Setiap tahunnya, Ajax memberikan Marco van Basten Award kepada produk terbaiknya. Ada yang bersinar, ada pula yang suram.
Ajax Amsterdam dikenal sebagai klub produsen pemain jempolan. Setiap tahun, manajemen klub yang bermarkas di Johan Cruyff Arena itu akan memberikan Marco van Basten Award kepada produk terbaiknya.
Sebagai klub yang menghargai pemain hasil sistem pembinaan internal, Ajax telah menganugerahi pemain-pemain terbaiknya dengan sejumlah penghargaan bergengsi. Mereka memiliki tiga award yang diberikan dengan tiga kategori berbeda untuk pemain-pemainnya.
Sejak 1993, Ajax memiliki Rinus Michels Award. Itu adalah penghargaan pemain terbaik tahun itu (player of the year). Lalu, sejak 1994, ada Marco van Basten Award. Itu adalah penghargaan untuk pemain bakat terbaik tahun ini. Terakhir, sejak 1999, Ajax memiliki Sjaak Swart Award (diganti Abdelhak Nouri Award sejak 2018). Itu adalah penghargaan pemain muda (debutan) terbaik tahun ini.
Meski sama-sama bergengi, ketiga penghargaan itu memiliki perbedaan mencolok. Marco van Basten Award diberikan kepada pemain terbaik yang berasal dari Jong Ajax. Sementara Rinus Michels Award tidak wajib dari tim junior dan Abdelhak Nouri Award harus berasal dari De Toekomst.
Berikut ini 11 pemain peraih Marco van Basten Award dan perjalanan kariernya hingga musim 2020/2021:
1. Toby Alderweireld (2010)
Setelah meninggalkan Ajax pada 2013, Alderweireld membela Atletico Madrid dan Southampton sebelum terdampar di Tottenham Hotspur sejak 2015. Kariernya di London Utara berlanjut hingga musim ini. Jika ditotal, pemain Belgia itu bermain pada 225 laga Spurs semua ajang dan tampaknya akan terus bertambah seiring konsistensi yang ditunjukkan.
2. Christian Eriksen (2011)
Eriksesn dibeli Ajax pada 17 Oktober 2008 dengan 1 juta euro dari OB dan langsung dititipkan ke Jong Ajax. Setelah menunjukkan penampilan memukau di tim satelit maupun skuad utama, Eriksen dijual ke Tottenham Hotspur pada 30 August 2013 dengan 12,45 juta euro. Ajax untung 11,45 juta euro dalam waktu 5 tahun.
Sempat menjadi bintang di London Utara, karier Eriksen mulai redup saat Jose Mourinho datang. Eriksen lalu mengambil opsi bergabung dengan Inter Milan. Awalnya, buruk bagi Eriksen, Tapi, dia baru saja menjadi penentu kemenangan Inter pada Derby della Madonnina edisi Copa Italia.
3. Ricardo van Rhijn (2012)
Lahir dari ibu asal Antilla dan ayah Belanda, Van Rhijn memulai karier sepakbolanya di RKSV DoCoS. Pada 2002 di usia 12 tahun, Van Rhijn pindah ke Jong Ajax setelah menolak proposal ADO Den Haag dan Feyenoord Rotterdam. Dia bermain 5 musim di tim utama Ajax sebagai full back kanan.
Saat kariernya di Ajax tidak berkembang, Van Rhijn pindah ke Club Brugge dengan 1,8 juta euro pada 2016. Tapi, dia gagal bersinar karena cedera lamanya kambuh. Van Rhijn lalu dipinjamkan ke AZ Alkmaar dan Jong AZ, sebelum memperkuat Heerenveen. Musim ini dia tercatat sebagai pemain Emmen.
4. Viktor Fischer (2013)
Fischer adalah cucu mantan pesepakbola Denmark, Poul Pedersen. Seperti kakeknya, Fischer bermain di sayap. Jika kakeknya bermain di sayap kanan, dia lebih suka bermain di sayap kiri. Sayangnya karier Fischer tidak secemerlang sang kakek. Setelah bermain di Middlesbrough dan Mainz, Fischer sekarang pulang kampung membela FC Copenhagen.
5. Davy Klaassen (2014)
Entah apa yang menjadi landasan pemikiran pelatih, Ajax menarik kembali Klaassen pada 5 Oktober 2020. Penggilan yang menyelamatkan karier Klaassen setelah hanya bermain 3 kali di Bundesliga 2019/2020 untuk Werder Bremen. Dia berada di Jerman setelah 1 musim di Everton dan 6 musim dengan Ajax maupun Jong Ajax.
Sepertinya Ajax butuh tenaga Klaassen lagi karena kemampuan fisiknya. Di Belanda, dia dipanggil "kaasstengel" (sedotan keju) karena penampilan fisiknya. Dia adalah pekerja keras, suka menekan, dan akan memberikan kreativitas demi tercapainya tujuan.
6. Anwar El Ghazi (2015)
El Ghazi dikenal publik karena peran vitalnya bersama Aston Villa. Pada 2018/2019, dia mengantarkan The Villas promosi dari Championship Division ke Liga Premier. Lalu, musim lalu El Ghazi berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan klub dari Birmingham itu di kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Bagi sebagian orang Inggris, performa itu mengejutkan. Pasalnya, sebelum membela Villa, El Ghazi sempat bermain di Pranncis bersama Lille dengan hasil yang biasa-biasa saja.
Namun, jika menoleh ke belakang, El Ghazi adalah pemain yang berbakat. Dia memulai karier sepakbola dari klub lokalnya, BVV Barendrecht. Sempat bergabung dengan Akademi Feyenoord selama 2 musim El Ghazi kemudian bergabung ke Spartaan 20, Sparta Rotterdam, dan Jong Ajax. Selanjutnya, dia dijual ke Lille dengan 8 juta euro.
7. Riechedly Bazoer (2016)
Bazoer didatangkan Ajax dengan free transferdari PSV Eindhoven pada 16 November 2012. Saat itu, Ajax mengalahkan sejumlah klub Inggris seperti Arsenal, Chelsea, Manchester City, dan Newcastle United. Setelah dimatangkan di Jong Ajax dan bermain di skuad utama Ajax, Bazoer dijual ke VfL Wolfsburg dengan 12 juta euro.
Sayang, karier Bazoer di Bundesliga tida berkembang. Dia hanya bermain 25 kali selama 2 musim sehingga harus dipinjamkan ke FC Porto B dan FC Utrecht. Selanjutnya, pada musim panas 2019 dia memperkuat Vitesse Arnhem hingga musim ini.
8. Kasper Dolberg (2017)
Berasal dari Denmark, Dolberg saat ini tercatat sebagai penyerang Nice di Ligue 1. Dolberg melakukan debut senior di Silkeborg IF pada Mei 2015 sebelum bergabung dengan Ajax pada Juli 2015. Dolberg bermain untuk Jong Ajax terlebih dulu sebelum baik kelas ke sekuad utama dan memenangkan Marco van Basten Award 2017.
9. Matthijs de Ligt (2018)
Pada 21 September 2016, De Ligt melakukan debut untuk tim senior Ajax dalam pertandingan Piala KNVB melawan Willem II. Dia mencetak gol dari tendangan sudut setelah 25 menit di lapangan. Itu membuatnya menjadi pencetak gol termuda kedua setelah Clarence Seedorf.
Selanjutnya, pada 24 Mei tahun yang sama, De Ligt menjadi pemain termuda yang pernah untuk bermain di final kompetisi utama Benua Biru ketika Ajax melawan Manchester United di final Liga Eropa 2016/2017. Saat itu usianya 17 tahun, 285 hari.
Pada 17 Desember 2018, De Ligt memenangkan penghargaan Golden Boy. Dia menjadi bek pertama yang memenangkan penghargaan tersebut. Musim berikutnya, De Ligt membantu Ajax meraih gelar ganda domestik dan mencapai semifinal Liga Champions. Penampilannya membuat tiket pindah ke Juventus dikantongi.
De Ligt menandatangani kontrak 5 tahun dengan juara Serie A pada 18 Juli 2019 dengan fee 75 juta euro, yang akan dibayar dalam lima kali angsuran, dengan biaya tambahan 10,5 juta euro. Dia membuat debut resmi dalam kemenangan 4-3 atas Napoli di Serie A, 31 Agustus 2019. Pada 3 November, De Ligt mencetak gol pertamanya untuk klub dalam kemenangan 1-0 atas Torino di Derby della Mole.
Hingga musim ini, De Ligt masih menjadi pemain penting La Vecchia Signora. Jika bukan karena cedera atau hukuman larangan tampil, suporter Juventus akan selalu melihat De Ligt di starting line-up.
10. Noussair Mazraoui (2019)
Mazraoui dibesarkan di Alphen aan de Rijn dan mulai bermain untuk klub lokal AVV Alphen pada usia 4 tahun. Dia pindah ke Alphense Boys tiga tahun kemudian sebelum diundang untuk bermain di Jong Ajax. Dia membuat debut profesionalnya pada 12 Agustus 2016 dalam pertandingan Eerste Divisie melawan Almere City, menggantikan Richairo Zivkovic setelah 86 menit. Saat ini, dia masih di Amsterdam.
11. Sergiño Dest (2020)
Berpaspor Amerika Serikat (AS), Dest bermain untuk Akademi Almere City hingga 2012 ketika pindah ke Jong Ajax. Awalnya, dia seorang penyerang. Tapi, Jong Ajax mengubah posisi Dest menjadi full back.
Dest melakukan debut untuk Jong Ajax pada 15 Oktober 2018 dengan kekalahan 1-2 melawan Jong PSV. Selama musim 2018/2019, Dest membuat 18 penampilan di Eerste Divisie. Dia juga mencetak 1 gol dan memberikan 1 assist dalam 7 penampilan di Liga Champions Junior untuk Jong Ajax.
Pada 27 Juli 2019, Dest melakukan debut untuk tim utama Ajax pada Johan Cruyff Shield melawan PSV Eindhoven. Ajax memenangkan pertandingan 2-0 dan pada 10 Agustus 2019, Dest memulai debut di Eredivisie. Dia menggantikan Noussair Mazraoui di menit ke-54 dari kemenangan 5-0 melawan Emmen. Dia juga tampil sebagai pemain pengganti dalam pertandingan kualifikasi Liga Champions melawan PAOK dan APOEL.
Menyusul kedatangan Ronald Koeman di Spanyol, Dest ditransfer ke Barcelona pada 1 Oktober 2020 dengan 21 juta euro di awal ditambah 5 juta dalam variabel. Dest membuat debut pada 4 Oktober, masuk sebagai pengganti pada menit 75 untuk Jordi Alba dengan hasil imbang 1-1 melawan Sevilla. Pada 20 Oktober, dia menjadi orang AS pertama yang bermain untuk Barcelona di Liga Champions.
Pada 24 November 2020, Dest mencetak gol pertamanya untuk Barcelona dalam kemenangan 4-0 atas Dynamo Kiev di babak penyisihan grup Liga Champions. Diramalkan, Dest akan menjadi pemain kunci Barcelona di masa depan.
Sebagai klub yang menghargai pemain hasil sistem pembinaan internal, Ajax telah menganugerahi pemain-pemain terbaiknya dengan sejumlah penghargaan bergengsi. Mereka memiliki tiga award yang diberikan dengan tiga kategori berbeda untuk pemain-pemainnya.
BACA FEATURE LAINNYA
Momen Rekaman Video Aksi Passing Diego Maradona dan Lionel Messi
Momen Rekaman Video Aksi Passing Diego Maradona dan Lionel Messi
1. Toby Alderweireld (2010)
Setelah meninggalkan Ajax pada 2013, Alderweireld membela Atletico Madrid dan Southampton sebelum terdampar di Tottenham Hotspur sejak 2015. Kariernya di London Utara berlanjut hingga musim ini. Jika ditotal, pemain Belgia itu bermain pada 225 laga Spurs semua ajang dan tampaknya akan terus bertambah seiring konsistensi yang ditunjukkan.
BACA BERITA LAINNYA
Kisah Fenerbahce Ternyata Tak Sanggup Bayar Gaji Oezil, Minta Fans Patungan
Kisah Fenerbahce Ternyata Tak Sanggup Bayar Gaji Oezil, Minta Fans Patungan
2. Christian Eriksen (2011)
Eriksesn dibeli Ajax pada 17 Oktober 2008 dengan 1 juta euro dari OB dan langsung dititipkan ke Jong Ajax. Setelah menunjukkan penampilan memukau di tim satelit maupun skuad utama, Eriksen dijual ke Tottenham Hotspur pada 30 August 2013 dengan 12,45 juta euro. Ajax untung 11,45 juta euro dalam waktu 5 tahun.
Sempat menjadi bintang di London Utara, karier Eriksen mulai redup saat Jose Mourinho datang. Eriksen lalu mengambil opsi bergabung dengan Inter Milan. Awalnya, buruk bagi Eriksen, Tapi, dia baru saja menjadi penentu kemenangan Inter pada Derby della Madonnina edisi Copa Italia.
3. Ricardo van Rhijn (2012)
Lahir dari ibu asal Antilla dan ayah Belanda, Van Rhijn memulai karier sepakbolanya di RKSV DoCoS. Pada 2002 di usia 12 tahun, Van Rhijn pindah ke Jong Ajax setelah menolak proposal ADO Den Haag dan Feyenoord Rotterdam. Dia bermain 5 musim di tim utama Ajax sebagai full back kanan.
Saat kariernya di Ajax tidak berkembang, Van Rhijn pindah ke Club Brugge dengan 1,8 juta euro pada 2016. Tapi, dia gagal bersinar karena cedera lamanya kambuh. Van Rhijn lalu dipinjamkan ke AZ Alkmaar dan Jong AZ, sebelum memperkuat Heerenveen. Musim ini dia tercatat sebagai pemain Emmen.
4. Viktor Fischer (2013)
Fischer adalah cucu mantan pesepakbola Denmark, Poul Pedersen. Seperti kakeknya, Fischer bermain di sayap. Jika kakeknya bermain di sayap kanan, dia lebih suka bermain di sayap kiri. Sayangnya karier Fischer tidak secemerlang sang kakek. Setelah bermain di Middlesbrough dan Mainz, Fischer sekarang pulang kampung membela FC Copenhagen.
5. Davy Klaassen (2014)
Entah apa yang menjadi landasan pemikiran pelatih, Ajax menarik kembali Klaassen pada 5 Oktober 2020. Penggilan yang menyelamatkan karier Klaassen setelah hanya bermain 3 kali di Bundesliga 2019/2020 untuk Werder Bremen. Dia berada di Jerman setelah 1 musim di Everton dan 6 musim dengan Ajax maupun Jong Ajax.
Sepertinya Ajax butuh tenaga Klaassen lagi karena kemampuan fisiknya. Di Belanda, dia dipanggil "kaasstengel" (sedotan keju) karena penampilan fisiknya. Dia adalah pekerja keras, suka menekan, dan akan memberikan kreativitas demi tercapainya tujuan.
6. Anwar El Ghazi (2015)
El Ghazi dikenal publik karena peran vitalnya bersama Aston Villa. Pada 2018/2019, dia mengantarkan The Villas promosi dari Championship Division ke Liga Premier. Lalu, musim lalu El Ghazi berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan klub dari Birmingham itu di kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Bagi sebagian orang Inggris, performa itu mengejutkan. Pasalnya, sebelum membela Villa, El Ghazi sempat bermain di Pranncis bersama Lille dengan hasil yang biasa-biasa saja.
Namun, jika menoleh ke belakang, El Ghazi adalah pemain yang berbakat. Dia memulai karier sepakbola dari klub lokalnya, BVV Barendrecht. Sempat bergabung dengan Akademi Feyenoord selama 2 musim El Ghazi kemudian bergabung ke Spartaan 20, Sparta Rotterdam, dan Jong Ajax. Selanjutnya, dia dijual ke Lille dengan 8 juta euro.
7. Riechedly Bazoer (2016)
Bazoer didatangkan Ajax dengan free transferdari PSV Eindhoven pada 16 November 2012. Saat itu, Ajax mengalahkan sejumlah klub Inggris seperti Arsenal, Chelsea, Manchester City, dan Newcastle United. Setelah dimatangkan di Jong Ajax dan bermain di skuad utama Ajax, Bazoer dijual ke VfL Wolfsburg dengan 12 juta euro.
Sayang, karier Bazoer di Bundesliga tida berkembang. Dia hanya bermain 25 kali selama 2 musim sehingga harus dipinjamkan ke FC Porto B dan FC Utrecht. Selanjutnya, pada musim panas 2019 dia memperkuat Vitesse Arnhem hingga musim ini.
8. Kasper Dolberg (2017)
Berasal dari Denmark, Dolberg saat ini tercatat sebagai penyerang Nice di Ligue 1. Dolberg melakukan debut senior di Silkeborg IF pada Mei 2015 sebelum bergabung dengan Ajax pada Juli 2015. Dolberg bermain untuk Jong Ajax terlebih dulu sebelum baik kelas ke sekuad utama dan memenangkan Marco van Basten Award 2017.
9. Matthijs de Ligt (2018)
Pada 21 September 2016, De Ligt melakukan debut untuk tim senior Ajax dalam pertandingan Piala KNVB melawan Willem II. Dia mencetak gol dari tendangan sudut setelah 25 menit di lapangan. Itu membuatnya menjadi pencetak gol termuda kedua setelah Clarence Seedorf.
Selanjutnya, pada 24 Mei tahun yang sama, De Ligt menjadi pemain termuda yang pernah untuk bermain di final kompetisi utama Benua Biru ketika Ajax melawan Manchester United di final Liga Eropa 2016/2017. Saat itu usianya 17 tahun, 285 hari.
Pada 17 Desember 2018, De Ligt memenangkan penghargaan Golden Boy. Dia menjadi bek pertama yang memenangkan penghargaan tersebut. Musim berikutnya, De Ligt membantu Ajax meraih gelar ganda domestik dan mencapai semifinal Liga Champions. Penampilannya membuat tiket pindah ke Juventus dikantongi.
De Ligt menandatangani kontrak 5 tahun dengan juara Serie A pada 18 Juli 2019 dengan fee 75 juta euro, yang akan dibayar dalam lima kali angsuran, dengan biaya tambahan 10,5 juta euro. Dia membuat debut resmi dalam kemenangan 4-3 atas Napoli di Serie A, 31 Agustus 2019. Pada 3 November, De Ligt mencetak gol pertamanya untuk klub dalam kemenangan 1-0 atas Torino di Derby della Mole.
Hingga musim ini, De Ligt masih menjadi pemain penting La Vecchia Signora. Jika bukan karena cedera atau hukuman larangan tampil, suporter Juventus akan selalu melihat De Ligt di starting line-up.
10. Noussair Mazraoui (2019)
Mazraoui dibesarkan di Alphen aan de Rijn dan mulai bermain untuk klub lokal AVV Alphen pada usia 4 tahun. Dia pindah ke Alphense Boys tiga tahun kemudian sebelum diundang untuk bermain di Jong Ajax. Dia membuat debut profesionalnya pada 12 Agustus 2016 dalam pertandingan Eerste Divisie melawan Almere City, menggantikan Richairo Zivkovic setelah 86 menit. Saat ini, dia masih di Amsterdam.
11. Sergiño Dest (2020)
Berpaspor Amerika Serikat (AS), Dest bermain untuk Akademi Almere City hingga 2012 ketika pindah ke Jong Ajax. Awalnya, dia seorang penyerang. Tapi, Jong Ajax mengubah posisi Dest menjadi full back.
Dest melakukan debut untuk Jong Ajax pada 15 Oktober 2018 dengan kekalahan 1-2 melawan Jong PSV. Selama musim 2018/2019, Dest membuat 18 penampilan di Eerste Divisie. Dia juga mencetak 1 gol dan memberikan 1 assist dalam 7 penampilan di Liga Champions Junior untuk Jong Ajax.
Pada 27 Juli 2019, Dest melakukan debut untuk tim utama Ajax pada Johan Cruyff Shield melawan PSV Eindhoven. Ajax memenangkan pertandingan 2-0 dan pada 10 Agustus 2019, Dest memulai debut di Eredivisie. Dia menggantikan Noussair Mazraoui di menit ke-54 dari kemenangan 5-0 melawan Emmen. Dia juga tampil sebagai pemain pengganti dalam pertandingan kualifikasi Liga Champions melawan PAOK dan APOEL.
Menyusul kedatangan Ronald Koeman di Spanyol, Dest ditransfer ke Barcelona pada 1 Oktober 2020 dengan 21 juta euro di awal ditambah 5 juta dalam variabel. Dest membuat debut pada 4 Oktober, masuk sebagai pengganti pada menit 75 untuk Jordi Alba dengan hasil imbang 1-1 melawan Sevilla. Pada 20 Oktober, dia menjadi orang AS pertama yang bermain untuk Barcelona di Liga Champions.
Pada 24 November 2020, Dest mencetak gol pertamanya untuk Barcelona dalam kemenangan 4-0 atas Dynamo Kiev di babak penyisihan grup Liga Champions. Diramalkan, Dest akan menjadi pemain kunci Barcelona di masa depan.