Pelatih Atletico Diego Simeone pernah tidak merayakan gol timnya saat melawan Barcelona. Saat ditanya dia menjawab. “Saya lihat Messi sedang pemanasan.”
Lionel Messi dan Barcelona adalah dua hal yang tak terpisahkan. Ketika berbicara Barcelona orang-orang akan lantas melekatkan klub Catalan itu dengan Messi. Begitupun dengan sebaliknya.

Tapi ada saat-saat dimana Messi harus berseragam klub lain selain Barcelona. Bukan karena hengkang tapi demi sebuah misi kemanusiaan.

Pada tahun 2009 Messi secara de jure pernah berseragam Atletico Madrid. Atas ingatan itu wajar kemudian bila salah satu pemain Atletico, Angel Correa baru-baru ini mengundang rekan senegaranya itu untuk kembali bergabung dengannya dan mantan rekannya di Barcelona yakni Luis Suarez di Atletico Madrid .

"Pintu Atletico Madrid selalu terbuka untuk Messi," kata Correa dalam wawancara dengan TyC Sports mengenai kontrak Messi yang akan habis pada Juni mendatang.

"Saya berharap segalanya terus semanis di sini karena kami ingin mengakhiri musim ini dengan bahagia,” tambahnya.

Tentu akan menjadi sesuatu yang luar biasa jika melihat Messi menukar jersey warna merah dan biru Barcelona dengan garis merah dan putih Atletico

Seperti yang disinggung di atas. Pemenang Ballon d'Or enam kali itu memang sempat mengenakan jersey Atletico tapi tidak lama.

Tepatnya pada Oktober 2009, Messi "bermain" untuk Atletico Madrid di kampung halamannya, di Rosario untuk sebuah pertandingan yang diselenggarakan oleh yayasan Atletico, bersama dengan organisasi amal yang dibentuk oleh rekannya di timnas Argentina yakni Javier Zanetti.

"Solidaritas tanpa batas" merupakan tagline dari laga amal tersebut.

Hasil dari tiket penjualan laga tersebut, disalurkan untuk anak-anak yang hidup dalam jerat kemiskinan di wilayah Argentina.

Laga itu berjalan sedikit berbeda, kedua tim dinamakan Atletico dan Madrid. Di babak pertama bersama kapten tim Atletico Madrid saat ini, Maxi Rodriguez, Messi bermain untuk Atletico.

Laga itu dimenangkan oleh timnya Maxi Rodriguez dengan hasil akhir 6-4. Di babak kedua, Messi pindah dan memperkuat tim yang dikomandoi Zanetti dan ia berhasil menyumbang satu gol tambahan.

Mungkinkah Messi ke Atletico Madrid?

Dalam banyak kesempatan saat Barcelona menghadapi Atletico, Messi telah mencetak 32 gol dan 8 assist hanya dalam 42 penampilan. Tapi bisakah sejarah berbalik? Dalam arti kata lain, gantian Messi membela Atletico Madrid dan menjebol gawang Barcelona?

Ini mungkin terdengar lelucon. Tapi dengan sisa kontrak dan residu konfliknya di Barcelona, bisa saja Messi berlabuh di Wanda Metropolitano. Apalagi kabarnya, Messi adalah orang yang menyarankan kepindahan Suarez ke Atletico Madrid.

Faktor lainnya adalah negara. Beberapa bagian dari Atletico Madrid adalah Argentina.

Dan lagi pelatih Atletico, Diego Simeone kerap memuji Messi dengan agak berlebihan, sambil sedikit rayuan Simone berujar, " Jika dia mengenakan kaus Atlético kami akan sangat mudah untuk menang."

Simeone memang tak segan untuk mengakui keajaiban yang dibuat Messi. Salah satu momen yang terus Simeone ingat ialah ketika Fernando Torres mencetak gol tapi ia tak lantas senang dan merayakan.

Dalam konferensi pers pasca pertandingan, ketika ditanya mengapa Simeone tidak merayakan gol timnya, jawabannya sederhana, " Saya melihat Messi melakukan pemanasan.”

Dan memang dalam laga tersebut, Messi yang turun dari bangku cadangan segera mencetak gol kemenangan pada menit ke-77 untuk membawa Barcelona ke puncak klasemen.

Dinihari tadi Barcelona bangkit dari ketertinggalan untuk mencatatkan kemenangan 3-2 yang mengesankan melawan Real Betis di Estadio Benito Villamarin. Lionel Messi baru masuk di babak kedua setelah Ronald Koeman memilih untuk memberinya istirahat.

Betis unggul dulu lewat gol pembuka Borja Iglesias di babak pertama. Messi menyamakan kedudukan pada menit ke-59 dan melakukan operan yang mengarah ke gol bunuh diri Victor Ruiz, dengan sisa waktu 30 menit.



Ruiz, bagaimanapun, menebus kesalahan Real Betis, saat ia mengembalikan skor menjadi imbang dengan sundulan dari umpan silang Nabil Fekir. Fransisco Trincao terbukti menjadi penentu kemenangan bagi timnya, dengan pemain sayap asal Portugal itu mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan.