Sesungguhnya julukan MU pertama kali bukan Setan Merah. Julukan ini baru digunakan pada 1970-an. Belasan tim di seluruh dunia menggunakan julukan ini.
The Red Devils atau Setan Merah adalah julukan yang melekat pada Manchester United sejak lama ketika jersey merah dan logo setan diperkenalkan. Tapi, MU bukan yang pertama dan satu-satunya yang memiliki julukan seperti itu.
Sejarah Setan Merah dan MU justru dimulai dari tim rugby Salford yang sedang bertanding di Prancis pada 1930-an. Saat itu mereka tampil dominan menggunakan jersey merah sehingga pers Prancis memberikan julukan Les Diables Rouges (The Red Devils). Klub itu, lalu berganti nama menjadi Salford Red Devils.
Berhubung Salford berasal dari Greater Manchester atau wilayah yang sama dengan MU, julukan itu ternyata disukai pelatih legendaris, Sir Matt Busby, pada 1960-an. Busby meminta klub mengubah nama julukan dari The Heathens menjadi The Red Devils. Tapi, permintaan Busby baru bisa direalisasikan pada 1970-an ketika setan ditempatkan di logo MU.
Uniknya, MU tidak bisa mematenkan logo maupun julukan itu. Pasalnya, di belahan bumi lain terdapat sejumlah tim sepakbola yang menggunakan Setan Merah sebagai julukan, nama, atau logo. Berikut ini 16 tim tersebut:
1. FC Kaiserslautern (Jerman)
Kaiserslautern adalah klub olahraga asal Jerman yang berbasis di Rhineland-Palatinate. Selain sepak bola, klub juga beroperasi di beberapa cabang olahraga lainnya. Mereka dijuluki Die Roten Teufel karena seragam merahnya.
Sejarahnya panjang. Pada 2 Juni 1900, Germania 1896 dan FG Kaiserslautern bergabung untuk membentuk FC 1900. Pada 1909, klub bergabung dengan FC Palatia (didirikan pada 1901) dan FC Bavaria (didirikan pada 1902) untuk membentuk FV 1900 Kaiserslautern. Lalu, pada 1929, mereka bergabung dengan SV Phoenix menjadi FV Phoenix-Kaiserslautern sebelum akhirnya menggunakan nama mereka saat ini pada 1933.
Sebagai anggota pendiri Bundesliga, Kaiserslautern secara historis adalah salah satu klub paling sukses di Jerman. Mereka menempati posisi 10 di klasemen Bundesliga sepanjang masa.
Mereka sempat mencapai perempat final Liga Champions 1998/1999 serta dua kali berpartisipasi di semifinal Piala UEFA. Kaiserslautern memenangkan Bundesliga terakhirnya pada 1997/1998 saat baru promosi dari Bundesliga 2. Tapi, pada 2018 mereka ke Liga 3 untuk pertama kalinya.
2. Al Ahly Kairo (Mesir)
Al Ahly adalah klub olahraga profesional Mesir yang berbasis di Kairo. Terkenal karena tim sepakbola profesionalnya yang bermain di Liga Premier Mesir dan merupakan klub sepakbola paling bergengsi di Afrika.
Al Ahly didirikan pada 24 April 1907, sebagai tempat berkumpul untuk Serikat Mahasiswa Kairo. Mereka memiliki rekor 42 gelar liga nasional, 37 gelar piala nasional, dan 11 gelar piala super nasional. Al Ahly juga belum pernah terdegradasi ke Divisi II.
Dalam kompetisi internasional, klub telah memenangkan 9 gelar Liga Champions Afrika, 1 Piala Konfederasi Afrika, 6 Piala Super Afrika, 4 Piala Winners Afrika, 1 Kejuaraan Klub Asia-Afrika, 1 Piala Champions Arab, 1 Piala Winners Arab, 2 Piala Super Arab, dan peringkat 3 Piala Dunia Antarklub 2006. Al Ahly adalah klub paling sukses di dunia dalam hal jumlah trofi yang dimenangkan dan kedua dalam hal gelar internasional yang dimenangkan dengan 25 gelar atau di belakang Real Madrid dengan 26 trofi.
Al Ahly punya banyak julukan seperti Nadi Al Wataniyyah (Club of Patriotism), El Mared El Ahmar (The Red Giant), El Kalaa El Hamraa (The Red Castle), hingga Nadi El Qarn (The Club of The Century). Tapi, yang paling populer adalah El Shayateen El Homr (The Red Devils).
3. America de Cali (Kolombia)
Klub Kolombia yang bermain di Categoría Primera A itu sudah memperkenalkan setan di logonya pada 1940, meski secara resmi sudah berdiri pada 13 Februari 1927. Hal itu berasal kepercayaan populer bahwa para pemain "bermain seperti setan" di lapangan.
Lalu, ketika Gabriel Ochoa Uribe menjadi pelatih America selama 12 tahun, gambar setan di logo klub disingkirkan. Alasannya, bertentangan dengan keyakinan agama. Sebagai gantinya lambang klub hanya memuat bintang sebagai simbol gelar juara liga yang diperoleh pada era tersebut.
Pada 1992, setan telah sepenuhnya dihilangkan dan hanya digunakan untuk aspek administrasi. Kemudian, ketika perayaan ulang tahun ke-70 pada 1997, gambar setan dikembalikan ke logo klub. Tapi, pada 2007, untuk memperingati 80 tahun keberadaan klub, setan kembali diganti dengan tulisan "80 años" (80 tahun) dan di bawahnya ada "1927–2007", serta di atas puncak adalah 13 bintang yang diperoleh klub.
Ternyata, penghilangan gambar setan menuai protes dari para pendukung. Akibatnya, pada 2010, logo America kembali diberi gambar setan dan bertahan hingga sekarang.
4. Bulancakspor (Turki)
Bulancakspor didirikan pada 1926 dan berbasis di Bulancak, Provinsi Giresun, Turki. Klub saat ini bermain di Divisi III. Meski berjuluk Setan Merah, Bulancakspor termasuk tim yang sportif. Mereka pernah memenangkan hadiah fair play dari FIFA karena tidak mendapatkan kartu merah selama 101 pertandingan pada 1990-1994.
5. CD Diablos Rojos (Peru)
Dari namanya, klub asal Peru yang bermain di Divisi III itu sudah memiliki makna "Setan Merah". Didirikan pada 15 Januari 1965, Diablos Rojos memang memiliki filosofi bermain sepakbola seperti setan, pantang menyerah, dan tidak kenal takut kepada manusia.
6. Independiente (Argentina)
Klub yang melahirkan Sergio Aguero tersebut dikenal memiliki banyak julukan seperti El Rojo (The Red), Rey de Copas (King of Cups), hingga Orgullo Nacional (Nation's Pride). Tapi, para pendukung klub asal Avellaneda di Buenos Aires Metropolitan Area itu lebih bangga dengan Los Diablos Rojos (The Red Devils).
Sebagai klub besar di Argentina, Independiente dimiliki oleh Socio layaknya Barcelona atau Real Madrid. Mereka punya 115.000 keanggotaan resmi. Independiente juga bergelimang trofi 32 Primera División Argentina, 7 Copa Libertadores, 2 Copa Sudamericana, dan 2 Piala Intercontinental.
7. Crawley Town (Inggris)
Crawley Town adalah klub sepakbola profesional yang berbasis di Crawley, West Sussex, Inggris. Klub ini didirikan sebagai Crawley Football Club pada 1896 dan berganti nama menjadi Crawley Town pada 1958. Tim bersaing di League Two (Divisi IV). Mereka dijuluki "Setan Merah" karena warna seragam mereka. Selain itu, gambar setan dan tulisan "red devils" ada di logo mereka.
8. Toluca (Meksiko)
Toluca bermain di Liga MX atau kompetisi kasta tertinggi Meksiko. Tim ini didirikan pada 1917 dan memiliki seragam merah. Karena warna jersey itulah Poluca dijuluki Los Diablos Rojos (The Red Devils).
Toluca telah memenangkan Liga MX 10 kali. Itu menjadikan mereka tim pemenang terbanyak ketiga, di belakang Club America (13) dan Chivas de Guadalajara (12). Selain itu, tim juga telah memenangkan dua piala domestik dan dua Piala Champions CONCACAF. Menurut jajak pendapat pada 2018, Toluca adalah tim terpopuler kedelapan di Meksiko.
9. FC Rouen (Prancis)
Didirikan pada 1899, Rouen sudah dikenal sebagai Les Diables Rouges (The Red Devils) sejak 1903 atau jauh sebelum MU menggunakannya. Mereka pernah menjadi klub besar di Prancis sebelum pecah Perang Dunia II. Sayang, saat ini Rouen bermain di Championnat National 2 atau setara Divisi IV.
10. Grazer (Austria)
Grazer Athletiksport Klub didirikan 18 Agustus 1902 . Itu adalah olahraga Austria dari Graz di negara bagian Styria. Berjuluk Die Roten Teufel, Grazer pernah menjadi klub hebat di Austria pada 1995-2005. Tapi, krisis keuangan membuat Grazer bangkrut dan harus memulai lagi dari kasta terbawah. Saat ini, mereka bermain di Austria Liga 2 (Divisi II).
11. Hapoel Tel Aviv (Israel)
Sejarah julukan Setan Merah kepada Hapoel Tel Aviv cukup unik karena berasal dari aktivitas di luar olahraga. Awalnya, klub ini memiliki julukan The Worker (Kaum Pekerja). Kata itu berasal dari arti "Hapoel". Disebut seperti itu karena Hapoel adalah klub yang berafiliasi dengan Partai Komunis Israel. Bahkan, logo Hapoel mengandung unsur palu-arit.
Karena status itulah Hapoel sering mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai "setan" yang akan menggerogoti kaum borjuis, fasis, dan rasialis di Israel. Dalam hal ini, musuh utama Hapoel di lapangan adalah Maccabi Tel Aviv dan Beitar Jerusalem sebagai dua klub "kanan" dan "kanan jauh".
12. Nkana FC (Zambia)
Nkana FC adalah salah satu klub sepakbola tertua Zambia yang dibentuk pada 1935 di Kitwe. Klub ini didirikan dengan nama Rhokana United sebelum berubah menjadi Nkana Red Devils. Mereka punya gambar setan di logonya. Setan Merah di logo klub ini sama dengan yang ada di MU, tapi dalam ukuran berbeda.
13. Urawa Red Diamonds (Jepang)
Urawa Red Diamonds adalah klub elite Jepang yang berbasis di Saitama di Tokyo Metropolitan Area. Didirikan pada 1950 sebagai Mitsubishi Urawa Football Club, mereka sudah eksis sejak sebelum J.League didirikan pada 1992. Dengan seragam merah-putih-hitam, Urawa menjuluki dirinya Akai Akuma (The Red Devils).
Dengan julukan seperti itu, Urawa menjadi salah satu klub sukses J.League dan Asia. Mereka menjuarai J.League 1 pada 2006 dan menjadi runner-up pada 2004, 2005, 2007, 2014, 2016. Urawa juga dua kali menjuarai Liga Champions Asia (LCA) pada 2007 dan 2017, serta menempati peringkat 3 Piala Dunia Antarklub 2007.
14. Timnas Belgia (Belgia)
Tim nasional Belgia mendapat julukan De Rode Duivels, Les Diables Rouges, Die Roten Teufel, atau The Red Devils jauh sebelum MU menggunakannya. Predikat mengerikan tersebut berawal pada 1905.
Saat itu, setelah pertandingan, seorang reporter Belanda menulis bahwa tiga pesepakbola Belgia "bermain seperti setan". Setahun kemudian, Pelatih Léopold FC, Pierre Walckiers, menjuluki para pemain timnas dengan "Setan Merah". Dia terinspirasi oleh warna jersey mereka dan pencapaian tiga kemenangan berturut-turut pada 1906.
Tapi, pada 1970-an, Belgia sempat berganti jersey dari merah ke putih. Oleh suporter dan media, timnas mendapatkan julukan The White Devils untuk sementara waktu. Kemudian, sejak 2012, logo tim adalah trisula merah (garpu rumput bercabang tiga). Item itu sering dikaitkan dengan senjata setan.
Selain itu, timnas juga memiliki empat maskot antropomorfus resmi. Mereka adalah singa dalam perlengkapan tim bernama Diabolix, yang mengacu pada simbol sentral di lambang Belgia yang muncul di kaus tim dari 1905-1980. Maskot berikutnya adalah setan super merah dan dua setan modern buatan suporter sejak 2018, yang diberi nama "Red".
15. Timnas Kongo (Kongo)
Meski memiliki logo Singa, Kongo-Brazzaville ternyata memiliki julukan Les Diables Rouges. Itu karena mereka memiliki seragam merah yang berbeda dengan tetangganya, Republik Demokratik Kongo. Sempat menggunakan julukan The Lions, para pemain ternyata lebih percaya diri sebagai The Red Devils.
16. Timnas Korea Selatan (Korea Selatan)
Tim nasional Korea Selatan sejak didirikan memang menggunakan jersey merah. Sempat berganti biru pada akhir dekade 1980-an hingga awal 1990-an untuk membedakan dengan seragam Korea Utara yang komunis, Korea Selatan kembali ke jersey merah pada 1994.
Setahun kemudian, fans club resmi timnas didirikan dengan nama The Red Devils. Korea Selatan semakin dikenal dengan julukan Setan Merah ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Jepang. Saat itu, lagu-lagu atau teriakan The Red Devils menggema di stadion-stadion selain "Daehan Minguk".
Sejarah Setan Merah dan MU justru dimulai dari tim rugby Salford yang sedang bertanding di Prancis pada 1930-an. Saat itu mereka tampil dominan menggunakan jersey merah sehingga pers Prancis memberikan julukan Les Diables Rouges (The Red Devils). Klub itu, lalu berganti nama menjadi Salford Red Devils.
BACA BERITA LAINNYA
Misteri Terbesar Maradona: Dua Brankas Miliknya di Dubai
Misteri Terbesar Maradona: Dua Brankas Miliknya di Dubai
1. FC Kaiserslautern (Jerman)
Kaiserslautern adalah klub olahraga asal Jerman yang berbasis di Rhineland-Palatinate. Selain sepak bola, klub juga beroperasi di beberapa cabang olahraga lainnya. Mereka dijuluki Die Roten Teufel karena seragam merahnya.
Sebagai anggota pendiri Bundesliga, Kaiserslautern secara historis adalah salah satu klub paling sukses di Jerman. Mereka menempati posisi 10 di klasemen Bundesliga sepanjang masa.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Cedric Bakambu, Transfernya ke Barcelona Disetop di Bandara Hong Kong
Kisah Cedric Bakambu, Transfernya ke Barcelona Disetop di Bandara Hong Kong
2. Al Ahly Kairo (Mesir)
Al Ahly adalah klub olahraga profesional Mesir yang berbasis di Kairo. Terkenal karena tim sepakbola profesionalnya yang bermain di Liga Premier Mesir dan merupakan klub sepakbola paling bergengsi di Afrika.
Dalam kompetisi internasional, klub telah memenangkan 9 gelar Liga Champions Afrika, 1 Piala Konfederasi Afrika, 6 Piala Super Afrika, 4 Piala Winners Afrika, 1 Kejuaraan Klub Asia-Afrika, 1 Piala Champions Arab, 1 Piala Winners Arab, 2 Piala Super Arab, dan peringkat 3 Piala Dunia Antarklub 2006. Al Ahly adalah klub paling sukses di dunia dalam hal jumlah trofi yang dimenangkan dan kedua dalam hal gelar internasional yang dimenangkan dengan 25 gelar atau di belakang Real Madrid dengan 26 trofi.
3. America de Cali (Kolombia)
Klub Kolombia yang bermain di Categoría Primera A itu sudah memperkenalkan setan di logonya pada 1940, meski secara resmi sudah berdiri pada 13 Februari 1927. Hal itu berasal kepercayaan populer bahwa para pemain "bermain seperti setan" di lapangan.
Lalu, ketika Gabriel Ochoa Uribe menjadi pelatih America selama 12 tahun, gambar setan di logo klub disingkirkan. Alasannya, bertentangan dengan keyakinan agama. Sebagai gantinya lambang klub hanya memuat bintang sebagai simbol gelar juara liga yang diperoleh pada era tersebut.
Pada 1992, setan telah sepenuhnya dihilangkan dan hanya digunakan untuk aspek administrasi. Kemudian, ketika perayaan ulang tahun ke-70 pada 1997, gambar setan dikembalikan ke logo klub. Tapi, pada 2007, untuk memperingati 80 tahun keberadaan klub, setan kembali diganti dengan tulisan "80 años" (80 tahun) dan di bawahnya ada "1927–2007", serta di atas puncak adalah 13 bintang yang diperoleh klub.
Ternyata, penghilangan gambar setan menuai protes dari para pendukung. Akibatnya, pada 2010, logo America kembali diberi gambar setan dan bertahan hingga sekarang.
4. Bulancakspor (Turki)
Bulancakspor didirikan pada 1926 dan berbasis di Bulancak, Provinsi Giresun, Turki. Klub saat ini bermain di Divisi III. Meski berjuluk Setan Merah, Bulancakspor termasuk tim yang sportif. Mereka pernah memenangkan hadiah fair play dari FIFA karena tidak mendapatkan kartu merah selama 101 pertandingan pada 1990-1994.
5. CD Diablos Rojos (Peru)
Dari namanya, klub asal Peru yang bermain di Divisi III itu sudah memiliki makna "Setan Merah". Didirikan pada 15 Januari 1965, Diablos Rojos memang memiliki filosofi bermain sepakbola seperti setan, pantang menyerah, dan tidak kenal takut kepada manusia.
6. Independiente (Argentina)
Klub yang melahirkan Sergio Aguero tersebut dikenal memiliki banyak julukan seperti El Rojo (The Red), Rey de Copas (King of Cups), hingga Orgullo Nacional (Nation's Pride). Tapi, para pendukung klub asal Avellaneda di Buenos Aires Metropolitan Area itu lebih bangga dengan Los Diablos Rojos (The Red Devils).
Sebagai klub besar di Argentina, Independiente dimiliki oleh Socio layaknya Barcelona atau Real Madrid. Mereka punya 115.000 keanggotaan resmi. Independiente juga bergelimang trofi 32 Primera División Argentina, 7 Copa Libertadores, 2 Copa Sudamericana, dan 2 Piala Intercontinental.
7. Crawley Town (Inggris)
Crawley Town adalah klub sepakbola profesional yang berbasis di Crawley, West Sussex, Inggris. Klub ini didirikan sebagai Crawley Football Club pada 1896 dan berganti nama menjadi Crawley Town pada 1958. Tim bersaing di League Two (Divisi IV). Mereka dijuluki "Setan Merah" karena warna seragam mereka. Selain itu, gambar setan dan tulisan "red devils" ada di logo mereka.
8. Toluca (Meksiko)
Toluca bermain di Liga MX atau kompetisi kasta tertinggi Meksiko. Tim ini didirikan pada 1917 dan memiliki seragam merah. Karena warna jersey itulah Poluca dijuluki Los Diablos Rojos (The Red Devils).
Toluca telah memenangkan Liga MX 10 kali. Itu menjadikan mereka tim pemenang terbanyak ketiga, di belakang Club America (13) dan Chivas de Guadalajara (12). Selain itu, tim juga telah memenangkan dua piala domestik dan dua Piala Champions CONCACAF. Menurut jajak pendapat pada 2018, Toluca adalah tim terpopuler kedelapan di Meksiko.
9. FC Rouen (Prancis)
Didirikan pada 1899, Rouen sudah dikenal sebagai Les Diables Rouges (The Red Devils) sejak 1903 atau jauh sebelum MU menggunakannya. Mereka pernah menjadi klub besar di Prancis sebelum pecah Perang Dunia II. Sayang, saat ini Rouen bermain di Championnat National 2 atau setara Divisi IV.
10. Grazer (Austria)
Grazer Athletiksport Klub didirikan 18 Agustus 1902 . Itu adalah olahraga Austria dari Graz di negara bagian Styria. Berjuluk Die Roten Teufel, Grazer pernah menjadi klub hebat di Austria pada 1995-2005. Tapi, krisis keuangan membuat Grazer bangkrut dan harus memulai lagi dari kasta terbawah. Saat ini, mereka bermain di Austria Liga 2 (Divisi II).
11. Hapoel Tel Aviv (Israel)
Sejarah julukan Setan Merah kepada Hapoel Tel Aviv cukup unik karena berasal dari aktivitas di luar olahraga. Awalnya, klub ini memiliki julukan The Worker (Kaum Pekerja). Kata itu berasal dari arti "Hapoel". Disebut seperti itu karena Hapoel adalah klub yang berafiliasi dengan Partai Komunis Israel. Bahkan, logo Hapoel mengandung unsur palu-arit.
Karena status itulah Hapoel sering mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai "setan" yang akan menggerogoti kaum borjuis, fasis, dan rasialis di Israel. Dalam hal ini, musuh utama Hapoel di lapangan adalah Maccabi Tel Aviv dan Beitar Jerusalem sebagai dua klub "kanan" dan "kanan jauh".
12. Nkana FC (Zambia)
Nkana FC adalah salah satu klub sepakbola tertua Zambia yang dibentuk pada 1935 di Kitwe. Klub ini didirikan dengan nama Rhokana United sebelum berubah menjadi Nkana Red Devils. Mereka punya gambar setan di logonya. Setan Merah di logo klub ini sama dengan yang ada di MU, tapi dalam ukuran berbeda.
13. Urawa Red Diamonds (Jepang)
Urawa Red Diamonds adalah klub elite Jepang yang berbasis di Saitama di Tokyo Metropolitan Area. Didirikan pada 1950 sebagai Mitsubishi Urawa Football Club, mereka sudah eksis sejak sebelum J.League didirikan pada 1992. Dengan seragam merah-putih-hitam, Urawa menjuluki dirinya Akai Akuma (The Red Devils).
Dengan julukan seperti itu, Urawa menjadi salah satu klub sukses J.League dan Asia. Mereka menjuarai J.League 1 pada 2006 dan menjadi runner-up pada 2004, 2005, 2007, 2014, 2016. Urawa juga dua kali menjuarai Liga Champions Asia (LCA) pada 2007 dan 2017, serta menempati peringkat 3 Piala Dunia Antarklub 2007.
14. Timnas Belgia (Belgia)
Tim nasional Belgia mendapat julukan De Rode Duivels, Les Diables Rouges, Die Roten Teufel, atau The Red Devils jauh sebelum MU menggunakannya. Predikat mengerikan tersebut berawal pada 1905.
Saat itu, setelah pertandingan, seorang reporter Belanda menulis bahwa tiga pesepakbola Belgia "bermain seperti setan". Setahun kemudian, Pelatih Léopold FC, Pierre Walckiers, menjuluki para pemain timnas dengan "Setan Merah". Dia terinspirasi oleh warna jersey mereka dan pencapaian tiga kemenangan berturut-turut pada 1906.
Tapi, pada 1970-an, Belgia sempat berganti jersey dari merah ke putih. Oleh suporter dan media, timnas mendapatkan julukan The White Devils untuk sementara waktu. Kemudian, sejak 2012, logo tim adalah trisula merah (garpu rumput bercabang tiga). Item itu sering dikaitkan dengan senjata setan.
Selain itu, timnas juga memiliki empat maskot antropomorfus resmi. Mereka adalah singa dalam perlengkapan tim bernama Diabolix, yang mengacu pada simbol sentral di lambang Belgia yang muncul di kaus tim dari 1905-1980. Maskot berikutnya adalah setan super merah dan dua setan modern buatan suporter sejak 2018, yang diberi nama "Red".
15. Timnas Kongo (Kongo)
Meski memiliki logo Singa, Kongo-Brazzaville ternyata memiliki julukan Les Diables Rouges. Itu karena mereka memiliki seragam merah yang berbeda dengan tetangganya, Republik Demokratik Kongo. Sempat menggunakan julukan The Lions, para pemain ternyata lebih percaya diri sebagai The Red Devils.
16. Timnas Korea Selatan (Korea Selatan)
Tim nasional Korea Selatan sejak didirikan memang menggunakan jersey merah. Sempat berganti biru pada akhir dekade 1980-an hingga awal 1990-an untuk membedakan dengan seragam Korea Utara yang komunis, Korea Selatan kembali ke jersey merah pada 1994.
Setahun kemudian, fans club resmi timnas didirikan dengan nama The Red Devils. Korea Selatan semakin dikenal dengan julukan Setan Merah ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Jepang. Saat itu, lagu-lagu atau teriakan The Red Devils menggema di stadion-stadion selain "Daehan Minguk".