Kisah langka itu terjadi pada 15 Agustus 1992. Pertandingan baru berlangsung 5 menit dan Deane sudah menjebol jala Peter Schmeichel.
Ketika Liga Premier digulirkan pertama kali pada 5 Agustus 1992 menggantikan Divisi I sebagai kasta tertinggi, Brian Deane bermain untuk Sheffield United. Dia tidak sepopuler Teddy Sheringham atau Alan Shearer. Tapi, Deane punya rekor yang tidak dimiliki kedua mantan bintang The Three Lions.
Brian Christopher Deane lahir di Leeds, 7 Februari 1968. Dia membuat debut sepakbola profesional untuk Doncaster Rovers pada 1985/1986 dan bermain 66 kali di Divisi III dan mencetak 12 gol. Tapi, mereka terdegradasi pada akhir musim 1987/1988.
Tidak ingin bermain di level empat, Deane minta dijual ke Sheffield United, yang baru saja terdegradasi dari Divisi III, dengan fee 25.000 pounds. Dia pertama kali tampil untuk The Blades dalam kemenangan 8-1 melawan Skegness Town. Sementara gol liga pertamanya datang di pekan perdana Divisi III versus Reading.
Tapi, status Deane sebagai pahlawan baru dimulai pada 17 September 1988 ketika dia dan Tony Agana mencetak hattrick dalam kemenangan 6-1 atas Chester City. Itu adalah hattrick ganda pertama oleh pemain Sheffield sejak Harry Johnson dan Arthur Mercer mencetak kemenangan 11-2 atas Cardiff City pada 1 Januari 1926.
Sukses Deane berujung dengan keberhasilan membantu Sheffield promosi sebagai runner-up ke Divisi II, dilanjutkan Divisi I dalam rentang waktu semusim. Pada 1990/1991, The Blades berada di kasta tertinggi sepakbola Inggris untuk kali pertama dalam 14 tahun.
Setelah menjalani pemanasan di Divisi I 1990/1991 dengan 13 gol dan 12 gol pada 1991/1992, Deane serta Sheffield harus terjun ke kompetisi dengan format baru bertajuk Liga Premier. Di situlah Deane mencatatkan sejarah sebagai pencetak gol pertama kompetisi.
Kisah langka itu terjadi pada 15 Agustus 1992 ketika Sheffield menghadapi Manchester United pada pekan perdana di Bramall Lane. Pertandingan baru berlangsung 5 menit dan Deane sudah menjebol jala Peter Schmeichel. Dia mencetak gol lagi lewat titik putih pada menit 50 untuk membawa Sheffield unggul 2-1.
“Saat itu saya baru tahu bahwa gol saya menjadi yang pertama di Liga Premier saat istirahat babak pertama di ruang ganti. Teman-teman mengatakannya kepada saya. Tapi, saya tidak menganggapnya penting dan serius," ujar Deane kepada The Independent pada 2017 saat mengenang gol bersejarah tersebut.
"Saya juga menemukan fakta bahwa saya telah mencetak gol pertama di babak pertama. Tapi, itu tidak terasa hal yang besar pada saat itu. Itu tidak benar-benar memiliki arti penting sampai bertahun-tahun kemudian. Sekarang, itu sudah dikenal di seluruh dunia," tambah Deane.
Keluhan Deane wajar. Pasalnya, dulu orang belum terlalu memperhatikan statistik dan sejarah. Media sosial juga tidak semasif di era modern. Akibatnya, sampai memasuki milenium baru tidak banyak orang yang tahu bahwa Deane adalah pencetak gol pertama Liga Premier.
"Saat itu, sepertinya setiap tim memiliki perlengkapan baru. Anda langsung memiliki pemasaran sepakbola, di sana. Semua orang ingin menjadi bagian darinya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," tambah Deane.
Setelah mencetak gol perdana, Deane membantu Sheffield mengalahkan Ipswich Town 3-0 pada 16 Januari 1993. Dia mencetak hattrick. Tapi, itu bukan hattrick pertama di Liga Premier. Trigol pertama justru dihasilkan Eric Cantona saat membela Leeds United mengalahkan Tottenham Hotspur 5-0, 25 August 1992
Uniknya, pada pertengahan musim 1992/1993, Cantona pindah ke MU. Di akhir musim, Deane ditransfer ke Leeds dengan 2,9 juta pounds untuk menggantikan Cantona. Itu menjadi rekor pembelian Leeds sekaligus rekor penjualan Sheffield pada masa tersebut.
Dari Leeds, Deane kembali ke Sheffield pada 1997. Setahun kemudian, dia bergabung dengan Benfica sebelum membela Middlesbrough setelah 6 bulan di Portugal. Selanjutnya, Deane memperkuat Leicester City, West Ham United, Leeds lagi, Sunderland, Perth Glory, dan pensiun di Sheffield pada 2006.
Selepas gantung sepatu, Deane segera beralih profesi menjadi pelatih. Pada 21 November 2012, dia ditunjuk sebagai pelatih kepala tim papan atas Norwegia yang baru promosi, Sarpsborg . Mereka selamat dari degradasi pada musim pertamanya di kasta tertinggi setelah mengalahkan Ranheim di play-off.
Pada musim keduanya, klub menyelesaikan kampanye liga di papan tengah dan semifinalis Piala Norwegia. Deane berada di sana hingga 2014 sebelum kembali ke Inggris untuk ditunjuk sebagai salah satu staf pelatih Akademi Leeds United, meski tidak lama.
Sekarang, Deane menjadi pemilik klub sepakbola Kosovo, Ferizaj. Bersama rekannya, Benjamin James Rees dan Oliver Codrington, Deane menguasai 50% saham klub yang musim lalu berada di posisi 10 dari 12 peserta Liga Super Kosovo alias terdegradasi.
Kesulitan keuangan menjadi faktor yang membuat Ferizaj harus kehilangan status klub elite di Kosovo. Akibatnya, mereka memutuskan mencari investor agar sepakbola tetap bisa dimainkan di kota itu.
"Dalam keadaan yang sangat sulit, dalam keadaan ketika kami sangat kekurangan, bukan hanya kesempatan untuk bermain sepakbola, melainkan juga kekurangan kebebasan berekspresi. Terima kasih karena anda (Deane) telah menjaga olahraga ini tetap hidup," kata pemilik klub yang lama, Ilmi Recica, dilansir Telegrafi.
Ferizaj adalah klub yang berdiri pada 1923 dengan nama Borci, yang dalam Bahasa Serbia berarti "Petarung". Mereka merupakan salah satu klub tertua di Kosovo yang masih aktif. Sayangnya semasa bergabung dengan Yugoslavia maupun Serbia, klub tidak aktif karena larangan dan diskriminasi yang didapatkan dari pemerintah pusat.
Brian Christopher Deane lahir di Leeds, 7 Februari 1968. Dia membuat debut sepakbola profesional untuk Doncaster Rovers pada 1985/1986 dan bermain 66 kali di Divisi III dan mencetak 12 gol. Tapi, mereka terdegradasi pada akhir musim 1987/1988.
BACA FEATURE LAINNYA
20 Pemain di Bawah Usia 20 Tahun dengan Performa Terbaik di 5 Liga Eropa
20 Pemain di Bawah Usia 20 Tahun dengan Performa Terbaik di 5 Liga Eropa
Kisah langka itu terjadi pada 15 Agustus 1992 ketika Sheffield menghadapi Manchester United pada pekan perdana di Bramall Lane. Pertandingan baru berlangsung 5 menit dan Deane sudah menjebol jala Peter Schmeichel. Dia mencetak gol lagi lewat titik putih pada menit 50 untuk membawa Sheffield unggul 2-1.
BACA VIRAL LAINNYA
Momen Julio Cesar Menggoda Eksekusi Penalti Zlatan Ibrahimovic
Momen Julio Cesar Menggoda Eksekusi Penalti Zlatan Ibrahimovic
"Saya juga menemukan fakta bahwa saya telah mencetak gol pertama di babak pertama. Tapi, itu tidak terasa hal yang besar pada saat itu. Itu tidak benar-benar memiliki arti penting sampai bertahun-tahun kemudian. Sekarang, itu sudah dikenal di seluruh dunia," tambah Deane.
"Saat itu, sepertinya setiap tim memiliki perlengkapan baru. Anda langsung memiliki pemasaran sepakbola, di sana. Semua orang ingin menjadi bagian darinya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," tambah Deane.
Setelah mencetak gol perdana, Deane membantu Sheffield mengalahkan Ipswich Town 3-0 pada 16 Januari 1993. Dia mencetak hattrick. Tapi, itu bukan hattrick pertama di Liga Premier. Trigol pertama justru dihasilkan Eric Cantona saat membela Leeds United mengalahkan Tottenham Hotspur 5-0, 25 August 1992
Uniknya, pada pertengahan musim 1992/1993, Cantona pindah ke MU. Di akhir musim, Deane ditransfer ke Leeds dengan 2,9 juta pounds untuk menggantikan Cantona. Itu menjadi rekor pembelian Leeds sekaligus rekor penjualan Sheffield pada masa tersebut.
Dari Leeds, Deane kembali ke Sheffield pada 1997. Setahun kemudian, dia bergabung dengan Benfica sebelum membela Middlesbrough setelah 6 bulan di Portugal. Selanjutnya, Deane memperkuat Leicester City, West Ham United, Leeds lagi, Sunderland, Perth Glory, dan pensiun di Sheffield pada 2006.
Selepas gantung sepatu, Deane segera beralih profesi menjadi pelatih. Pada 21 November 2012, dia ditunjuk sebagai pelatih kepala tim papan atas Norwegia yang baru promosi, Sarpsborg . Mereka selamat dari degradasi pada musim pertamanya di kasta tertinggi setelah mengalahkan Ranheim di play-off.
Pada musim keduanya, klub menyelesaikan kampanye liga di papan tengah dan semifinalis Piala Norwegia. Deane berada di sana hingga 2014 sebelum kembali ke Inggris untuk ditunjuk sebagai salah satu staf pelatih Akademi Leeds United, meski tidak lama.
Sekarang, Deane menjadi pemilik klub sepakbola Kosovo, Ferizaj. Bersama rekannya, Benjamin James Rees dan Oliver Codrington, Deane menguasai 50% saham klub yang musim lalu berada di posisi 10 dari 12 peserta Liga Super Kosovo alias terdegradasi.
Kesulitan keuangan menjadi faktor yang membuat Ferizaj harus kehilangan status klub elite di Kosovo. Akibatnya, mereka memutuskan mencari investor agar sepakbola tetap bisa dimainkan di kota itu.
"Dalam keadaan yang sangat sulit, dalam keadaan ketika kami sangat kekurangan, bukan hanya kesempatan untuk bermain sepakbola, melainkan juga kekurangan kebebasan berekspresi. Terima kasih karena anda (Deane) telah menjaga olahraga ini tetap hidup," kata pemilik klub yang lama, Ilmi Recica, dilansir Telegrafi.
Ferizaj adalah klub yang berdiri pada 1923 dengan nama Borci, yang dalam Bahasa Serbia berarti "Petarung". Mereka merupakan salah satu klub tertua di Kosovo yang masih aktif. Sayangnya semasa bergabung dengan Yugoslavia maupun Serbia, klub tidak aktif karena larangan dan diskriminasi yang didapatkan dari pemerintah pusat.