Posisi ini diisi oleh tiga mantan pemain hebat Chelsea. Siapa saja?
Tore Andre Flo, Paulo Ferreira, dan Carlo Cudicini adalah pemain-pemain hebat Chelsea masa lalu. Setelah pensiun, mereka kembali ke almamaternya untuk menjadi "loan player technical coach". Posisi apakah itu?

Bagi penggemar Chelsea sejak lama, Flo, Ferriera, dan Cudicini bukan sosok asing. Mereka adalah orang-orang yang sempat membuat The Blues disegani. Flo contohnya. Pria Norwegia itu bermukim di Stamford Bridge pada 1997-2000. Dia bergabung dengan The Blues setelah menghabiskan banyak waktu di kampung halamannya dengan Sogndal, Tromso, dan Brann.

Nasib Flo berubah 180 derajat ketika mendapat kesempatan merumput di Inggris. Striker bertinggi 193 cm itu datang dari Brann dengan 300 ribu pounds. Flo berhasil mencetak 15 gol pada debutnya, termasuk hattrick saat melibas Tottenham Hotspur 6-1 di White Hart Lane pada 1997/1998.

Mayoritas golnya tercipta melalui sundulan. Fakta tersebut sangat beralasan karena Flo punya keuntungan dari postur tubuh. Berkat kontribusinya, Chelsea menjuarai beberapa kompetisi bergengsi. Sebut saja Piala FA 1999/2000, Piala Liga (1997/1998), Charity Shield (2000), Piala Winners (1997/1998), hingga Piala Super Eropa (1998).

Kebersamaan Flo dengan Chelsea tidak berlangsung lama. Pada 2000, dia hengkang ke Glasgow Rangers. Dua tahun di Skotlandia, Flo kembali ke Inggris untuk membela Sunderland. Setelah itu ke Siena di Serie A sebelum memutuskan mudik ke Norwegia memperkuat Valerenga. 

Sempat kembali ke Inggris untuk membela Leeds United dan Milton Keynes Dons, Flo memutuskan pensiun sebagai punggawa Sogndal pada 2012. Kemudian, kembali ke Chelsea untuk bergabung sebagai staf pelatih.

Ketika Flo meninggalkan Chelsea, manajemen baru saja mempermanenkan status Cudicini setelah dipinjam dari Castel di Sangro sepanjang 1999/2000. Penjaga gawang asal Italia itu langsung menjadi pilihan utama hingga Petr Cech dan Jose Mourinho datang ke London Barat pada awal musim 2004/2005.

Takdir menjadi kiper cadangan segera dijalani Cudicini sebelum bergabung dengan Tottenham Hotspur pada 2009. Kemudian, pada 2012 pindah ke MLS membela Los Angeles Galaxy dan penisun pada 2014. Dua tahun setelah gantung sarung tangan, Cudicini diminta kembali ke Chelsea untuk bergabung dengan staf pelatih.

Ketika Mourinho datang ke Chelsea, bukan hanya Cech yang bergabung, melainkan gerbong Portugal. Ferreira juga ditransfer dari FC Porto dengan 13,2 juta pounds. Sebagai salah satu anak emas Mourinho, dia mendapatkan jaminan starting line-up di sayap belakang.

Ferreira bermain di Chelsea hingga pensiun pada 2014. Dia mempersembahkan Liga Premier (2004/2005, 2005/2006, 2009/2010), Piala FA (2006/2007, 2008/2009, 2009/2010, 2011/2012), Piala Liga (2004/2005, 2006/2007), Community Shield (2005), Liga Champions (2011/2012), dan Liga Eropa (2012/2013). Setelah pensiun, Ferreira tetap di Chelsea untuk bergabung di jajaran staf kepelatihan.

Uniknya, manajemen Chelsea lalu mengumpulkan Flo, Cudicini, dan Ferreira dalam satu ruangan kerja. Ketiganya diberi posisi "pelatih teknis untuk para pemain yang dipinjamkan ke klub lain".

Sejauh ini hanya Chelsea yang memiliki pelatih seperti itu.  Mengapa? Chelsea merupakan salah satu klub paling sibuk saat transfer window dibuka. Selain harus mencari pemain-pemain atau melepas anggota lama yang kurang berprestasi, The Blues juga wajib memikirkan para pemain yang dipinjamkan ke klub lain.

Biasanya, sebuah klub memiliki pemain pinjaman tidak lebih dari 10 orang. Tapi, yang terjadi di Stamford Bridge berbeda. Pada 2018/2019, mereka meminjamkan 43 pemain. Untuk musim 2019/2019 turun menjadi 28 orang. Pada musim 2020/2021 naik lagi menjadi 33 pemain!

Untuk mengontrol pesepakbola sebanyak itu, Frank Lampard (dulu) atau Thomas Tuchel (sekarang) tidak akan sanggup. Begitu pula dengan Bruce Buck sebagai CEO atau Marina Granovskaia selaku pejabat yang berwenang melakukan transfer. Bukan pula tugas Claude Makelele sebagai technical mentor.

Atas pertimbangan tersebut, Chelsea memiliki "loan player technical coach". Tugasnya sebagai koordinator dalam memantau perkembangan pemain-pemain yang akan dan sedang dipinjamkan ke klub lain. 

Flo, Cudicini, serta Ferreira bertugas membuat analisis prestasi dan laporan perkembangan pemain-pemain tersebut selama berada dalam peminjaman. Mereka juga bertangungjawab meneliti aspek-apsek administrasi seperti klausul-klausul yang ada di kontrak peminjaman, kesesuaian pemain dengan klub yang akan meminjam, hingga prospek pemain untuk masuk skuad utama, cadangan, atau justru dilepas.

Dengan adanya Flo, Cudicini, dan Ferreira Chelsea berharap tidak salah mengambil kebijakan terhadap seorang pemain. Keberadaan ketiganya juga dapat meningkatkan nilai pasar seseorang pemain. 

Faktanya, sejumlah pemain Chelsea di skuad utama musim ini sempat bermain di tim lain dengan status pinjaman. Sebut saja Tammy Abraham (Bristol City, Swansea City, Aston Villa). Lalu, Mason Mount (Vitesse, Derby County), Reece James (Wigan Athletic), hingga Kurt Zouma (Saint-Etienne, Stoke City, Everton).

Chelsea juga pernah punya pemain yang dibeli pada 2012 dan menghabiskan seluruh waktunya sebagai pemain pinjaman hingga pergi pada 2021. Dia adalah Lucan Piazon. Pria Brasil itu dipinjamkan ke Malaga, Vitesse, Eintracht Frankfurt, Reading, Fulham, Chievo Verona, dan Rio Ave. Kini, sang pemain membela Braga.