Klub di kompetisi elit Belanda itu ternyata juga sering membeli pemain mahal. Mateja Kezman dan Hakim Ziyech misalnya.
Sejak lama Eredivisie dikenal sebagai kompetisi yang memiliki hobi mendidik pemain muda dan menjualnya ke luar Belanda dengan harga selangit. Tapi, bukan berarti kompetisi elite Negeri Kincir Angin tersebut tidak pernah membeli pemain mahal.
Jangan pernah membandingkan uang yang dikeluarkan klub-klub Belanda untuk membeli pemain dengan tim-tim di Inggris, Spanyol, Jerman, atau Italia. Itu akan mengejutkan karena apa yang dianggap mahal di Belanda ternyata nilainya biasa-biasa saja di Inggris, Spanyol, Jerman, atau Italia.
Fakta menunjukkan, ada banyak pemain bagus yang didatangkan ke Eredivisie dengan status termahal. Tentu saja, "termahal" yang dimaksud adalah versi Belanda. Mayoritas pemain-pemain itu singgah untuk sementara waktu sebelum dijual ke klub Inggris, Spanyol, Italia, atau Jerman dengan harga yang lebih mahal. Tapi, ada juga dibeli untuk dijadikan pemain utama.
Berikut ini 10 pemain termahal yang pernah didatangkan klub-klub Eredivisie dan perjalanan karier mereka setelah itu:
10. Jan Vennegoor of Hesselink (9 juta euro)
Vennegoor of Hesselink ditransfer ke PSV Eindhoven dari FC Twente pada 2001. Dianggap sebagai penyerang dengan masa depan cerah, Vennegoor of Hesselink saat itu mencuri perhatian banyak media Eropa setelah bermain bagus untuk Twente. Tapi, ternyata Vennegoor of Hesselink lebih memilih tinggal di Belanda untuk membela PSV.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Penampilan Vennegoor of Hesselink di klub baru memuaskan. Dia mencetak 85 gol dalam 207 pertandingan, memenangkan Eredivisie 3 kali sebelum pindah ke Glasgow Celtic. Di Skotlandia, dia juga memenangkan 2 gelar lagi. Dari Celtic, Vennegoor of Hesselink sempat membela Hull City dan Rapid Wien. Tapi, tidak menemukan keberuntungan di kedua klub tersebut.
Vennegoor of Hesselink akhirnya kembali ke PSV sebelum pensiun pada 2012.
9. Hakim Ziyech (11 juta euro)
Ziyech ditransfer ke Ajax Amsterdam dari FC Twente pada 2016. Dididik dalam sistem pembinaan Twente, Ziyech menjadi pemuda yang memiliki prospek cerah di sepakbola Belanda. Dampaknya, tawaran datang dari banyak klub sebelum Ajax berhasil mengamankan tandatangannya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Harga jual dari Ajax ke Chelsea senilai 40 juta euro membuktikan kualitas Ziyech selama bermain di Johan Cruyff Arena. Dia membantu Ajax mencapai final Liga Eropa 2016/2017 dan semifinal Liga Champions 2018/2019. Ziyech mencetak 16 gol saat Ajax memenangkan Eredivisie 2018/2019.
Ajax benar-benar beruntung karena mendapatkan profit 29 juta euro dalam waktu beberapa tahun saja.
8. Dusan Tadic (11,4 juta euro)
Tadic ditransfer ke Ajax Amsterdam dari Southampton pada 2018. Dia didatangkan setelah Ajax menjual Arkadiusz Milik. Pembelian itu membuat banyak orang terkejut karena tidak biasanya Ajax membeli pemain tua. Saat itu, Tadic sudah menginjak usia 30 tahun.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Pelatih Ajax, Erik ten Hag, memainkan Tadic sebagai false nine dan hasilnya lebih mengejutkan lagi. Tidak disangka, pemain tua yang kedatangannya memunculkan kritik justru sukses dengan 38 gol dari 56 pertandingan semua kompetisi pada musim debut.
Dia menjadi aktor utama Ajax saat mengunci gelar Eredivisie 2018/2019, Piala KNVB 2018/2019, serta semifinal Liga Champions 2018/2019. Hingga sekarang, Tadic masih menjadi pemain yang diandalkan Ten Hag .
7. Bruma (12 juta euro)
Armindo Tué Na Bangna alias Bruma ditransfer PSV Eindhoven dari RB Leipzig pada 2019. Pemain asal Guinea-Bissau yang membela tim nasional Portugal sejak junior tersebut didatangkan setelah bermain baik di Galatasaray dan RB Leipzig.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Sayang, pembelian Bruma tidak sesuai harapan. Dia hanya mencetak total 5 gol pada semua ajang dalam 1,5 musim di PSV. Lalu, Bruma bergabung dengan Olympiakos Piraeus dengan status pinjaman sejak Oktober tahun lalu. Kegagalan di Belanda benar-benar membuat Bruma frustrasi.
6. David Neres (15 juta euro)
Neres ditransfer ke Ajax Amsterdam dari Sao Paolo pada 2017. Neres datang ke Amsterdam dengan harapan yang sangat tinggi karena Ajax sangat jarang mendatangkan talenta muda dari Brasil.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Keputusan yang benar. Neres telah membuktikan dirinya sebagai anggota klub yang mematikan dari sektor penyerangan Ajax. Dia mencetak 14 gol dalam musim debut penuhnya dan memenangkan gelar di musim berikutnya. Dia berkembang dengan luar biasa sebagai pemain maupun manusia.
Sayang, cedera lutut menghalangi Neves untuk bermain pada paruh kedua musim 2019/2020. Musim ini dia sudah fit dan sedang berusaha bangkit kembali. Fans Ajax optimistis Neres akan kembali seperti musim pertama dan keduanya di Negeri Kincir Angin.
5. Antony (15,75 juta euro)
Antony Matheus dos Santos ditransfer ke Ajax Amsterdam dari Sao Paolo pada 2020. Dia didatangkan setelah Ajax menganggap kedatangan David Neres sangat bermanfaat. Lalu, mereka kembali menghubungi Sao Paulo agar menyerahkan pemain sayap berusia 20 tahun itu.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Antony menikmati awal yang menjanjikan untuk karier profesionalnya di Ajax. Dia mencetak 8 gol dalam 19 pertandingan pertamanya untuk klub, serta memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Eredivisie untuk edisi Desember. Jadi, masih banyak waktu bagi Antony untuk unjuk keterampilan di masa depan.
4. Daley Blind (16 juta euro)
Blind ditransfer kembali ke Ajax Amsterdam dari Manchester United pada 2018. Blind tumbuh di Ajax sebagai anak dari legenda klub, Danny Blind. Setelah memenangi empat gelar berturut-turut dia bergabung dengan MU pada 2014. Dia bermain bagus bersama The Red Devils, meski pada akhirnya kembali ke Ajax dengan transfer yang lumayan.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Blind membantu membawa pengalaman dan kepemimpinan di Liga Premier ke Ajax yang penuh dengan talenta muda. Dengan dia di belakang, mereka memenangkan Eredivisie dan mencapai semifinal Liga Champions.
3. Miralem Sulejmani (16,25 juta euro)
Sulejmani ditransfer Ajax Amsterdam dari Heerenveen pada 2008. Dia dibeli ketika Ajax akan kehilangan Klaas-Jan Huntelaar yang ditransfer ke Real Madrid pada Januari 2009. Saat itu Ajax juga sudah memiliki Luis Suarez sehingga kedatangan Sulejmani diharapkan membuat lini serang semakin berbahaya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Pemain Serbia itu terbukti sangat tangguh menjadi pesaing internal maupun tandem Suarez dengan bersama-sama membantu Ajax memenangkan Eredivisie 2010/2011. Bahkan, setelah Suarez pergi, Sulejmani terus memproduksi gol dan Ajax memenangkan dua gelar lagi.
Setelah mendapatkan 3 trofi liga, Sulejmani menyetujui transfer gratis ke Benfica secara diam-diam. Itu membuat Frank de Boer selaku pelatih Ajax saat itu marah besar. Dia mengirim Sulejmani ke tim cadangan hingga kontrak kerjanya dengan Ajax berakhir dan pergi ke Portugal secara gratis.
Sulejmani memenangkan gelar bersama Benfica sebelum bergabung dengan Young Boys. Di Swiss, dia juara liga tiga kali beruntun pada 2017/2018, 2018/2019, dan 2019/2020.
2. Mateja Kezman (16,34 juta euro)
Kezman ditransfer ke PSV Eindhoven dari Partizan Belgrade pada 2000. Dia didatangkan setelah PSV kehilangan Ruud van Nistelrooy karena cedera. Mereka membawa Kezman dengan rekor transfer di Eredivisie sebelum dipecahkan Sebastian Haller 21 tahun kemudian.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Banyak sekali gol yang dihasilkan. Kezman membentuk kemitraan mematikan dengan Arjen Robben muda. Pemain Serbia itu mencetak 129 gol dalam 176 pertandingan selama 4 musim. Dia juga memenangkan dua gelar Eredivisie pada waktu itu.
Setelah itu Kezman pindah ke Chelsea dan tidak berhasil bersinar. Kemudian, hijrah ke Atletico Madrid dan lagi-lagi tidak berhasil. Lalu, bergabung dengan Fenerbache dan mendapatkan kembali kekuatannya dengan memenangkan beberapa trofi di Turki.
Merasa sukses di Turki, Kezman memutuskan pindah ke Paris Saint-Germain dan sekali lagi gagal bersinr. Kemudian, dia memilih pensiun pada 2012 dan setelah itu beralih profesi menjadi agen. Salah satu pemain yang ada di bawah tanggung jawab Kezman adalah Sergej Milinkovic-Savic.
1. Sebastian Haller (22,5 juta euro)
Haller ditransfer ke Ajax Amsterdam dari West Ham United pada 8 Januari 2021 setelah dianggap sukses di Liga Premier. Padahal, faktanya Haller hanya memproduksi 10 gol selama 2 musim bermain untuk The Hammers di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Inggris tersebut.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Haller telah melakukan debut. Dia bermain 44 menit dan menyumbang assist saat Ajax bangkit dari ketertinggalan 0-2 untuk bermain imbang 2-2 dengan PSV Eindhoven. Mengingat baru ada 1 pertandingan yang dijalani, masih terlalu dini untuk bisa menilai apakah pesepakbola Prancis-Pantai Gading itu sukses atau gagal total.
Jangan pernah membandingkan uang yang dikeluarkan klub-klub Belanda untuk membeli pemain dengan tim-tim di Inggris, Spanyol, Jerman, atau Italia. Itu akan mengejutkan karena apa yang dianggap mahal di Belanda ternyata nilainya biasa-biasa saja di Inggris, Spanyol, Jerman, atau Italia.
BACA FEATURE LAINNYA
Seandainya Pergi, Messi Tetap Digaji Barca Rp 3,2 Miliar/Minggu Hingga 2025
Seandainya Pergi, Messi Tetap Digaji Barca Rp 3,2 Miliar/Minggu Hingga 2025
10. Jan Vennegoor of Hesselink (9 juta euro)
Vennegoor of Hesselink ditransfer ke PSV Eindhoven dari FC Twente pada 2001. Dianggap sebagai penyerang dengan masa depan cerah, Vennegoor of Hesselink saat itu mencuri perhatian banyak media Eropa setelah bermain bagus untuk Twente. Tapi, ternyata Vennegoor of Hesselink lebih memilih tinggal di Belanda untuk membela PSV.
Penampilan Vennegoor of Hesselink di klub baru memuaskan. Dia mencetak 85 gol dalam 207 pertandingan, memenangkan Eredivisie 3 kali sebelum pindah ke Glasgow Celtic. Di Skotlandia, dia juga memenangkan 2 gelar lagi. Dari Celtic, Vennegoor of Hesselink sempat membela Hull City dan Rapid Wien. Tapi, tidak menemukan keberuntungan di kedua klub tersebut.
BACA FEATURE LAINNYA
Peringkat 20 Pelatih Terbaik 10 Tahun Terakhir, Nomor 1 Bukan Klopp Bukan Mou
Peringkat 20 Pelatih Terbaik 10 Tahun Terakhir, Nomor 1 Bukan Klopp Bukan Mou
9. Hakim Ziyech (11 juta euro)
Ziyech ditransfer ke Ajax Amsterdam dari FC Twente pada 2016. Dididik dalam sistem pembinaan Twente, Ziyech menjadi pemuda yang memiliki prospek cerah di sepakbola Belanda. Dampaknya, tawaran datang dari banyak klub sebelum Ajax berhasil mengamankan tandatangannya.
Harga jual dari Ajax ke Chelsea senilai 40 juta euro membuktikan kualitas Ziyech selama bermain di Johan Cruyff Arena. Dia membantu Ajax mencapai final Liga Eropa 2016/2017 dan semifinal Liga Champions 2018/2019. Ziyech mencetak 16 gol saat Ajax memenangkan Eredivisie 2018/2019.
Ajax benar-benar beruntung karena mendapatkan profit 29 juta euro dalam waktu beberapa tahun saja.
8. Dusan Tadic (11,4 juta euro)
Tadic ditransfer ke Ajax Amsterdam dari Southampton pada 2018. Dia didatangkan setelah Ajax menjual Arkadiusz Milik. Pembelian itu membuat banyak orang terkejut karena tidak biasanya Ajax membeli pemain tua. Saat itu, Tadic sudah menginjak usia 30 tahun.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Pelatih Ajax, Erik ten Hag, memainkan Tadic sebagai false nine dan hasilnya lebih mengejutkan lagi. Tidak disangka, pemain tua yang kedatangannya memunculkan kritik justru sukses dengan 38 gol dari 56 pertandingan semua kompetisi pada musim debut.
Dia menjadi aktor utama Ajax saat mengunci gelar Eredivisie 2018/2019, Piala KNVB 2018/2019, serta semifinal Liga Champions 2018/2019. Hingga sekarang, Tadic masih menjadi pemain yang diandalkan Ten Hag .
7. Bruma (12 juta euro)
Armindo Tué Na Bangna alias Bruma ditransfer PSV Eindhoven dari RB Leipzig pada 2019. Pemain asal Guinea-Bissau yang membela tim nasional Portugal sejak junior tersebut didatangkan setelah bermain baik di Galatasaray dan RB Leipzig.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Sayang, pembelian Bruma tidak sesuai harapan. Dia hanya mencetak total 5 gol pada semua ajang dalam 1,5 musim di PSV. Lalu, Bruma bergabung dengan Olympiakos Piraeus dengan status pinjaman sejak Oktober tahun lalu. Kegagalan di Belanda benar-benar membuat Bruma frustrasi.
6. David Neres (15 juta euro)
Neres ditransfer ke Ajax Amsterdam dari Sao Paolo pada 2017. Neres datang ke Amsterdam dengan harapan yang sangat tinggi karena Ajax sangat jarang mendatangkan talenta muda dari Brasil.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Keputusan yang benar. Neres telah membuktikan dirinya sebagai anggota klub yang mematikan dari sektor penyerangan Ajax. Dia mencetak 14 gol dalam musim debut penuhnya dan memenangkan gelar di musim berikutnya. Dia berkembang dengan luar biasa sebagai pemain maupun manusia.
Sayang, cedera lutut menghalangi Neves untuk bermain pada paruh kedua musim 2019/2020. Musim ini dia sudah fit dan sedang berusaha bangkit kembali. Fans Ajax optimistis Neres akan kembali seperti musim pertama dan keduanya di Negeri Kincir Angin.
5. Antony (15,75 juta euro)
Antony Matheus dos Santos ditransfer ke Ajax Amsterdam dari Sao Paolo pada 2020. Dia didatangkan setelah Ajax menganggap kedatangan David Neres sangat bermanfaat. Lalu, mereka kembali menghubungi Sao Paulo agar menyerahkan pemain sayap berusia 20 tahun itu.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Antony menikmati awal yang menjanjikan untuk karier profesionalnya di Ajax. Dia mencetak 8 gol dalam 19 pertandingan pertamanya untuk klub, serta memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Eredivisie untuk edisi Desember. Jadi, masih banyak waktu bagi Antony untuk unjuk keterampilan di masa depan.
4. Daley Blind (16 juta euro)
Blind ditransfer kembali ke Ajax Amsterdam dari Manchester United pada 2018. Blind tumbuh di Ajax sebagai anak dari legenda klub, Danny Blind. Setelah memenangi empat gelar berturut-turut dia bergabung dengan MU pada 2014. Dia bermain bagus bersama The Red Devils, meski pada akhirnya kembali ke Ajax dengan transfer yang lumayan.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Blind membantu membawa pengalaman dan kepemimpinan di Liga Premier ke Ajax yang penuh dengan talenta muda. Dengan dia di belakang, mereka memenangkan Eredivisie dan mencapai semifinal Liga Champions.
3. Miralem Sulejmani (16,25 juta euro)
Sulejmani ditransfer Ajax Amsterdam dari Heerenveen pada 2008. Dia dibeli ketika Ajax akan kehilangan Klaas-Jan Huntelaar yang ditransfer ke Real Madrid pada Januari 2009. Saat itu Ajax juga sudah memiliki Luis Suarez sehingga kedatangan Sulejmani diharapkan membuat lini serang semakin berbahaya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Pemain Serbia itu terbukti sangat tangguh menjadi pesaing internal maupun tandem Suarez dengan bersama-sama membantu Ajax memenangkan Eredivisie 2010/2011. Bahkan, setelah Suarez pergi, Sulejmani terus memproduksi gol dan Ajax memenangkan dua gelar lagi.
Setelah mendapatkan 3 trofi liga, Sulejmani menyetujui transfer gratis ke Benfica secara diam-diam. Itu membuat Frank de Boer selaku pelatih Ajax saat itu marah besar. Dia mengirim Sulejmani ke tim cadangan hingga kontrak kerjanya dengan Ajax berakhir dan pergi ke Portugal secara gratis.
Sulejmani memenangkan gelar bersama Benfica sebelum bergabung dengan Young Boys. Di Swiss, dia juara liga tiga kali beruntun pada 2017/2018, 2018/2019, dan 2019/2020.
2. Mateja Kezman (16,34 juta euro)
Kezman ditransfer ke PSV Eindhoven dari Partizan Belgrade pada 2000. Dia didatangkan setelah PSV kehilangan Ruud van Nistelrooy karena cedera. Mereka membawa Kezman dengan rekor transfer di Eredivisie sebelum dipecahkan Sebastian Haller 21 tahun kemudian.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Banyak sekali gol yang dihasilkan. Kezman membentuk kemitraan mematikan dengan Arjen Robben muda. Pemain Serbia itu mencetak 129 gol dalam 176 pertandingan selama 4 musim. Dia juga memenangkan dua gelar Eredivisie pada waktu itu.
Setelah itu Kezman pindah ke Chelsea dan tidak berhasil bersinar. Kemudian, hijrah ke Atletico Madrid dan lagi-lagi tidak berhasil. Lalu, bergabung dengan Fenerbache dan mendapatkan kembali kekuatannya dengan memenangkan beberapa trofi di Turki.
Merasa sukses di Turki, Kezman memutuskan pindah ke Paris Saint-Germain dan sekali lagi gagal bersinr. Kemudian, dia memilih pensiun pada 2012 dan setelah itu beralih profesi menjadi agen. Salah satu pemain yang ada di bawah tanggung jawab Kezman adalah Sergej Milinkovic-Savic.
1. Sebastian Haller (22,5 juta euro)
Haller ditransfer ke Ajax Amsterdam dari West Ham United pada 8 Januari 2021 setelah dianggap sukses di Liga Premier. Padahal, faktanya Haller hanya memproduksi 10 gol selama 2 musim bermain untuk The Hammers di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Inggris tersebut.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Haller telah melakukan debut. Dia bermain 44 menit dan menyumbang assist saat Ajax bangkit dari ketertinggalan 0-2 untuk bermain imbang 2-2 dengan PSV Eindhoven. Mengingat baru ada 1 pertandingan yang dijalani, masih terlalu dini untuk bisa menilai apakah pesepakbola Prancis-Pantai Gading itu sukses atau gagal total.