FC Magdeburg sempat mengalami tekanan hebat dari pendukungnya musim 2011/2012.
Fans sejati biasanya bakal total memberikan dukungan kepada tim kesayangan, tapi cerita berbeda dialami FC Magdeburg yang justru dikecam para pendukungnya.
Kejadian mengenaskan yang menimpa Magdeburg, salah satu tim raksasa dari Jerman bagian timur, itu terjadi pada musim 2011/2012. Pada musim tersebut, tim berjuluk The Club ini mengalami krisis penampilan saat mentas di liga Regionalliga Nord, kompetisi kasta keempat di Jerman.
Para pendukung kesal karena The Club tak kunjung meraih kemenangan di lima laga terakhir pada periode tersebut. Kemarahan fans terhadap performa tim makin menjadi setelah mereka tak satupun mencetak gol. Padahal, Magdeburg memiliki reputasi apik di Jerman, seperti tiga kali menjadi juara DDR-Oberliga (kompetisi tertinggi sepak bola di Jerman Timur). Hingga, menggapai juara Piala Winners pada 1973/1974.
Performa buruk tersebut yang melatarbelakangi fans mengecam The Club saat itu, termasuk melalui unggahan video Youtube lewat akun dreckstube1. Dalam video itu menunjukkan para pendukung Magdeburg memegang panah dari karton bercahaya. Mereka selalu mengarahkan panah itu mengikuti kemanapun perginya bola, mulai dari tendangan sudut hingga serangan balik dari tim lawan.
Terdapat juga sebuah spanduk raksasa di belakang gawang Magdeburg bertuliskan 'Wir zeigen euch, wo das tor steht!' yang artinya 'Jangan khawatir, chaps, kami akan menunjukkan di mana tujuannya!'. Spanduk tersebut dibawa para pendukung Magdeburg saat menghadapi pertandingan melawan Berliner AK 07.
Dengan waktu tersisa hanya 10 menit, fans Magdeburg menggila setelah striker pujaan mereka asal Amerika Serikat saat itu, Chris Wright, melepaskan tembakan untuk menyamakan kedudukan.
Sayangnya, satu menit setelah gol Wright, Berliner AK 07 mampu mencetak gol untuk mengamankan kemenangan menjadi 2-1. Gol itu menggagalkan raihan satu poin Magdeburg yang sudah lama dinantikan.
Kekalahan itu turut menyeret Magdeburg ke posisi terbawah di Regionalliga Nord. Mereka mengakhiri musim itu dengan capaian 23 gol dari 34 pertandingan, statistik yang sangat menyedihkan.
Momen sejarah 2011/2012 itu sepertinya bakal kembali terulang musim ini. Manajemen The Club harus menerima konsekuensi itu karena penampilan Magdeburg tak kunjung membaik saat mentas di 3 Liga atau divisi ketiga di Jerman.
Mereka masih tercecer di zona merah, peringkat 18 dari 20 kontestan, setelah mengumpulkan 21 poin. Mereka hanya kalah agresivitas gol dari Kaiserslautern (peringkat 16) dan Unterhaching (peringkat 17).
Kekecewaan fans The Club mulai muncul setelah tim asuhan Thomas HoBmang mengalami kekalahan pada dua laga terakhir. Kondisi itu membuat mereka wajib mengemas kemenangan, minimal mencari hasil imbang saat menghadapi Dynamo Dresden, Sabtu (6/2/2021). Mereka harus mewujudkan itu apabila tak ingin melihat memori 2011/2012 kembali terulang.
Kejadian mengenaskan yang menimpa Magdeburg, salah satu tim raksasa dari Jerman bagian timur, itu terjadi pada musim 2011/2012. Pada musim tersebut, tim berjuluk The Club ini mengalami krisis penampilan saat mentas di liga Regionalliga Nord, kompetisi kasta keempat di Jerman.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah van Nistelrooy Diketawain, Balas Dendam dengan Selebrasi Kontan!
Kisah van Nistelrooy Diketawain, Balas Dendam dengan Selebrasi Kontan!
Sayangnya, satu menit setelah gol Wright, Berliner AK 07 mampu mencetak gol untuk mengamankan kemenangan menjadi 2-1. Gol itu menggagalkan raihan satu poin Magdeburg yang sudah lama dinantikan.
BACA FEATURE LAINNYA
Hari ini 9 Tahun Lalu, Tragedi Port Said, Terburuk dalam Sejarah Sepakbola
Hari ini 9 Tahun Lalu, Tragedi Port Said, Terburuk dalam Sejarah Sepakbola
Momen sejarah 2011/2012 itu sepertinya bakal kembali terulang musim ini. Manajemen The Club harus menerima konsekuensi itu karena penampilan Magdeburg tak kunjung membaik saat mentas di 3 Liga atau divisi ketiga di Jerman.