalam sejarah sepakbola Inggris pada waktu itu. Dia juga menjadi pemain dari luar Eropa yang memecahkan rekor transfer Inggris.

Meski mempersembahkan trofi Liga Premier 2002/2003, banyak yang menyatakan Veron gagal di MU. Banyak kritikus menyebut gaya bermain playmaker Argentina itu tidak cocok dengan Liga Premier. Veron gemar menahan bola, sementara rekan-rekannya bermain dengan bola mengalir cepat sehingga memunculkan kebingungan.

Lalu, bagaimana penilaian rekan-rekan Veron? Setelah menonton debut Veron, Nicky Butt justru memberikan pujian. "Saya absen melawan Everton. Saya telah bermain dan saya duduk di sana dan saya berpikir bahwa saya tidak akan pernah bermain untuk MU lagi (karena Veron). Veron adalah pemain terbaik yang pernah saya lihat, kecuali Cantona. Dalam latihan, dia seperti sesuatu yang belum pernah saya lihat," kata Butt.

Sama seperti Butt, Sir Alex Ferguson juga memberikan pendapat yang serupa. Bahkan, dia sangat marah saat pers mempertanyakan kontribusi Veron. "Dia adalah pemain yang sangat hebat. Dan, kalian semua (media) idiot," ucap Ferguson saat itu.

Pujian Butt dan Ferguson ternyata tidak banyak berpengaruh terhadap masa depan Veron di Old Trafford. Saat Roman Abramovich datang ke Chelsea, Veron ditransfer 15 juta pounds pada 2003. Tapi, Veron justru semakin tenggelam sebelum akhirnya kembali ke Italia untuk membela Inter Milan.


1. Paul Pogba (Juventus)



Pogba seperti yoyo. Dibesarkan di Akademi MU, gelandang asal Prancis itu hijrah ke Juventus. Saat bermain bagus di Italia, manajemen The Red Devils mendatangkannya kembali.

Transfer terjadi pada 8 Agustus 2016 dengan kontrak 5 tahun dan rekor biaya transfer sepakbola tertinggi pada saat itu sebesar 105 juta euro ditambah bonus 5 juta euro. Nilai itu melampaui rekor sebelumnya atas nama Gareth Bale sehingga agen Pogba, Mino Raiola, menerima 27 juta euro sebagai fee.  

Tapi, Pogba tidak bisa langsung tampil membela MU di laga perdana Liga Premier melawan Bournemouth. FA mengumumkan Pogba harus absen karena dua kartu kuning yang dikumpulkan pada Coppa Italia musim sebelumnya bersama Juventus.

Lalu, apa pencapaian Pogba? Jika parameternya bersama Juventus, pendukung MU layak kecewa berat. Pasalnya, dia hanya mampu membantu The Red Devils mendapatkan Piala Liga 2016/2017 dan Liga Eropa 2016/2017. Pogba juga hanya bermain 121 kali di Liga Premier dengan 26 gol.

Bandingkan dengan Juventus yang diberikan Serie A 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016 serta Coppa Italia 2014/2015 dan 2015/2016. Ada lagi Supercoppa Italiana 2013, 2015. Tapi, Pogba masih punya waktu untuk membuktikan kehadirannya di lini tengah MU.