Dia dituduh merugikan Italia di Piala Dunia 2002 dan sempat dipenjara karena menyelundupkan kokain ke Amerika Serikat.
Byron Moreno pernah menjadi sosok kontroversial di sepakbola. Dituduh merugikan Italia di Piala Dunia 2002 dan sempat dipenjara karena menyelundupkan kokain ke Amerika Serikat, pria asal Ekuador itu kini menjadi penyiar radio dan podcast.

Piala Dunia pertama di Asia tidak akan mungkin dilupakan para pendukung Italia dalam waktu yang lama. Setelah susah payah lolos dari fase grup dengan status runner-up, Gli Azzurri harus berhadapan dengan tuan rumah. Dengan materi bertabur bintang yang dimiliki, Italia seharusnya menang mudah.

Dilatih Giovanni Trapattoni, Italia bisa mengatasi Korea Selatan pada menit-menit awal. Terbukti, Gli Azzurri bermain sangat bagus untuk mendominasi lapangan. Puncaknya ketika Christian Vieri mencetak gol pembuka pada menit 18.

Sayang, setelah gol tersebut, berbagai kejadian kontroversial terjadi di tengah pertandingan keras yang dijalani kedua tim. Sorotan tajam ditujukan kepada kepemimpinan pengadil bernama lengkap Byron Aldemar Moreno Rueles tersebut. Moreno terbukti menjadi headline dan pembicaraan banyak orang setelah pertandingan itu selama bertahun-tahun kemudian.

Aksi aneh Moreno dimulai dengan menganulir gol Damiano Tommasi karena dianggap offside. Padahal, tayangan ulang televisi membuktikan hal yang sebaliknya. Protes kubu Italia tidak ditanggapi.

Kemudian, momen ketika Francesco Totti yang diusir keluar lapangan karena dituduh melakukan diving. Protes muncul lantaran Moreno berjarak sangat jauh dari kotak penalti Korsel. Totti, Trapattoni, dan para pemain Italia lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keputusan Moreno.

Puncak kekesalan Italia terjadi saat Ahn Jung-hwan menceploskan gol kemenangan tuan rumah di perpanjangan waktu. Gol itu disambut meriah ribuan pendukung Korea yang memadati Daejeon World Cup Stadium. Sebaliknya, Italia marah dan segera mengejar Moreno setelah peluit akhir tanpa laga berakhir dibunyikan.

Seusai Piala Dunia, Moreno kembali ke Ekuador. Sang pengadil lapangan tetap menjalankan tugas di kompetisi internal Ekuador. Tapi, dia juga sempat mengalami sejumlah kejadian kontroversial.

Contohnya, pada September 2002. Moreno dihukum 20 laga karena membuat kesalahan dalam penghitungan waktu pertandingan ketika LDU Quito melawan Barcelona de Guayaquil di Primera Division. Dia memberi additional time 13 dari yang seharusnya 6 menit sehingga Quito menang 4-3 setelah mencetak dua gol di waktu tambahan yang ilegal tersebut.

Setelah terbebas dari skorsing, Moreno kembali mendapatkan hukuman. Dia dilarang memimpin pertandingan 3 kali setelah mengusir tiga pemain Deportivo Quito ketika imbang 1-1 dengan Deportivo Cuenca.

Lantaran sejumlah masa datang silih berganti dan hukuman selalu menanti, Moreno akhirnya mengibarkan bendera putih. Pria kelahiran Quito, 23 November 1969 itu memutuskan mengundurkan diri dari sepakbola. Akibatnya, FIFA tidak bisa mengambil sikap terkait laga kontroversial di Piala Dunia lantaran Moreno bukan lagi anggota komunitas sepakbola.

Uniknya, pensiun dini dari sepakbola ternyata tidak membuat Moreno berhenti membuat kontroversi. Pada 21 September 2010, dia ditangkap otoritas keamanan Amerika Serikat (AS) saat mendarat di John F. Kennedy International Airport, New York City. Tuduhannya, menyelundupkan kokain 6 kg. Barang haram itu disembunyikan di celana dalamnya.

Setelah menjalani sidang, Moreno dinyatakan bersalah menyelundupkan narkoba ke Negeri Paman Sam. Pada 23 September 2011, dia divonis 2,5 tahun penjara dan 26 bulan kemudian menghirup udara kebebasan dengan syarat dideportasi ke Ekuador serta dilarang masuk AS seumur hidup.

Setibanya kembali di Ekuador, Moreno tinggal di kota terbesar kedua di negara itu, Guayaquil. Dia meninggalkan Quito. Moreno kemudian membuat akun Twitter atas nama @ByronMorenoR pada Februari 2013. Tiga tahun berselang, dia memiliki akun Instagram resmi dengan tajuk @byronmore767.



Dalam kedua akun media sosialnya, Moreno menuliskan pekerjaannya sebagai komentator di Radio REDONDA Guayaquil 99.3 fm, presenter podcast El Pito de Byron di kanal Youtube TV Digital, dan direktur Akademi Wasit Byron Moreno.

Baik di Radio REDONDA maupun El Pito de Byron, tugas Moreno adalah membahas segala yang yang berkaitan dengan sepakbola. Dia berbicara tentang pertandingan-pertandingan Liga Ekuador, Copa Libertadores, Copa Sudamericana, hingga tim nasional Ekuador di berbagai ajang internasional.

Dalam siarannya, Moreno juga tidak lupa membahas kompetisi sepakbola di belahan bumi lain. Liga Premier, La Liga, Serie A, hingga Liga Champions juga dibahas. Bahkan, kejadian ketika Moreno membuat seluruh Italia marah selama pertandingan melawan Korea di Piala Dunia 2002 juga sempat dibicarakan.

Sebagai sosok yang populer, Moreno juga sering diundang ke berbagai acara radio, televisi, maupun Youtube untuk membicarakan berbagai hal. Dia juga tidak pernah marah atau keberatan saat ada yang menyinggung insiden di Korea Selatan. "Saya melakukannya dengan benar. Media terlalu membesar-besarkan," ucap Moreno di kanal Youtube, Futbol sin Cassette.

Uniknya, ketika seorang pembawa acara televisi di Ekuador, Efrain Ruales, meninggal ditembak oleh kelompok kriminal di kendaraannya pada 28 Januari 2021, rumor sempat mengaitkan dengan Moreno. Konon, Moreno juga ikut menjadi korban penembakan karena satu kendaraan dengan Ruales. Keduanya memang memiliki hubungan darah.

"Tolong TUNJUKKAN rasa hormat untuk Efrain Ruales dan keluarganya. JANGAN berikan RT ke foto atau video, dari peristiwa bencana yang terjadi hari ini, penghargaan terbaik untuk EFRAIN adalah untuk mengingatnya sebagai profesional dan manusia yang hebat, Tuhan menyimpannya dalam pikiran kemuliaan-Nya," tulis Moreno di @ByronMorenoR sebagai jawaban terhadap rumor kematian dirinya.