Rekor tanpa kalah Liverpool di Anfield dalam 68 pertandingan beruntun sejak April 2017 akhirnya putus. Insiden penalti sempat diperdebatkan.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp mengakui kekalahan dari Burnley 0-1 pada laga lanjutan Liga Premier bagaikan pukulan sangat keras yang mengenai mukanya. “Muka saya seperti ditonjok kenceng banget,” kata Klopp seusai laga dikutip Guardian.

“Itu tanggung jawab saya, itulah penjelasan yang mudah. Kami kalah dalam pertandingan yang sangat tidak mungkin (untuk kami kalah) tetapi ya kami kalah. Itu salah saya."

Setelah menjadi yang teratas di awal Tahun Baru, Liverpool terpaut enam poin di belakang Manchester United dan paceklik gol terlama sepanjang 21 tahun.

“Kalah melawan Burnley dan kami tidak mencetak gol selama tiga atau empat pertandingan. Saat ini jika harus membicarakan perebutan gelar, betapa konyolnya itu? Kami tidak dapat membayangkan perebutan gelar saat ini. Kami harus memenangkan pertandingan dan untuk melakukan itu kami harus mencetak gol. Kami harus bekerja lebih keras tetapi tidak berbicara seolah itu adalah situasi yang mudah.”

Klopp mengakui dia akan berpikir untuk mengembalikan kepercayaan pada para pemainnya menjelang pertemuan pekan ini dengan United di Piala FA.

Burnley berhasil meruntuhkan keangkeran Stadion Anfield sementara Liverpool terus dilanda kemandulan gol.

Sebuah gol tunggal penalti Ashley Barnes mengantarkan Burnley meraih kemenangan 1-0 atas Liverpool. Hasil itu menjadi kemenangan pertama Burnley di Anfield sejak 1974 dan sekaligus menyudahi rekor tanpa kalah Liverpool di Anfield dalam 68 pertandingan beruntun sejak April 2017.

Kemandulan yang mendera Liverpool menjalar ke semua pemain. Divock Origi gagal mencetak gol lewat peluang berlian dan tendangannya malah membentur mistar gawang.



Ketika peluit tanda istirahat berbunyi terjadi sedikit insiden di lapangan area Liverpool antara Fabinho dan Ashley Barnes.

Wasit Mike Dean memberikan kartu kuning kepada Fabinho, tetapi Barnes yang sudah mendapat kartu kuning sebelumnya tak diberi hukuman apapun.

Kiper Nick Pope melakukan sejumlah penyelamatan gemilang menghadang sejumlah peluang Liverpool lewat Trent Alexander-Arnold dan Mohamed Salah di awal babak kedua.

Frustrasi yang melanda Liverpool mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Burnley ketika Barnes berhasil melepaskan diri dari kawalan Fabinho dan jatuh ketika dihadang Alisson yang meninggalkan gawangnya. Wasit menunjuk titik putih.

Barnes mengeksekusi penalti dengan sempurna untuk membawa keunggulan Burnley.

Liverpool berburu dengan waktu dan semenit jelang bubaran waktu normal, Roberto Firmino berusaha membelokkan tembakan Alexander-Arnold ke muka gawang tetapi Mee berada di posisi tepat untuk menyapu bola.

Tentang insiden penalti, menurut Klopp, Alisson mengatakan kepadanya bahwa dia tidak menyentuh Barnes.



Tapi pelatih Burnley Sean Dyche berkata seusai pertandingan bahwa itu penalti. “Ini adalah penalti.”

Klopp dan Dyche sempat terlibat perselisihan di lorong stadion.

“Saya tidak berpikir ada goyangan besar di Liverpool. Mereka memiliki beberapa hasil yang sulit tetapi itu bisa terjadi, bahkan untuk tim terbaik.”