Dalam usia 14 tahun, Shola Shoretire sudah tampil di UEFA Youth League yang diperuntukkan pemain U-19. Benar-benar anak ajaib.
Sangat sedikit yang mengenal siapa itu Shola Shoretire, pemain muda yang diklaim Manchester United sebagai penerus Jadon Sancho. Meski nama Shoretire tenggelam di balik bayang-bayang Old Trafford, pemuda berusia 17 tahun ini dianggap punya kualitas bersama Setan Merah.

Manajemen MU buktinya menaruh kepercayaan penuh kepada pemuda kelahiran Nigeria tersebut. Mereka merekrutnya sebelum Barcelona dan Juventus turut meminati sang pemain.

Nama Shoretire sempat menjadi pembicaraan di Eropa setelah MU mengadakan perjanjian pra-kontrak bersama Shoretire, tepatnya saat si pemain berusia 16 tahun pada 2020.

Manajemen layak memberikan itu melihat performa Shoretire saat tergabung di tim akademi Setan Merah. Perkembangan luar biasa yang ditunjukkan Shoretire seolah menjadi jawaban atas masalah Setan Merah setelah kehilangan Sancho.

Permainan menyerangnya yang terampil juga diibaratkan seperti legenda sepak bola Afrika, Jay-Jay Okocha, yang menghiasi lapangan Liga Premier bersama Bolton Wanderers di awal 2000-an.

Sepak Terjang Shoretire di Level Junior

Shoretire adalah remaja mungil yang selalu tampil nyaman dengan kedua kakinya. Dia bisa bermain melebar atau membangun serangan dari tengah. Itu bukti kemampuannya yang hebat, bahkan MU sudah yakin bahwa Shoretire memiliki kemampuan meraih kesuksesan di level tertinggi. Karena itu, MU memberinya kontrak sebelum dia berusia 17 tahun.

Shoretire bergabung dengan tim muda MU dari Newcastle United sejak usia sembilan tahun. Dia telah berkembang sejak kedatangan perdananya.

Di FA Youth Cup musim lalu, Shoretire membuktikan kualitasnya setelah membawa MU ke semifinal. Dia mencetak gol di Old Trafford, meski kalah 2-1 dari Wigan Athletic.

Tak hanya piawai dalam mengolah si kulit bundar, Shoretire juga tercatat sebagai siswa pintar di sekolah. “Dia (Shoretire) ada di sekolah hari ini, sepanjang hari! Kemudian dia datang ke Old Trafford untuk bermain,” ungkap pelatih MU U-18, Neil Ryan. “Sungguh luar biasa. Hari yang berbeda baginya dibandingkan dengan pemain lain.”



Sejarah UEFA Youth League

Dia menjalani ajang itu saat berusia 14 tahun dan 314 hari. Dia masuk sebagai pemain pengganti dalam kemenangan MU atas Valencia, 2-1, dan menjadi pemain termuda yang tampil di UEFA Youth League - kompetisi yang diperuntukkan bagi tim U-19.

“Kami ingin mereka tetap rendah hati dan pekerja keras,” jelas Ryan. “Bukan hanya staf pelatih yang melakukan itu, ada sejumlah staf di seluruh akademi, di seluruh tempat, memberikan pesan yang sama. Itu yang kami banggakan tentang Shoretire,” paparnya.

“Ketika Anda melihat profesionalisme orang-orang seperti Marcus Rashford, dia adalah contoh pemain yang cemerlang. Seperti Scott McTominay dan seterusnya. Anak laki-laki ini adalah produk akademi. Mereka adalah contoh bagi tim,” timpalnya.

“Pemain berbakat dapat menikmati panggung besar. (Shoretire) adalah pemain yang sangat menarik. Dia berkembang dan terus berkembang, bisa memainkan sejumlah posisi berbeda. Dia menunjukkan kedewasaan yang hebat,” cetus Ryan.

Nigeria atau Inggris?

Shoretire memiliki peluang bagus untuk bergabung dengan tim utama bersama Rashford dan McTominay. Itu dapat tercipta jika dia menunjukkan pola permainannya dengan benar hingga dipuji oleh Ole Gunnar Solskjaer.

Setelah itu, penghargaan internasional pasti akan menyusul. Meskipun Shoretire lahir di Afrika, Shoretire telah diundang untuk bergabung dengan kelompok pemuda Inggris.

Pada usia 16 tahun, dengan kemampuan kelas dunia di kakinya, Shoretire dapat leluasa menentukan masa depannya. Tapi, MU menjadi tim pertama yang berhak menggunakan wonderkid tersebut.