Carlo Ancelotti sempat bersitegang dengan pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Polemik mereka hanya terjadi lewat SMS.
Tekanan yang dialami Frank Lampard kembali mengingatkan kisah Carlo Ancelotti saat melatih Chelsea. Sang big boss, ch, selalu mengirimkan pesan singkat melalui SMS.

Pelatih yang akrab disapa Don Carlo itu sempat melatih The Blues periode 2009-2011. Ketika tim asuhannya kalah saat itu, Abramovich lantas mengiriminya pesan singkat. Bukan melalui kata-kata, melainkan hanya tanda tanya.

Abramovich sengaja mengirimkan SMS itu kepada Don Carlo untuk mempertanyakan segala sesuatunya ketika Chelsea tidak berjalan dengan baik. Kegiatan itu selalu dilakukan Abramovich hingga pelatih berusia 61 tahun itu mempersembahkan dua gelar juara hingga dipecat dua tahun kemudian.

Wartawan Sky Italia, Fabio Caressa, membenarkan sepenggal cerita sejarah saat Don Carlo melatih di Stamford Bridge. “Ancelotti mengatakan kepada saya bahwa Abramovich selalu mengirim SMS kepadanya, selalu sama, terutama di saat segalanya tidak berjalan baik,” kata Caressa, dikutip The Sun.

“Ketika Abramovich selalu mengirimkan tanda tanya, maka Carlo (Ancelotti) hanya mengiriminya tanda seru (!). Ya, dia hanya menjawabnya dengan tanda tersebut,” timpalnya.

Sementara Don Carlo tak mengetahui apakah kebiasaan itu berlaku sama untuk Lampard. Maklum, posisi Lampard tengah disorot lantaran hasil kurang menggembirakan belakangan ini. Legenda Chelsea yang notabene adalah bekas anak didik Ancelotti itu terancam didepak karena hasil minor tersebut.

“Saya tak lagi menerima SMS darinya (Abramovich) karena saya senang bekerja bersama Everton, termasuk ketika kami berhasil mengalahkan mereka di awal musim,” tutur pelatih kelahiran Reggiolo, 10 Juni 1959, tersebut.

Sosok pelatih yang masih dihormati staf serta suporter The Blues itu berharap hal terbaik untuk Lampard, meski dirinya enggan memberikan kata bijak kepada bekas anak didiknya itu untuk menghadapi tekanan dari sang big boss.

Lampard tak membutuhkan itu. Pelatih berusia 42 tahun ini lebih memilih mempersiapkan timnya sebaik mungkin. Dia berharap tak mengalami nasib sama seperti halnya Don Carlo.

Namun, Lampard membutuhkan upaya lebih keras agar tak mengalami nasib sama. Itu tak lepas dari posisi The Blues yang masih tercecer di peringkat delapan setelah memperoleh 29 angka.

Chelsea terus mengalami grafik penurunan performa setelah menuai satu kemenangan dari lima laga terakhir. “Masih banyak yang dapat kami lakukan. Semoga saja kami bisa keluar dari tekanan sulit ini,” ungkapnya.