Ingin rasanya dia menghapus tato itu tapi apa daya terlalu besar.
Tato adalah seni yang telah mengilhami banyak orang. Para pecinta tato tak segan untuk merias bagian tubuh atau mungkin hampir seluruh tubuhnya dengan rupa-rupa gambar.
Biasanya tiap-tiap tato memiliki filosofi tersendiri. Karena itu keputusan untuk menancapkan gambar tertentu di kulit badan adalah keputusan yang pada umumnya tidak bercanda.
Dan tato sudah menjadi identitas yang lazim bagi pesepakbola, terutama di Eropa. Bahkan ada keraguan jika Anda benar-benar pesepakbola profesional dan belum punya tato rasa-rasanya kurang.
Tampaknya Anda adalah minoritas jika tubuh dan lengan Anda tidak bertinta dengan satu atau lain cara.
Ketika seorang pria muda memiliki banyak uang dan banyak waktu luang, dapat dimengerti bahwa mereka membuat beberapa keputusan gila. Dan itulah yang terjadi pada Leroy Sane.
Ia membuat sebuah tato yang begitu besar di punggungnya. Secara seni itu tidak terlihat terlalu buruk.
Tapi itu adalah keputusan spontan yang sekarang winger Bayern Muenchen itu sesali. Tato tersebut merupakan ekspresi kegembiraannya saat dia mencetak gol debut untuk Manchester City di Liga Champions.
Momen itu terjadi sekitar 4 tahun lalu yang lewat, musim 2017. Tepatnya kemenangan 5-3 Manchester City atas Monaco di Liga Champions.
Dan jelas itu menjadi masalah. Sebab laki-laki Jerman itu kini sudah berpindah klub.
Ketika Sane menolak untuk menandatangani kontrak baru di Etihad Stadium dan pindah ke Bayern Munich, Sane baru berpikir untuk perlu menghapus lambang City di punggungnya.
Ketika Sane memutuskan untuk menggarap tato di punggungnya, banyak media yang ribut. Terutama dari Jerman - asal negara Sane.
Dari tato yang terpacak di punggungnya, Sane seolah seperti ingin mengabdi untuk The Citizen selama-lamanya. Dan kita sama-sama tahu, pada akhir musim lalu, Sane pulang kampung dan bergabung dengan Bayern Muenchen.
Dia melakukannya dan sekarang terlihat mengenakan desain kaos tim nasional Jerman. Namun, celana pendeknya masih menunjukkan No.19 - padahal dia sekarang memakai No. 10 di Bayern.
Baru-baru ini, Leroy Sane berkesempatan untuk membahas soal tato. Dalam wawancaranya dengan Blid, Sane benar-benar menyesali atas tindakannya itu,
''Ketika itu saya berpikiran bahwa saya masih muda. Jadi wajar, saya mencoba segala sesuatu yang baru, termasuk untuk 'menentang tembok'. Meskipun saya tahu itu adalah menyakitkan, tapi saya bisa belajar dari hal itu,'' katanya.
Sane yang masih muda dan berusia 25 tahun mengaku ada semacam rasa kagum dan bangga karena banyak yang membicarakan tato nya yang indah. Meski tak sedikit juga yang memperdebatkan tatonya itu.
“Saya kagum topik ini menjadi begitu besar di media. Saya masih sangat muda. Di Jerman ada pemain yang jauh lebih penting daripada saya, namun tato ini masih terus diperdebatkan. ” tutupnya.
Biasanya tiap-tiap tato memiliki filosofi tersendiri. Karena itu keputusan untuk menancapkan gambar tertentu di kulit badan adalah keputusan yang pada umumnya tidak bercanda.
Tampaknya Anda adalah minoritas jika tubuh dan lengan Anda tidak bertinta dengan satu atau lain cara.
Tapi itu adalah keputusan spontan yang sekarang winger Bayern Muenchen itu sesali. Tato tersebut merupakan ekspresi kegembiraannya saat dia mencetak gol debut untuk Manchester City di Liga Champions.
BACA FEATURE LAINNYA
10 Pemain Liga Premier Gaji Tertinggi Dihitung Hanya dari Waktu Bermain
10 Pemain Liga Premier Gaji Tertinggi Dihitung Hanya dari Waktu Bermain
Dan jelas itu menjadi masalah. Sebab laki-laki Jerman itu kini sudah berpindah klub.
Ketika Sane memutuskan untuk menggarap tato di punggungnya, banyak media yang ribut. Terutama dari Jerman - asal negara Sane.
Dia melakukannya dan sekarang terlihat mengenakan desain kaos tim nasional Jerman. Namun, celana pendeknya masih menunjukkan No.19 - padahal dia sekarang memakai No. 10 di Bayern.
Baru-baru ini, Leroy Sane berkesempatan untuk membahas soal tato. Dalam wawancaranya dengan Blid, Sane benar-benar menyesali atas tindakannya itu,
''Ketika itu saya berpikiran bahwa saya masih muda. Jadi wajar, saya mencoba segala sesuatu yang baru, termasuk untuk 'menentang tembok'. Meskipun saya tahu itu adalah menyakitkan, tapi saya bisa belajar dari hal itu,'' katanya.
Sane yang masih muda dan berusia 25 tahun mengaku ada semacam rasa kagum dan bangga karena banyak yang membicarakan tato nya yang indah. Meski tak sedikit juga yang memperdebatkan tatonya itu.
“Saya kagum topik ini menjadi begitu besar di media. Saya masih sangat muda. Di Jerman ada pemain yang jauh lebih penting daripada saya, namun tato ini masih terus diperdebatkan. ” tutupnya.