Menjalani satu musim kompetisi dengan tidak terkalahkan sudah sering terjadi di sejumlah liga sepakbola. Bagaimana kalau sebaliknya.
Menjalani satu musim kompetisi dengan tidak terkalahkan sudah sering terjadi di sejumlah liga sepakbola. Tapi, bagaimana jika tim tersebut tidak pernah menang atau imbang alias 100% kalah? Empat tim ini bisa menjelaskannya.
Di semua cabang olahraga, terutama sepakbola, kemenangan adalah tujuan utama setiap orang. Mereka akan berusaha melakukan apapun, menggunakan segala cara, agar bisa mendapatkan 3 poin. Bukan hanya untuk satu atau dua pertandingan, melainkan setiap pekan.
Meski terkesan idealis, fakta di lapangan terkadang menunjukkan hal berbeda. Untuk memperoleh kemenangan secara konsisten setiap pekan dibutuhkan kerja keras dan keberuntungan. Jika gagal menang, sebuah tim biasanya akan cukup puas bisa mendapatkan hasil imbang.
Sialnya, tidak semua tim bisa mewujudkan kemenangan atau hasil imbang tersebut. Keinginan mendulang poin terkadang tidak bisa diwujudkan dengan mudah. Ada tim yang harus menerima kekalahan dalam beberapa pertandingan beruntun yang dilaksanakan. Bahkan, terdapat beberapa tim yang selalu kalah sepanjang satu musim kompetisi yang diikuti.
Berikut ini kisah 4 tim sepakbola yang gagal mendapatkan poin dalam satu musim kompetisi:
1. Antigua Barracuda (26 laga USL Championship 2013)
Antigua Barracuda adalah tim sepakbola profesional dari Antigua and Barbuda, yang berbasis di St. John's. Dibentuk pada 25 Mei 2010, The Barracudas bubar pada 6 Januari 2014. Meski berasal dari Antigua and Barbuda, mereka mengikuti kompetisi level ketiga di Amerika Serikat (AS), USL Championship, pada 2011-2013.
Tim ini awalnya akan bergabung dengan USL First Division 2011, Tapi, kemudian diumumkan sebagai anggota pendiri USL Pro. USL First dan USL Second Division dibubarkan 2010 untuk membuka jalan bagi liga baru.
Pada 23 September 2010, United Soccer Leagues (USL) secara resmi mengumumkan Barracuda akan bergabung dengan USL Pro yang baru dibentuk pada 2011 bersama dengan Sevilla FC (Puerto Rico) dan River Plate (Puerto Rico) sebagai anggota pendiri dari Divisi Karibia, yang kemudian secara resmi diresmikan sebagai Divisi Internasional.
Sayang, rekor buruk mereka jalani setelah 2 musim di kompetisi. Pada 2013, Barracuda kalah di semua (26 pertandingan) liga. Dengan 0 poin, mereka hanya memasukkan 11 gol dan menderita 91 gol alias -80. Itu menjadikan Barracuda tim terburuk dalam sejarah olahraga profesional di Amerika Utara.
2. Gibraltar Phoenix (14 laga Gibraltar Premier Division 2013/2014)
Gibraltar Phoenix Football Club adalah klub sepakbola profesional yang berpartisipasi di Gibraltar Premier Division dan The Rock Cup. Klub yang menjadikan Victoria Stadium sebagai kandang itu didirikan pada 2011 dan dibubarkan pada 2019 dengan alasan finansial.
Tidak banyak yang bisa digali dari Phoenix, kecuali saat ambil bagian di Liga Premier Gibraltar 2013/2014. Itu merupakan musim perdana setelah Asosiasi Sepakbola Gibraltar (GFA) secara resmi diterima menjadi anggota UEFA, yang memungkinkan klub-klub peserta liga berkompetisi di Benua Biru.
Sayang, status itu gagal dimanfaatkan Phoenix dengan maksimal. Dengan liga yang diikuti 8 kontestan, Phoenix harus terdegradasi ke Divisi II setelah menjalani 14 pertandingan tanpa kemenangan. Catatan 0 poin semakin lengkap dengan 9 gol yang diciptakan berbanding 94 gol kemasukan.
3. Longford AFC (30 laga Gloucestershire Northern Senior League Division II)
Longford Athletic Football Club adalah klub sepakbola amatir dari Desa Longford di Gloucestershire, Inggris. Saat ini mereka berkompetisi di Gloucestershire Northern Senior League Division II. Itu setara dengan kompetisi level 14 dalam sistem sepakbola milik FA.
Selain banjir besar pada 2007, desa kecil ini dikenal karena penampilan memalukan klub sepakbolanya pada 2015/2016. Mereka kalah pada semua pertandingan liga yang dijalani. Totalnya, 30 pertarungan, menderita 216 gol, dan hanya memasukkan 8 gol. Musibah itu terjadi karena 11 pemain inti dan pelatihnya kabur tanpa jejak sehingga klub kekurangan pemain.
Masalah yang terjadi di Longford akhirnya menjadi isu nasional di Inggris dan menggugah hati Stuart Pearce untuk membantu. Di usia 53 tahun, legenda sepakbola Inggris memutuskan kembali bermain untuk menolong Longford. "Saya memang kurang bugar. Tapi, saya akan berusaha semampu saya," ucap Pearce saat itu, dilansir BBC Sport.
Tapi, kedatangan pemilik 78 caps untuk The Three Lions tersebut sudah terlambat. Dia bergabung saat Longford sudah menderita 20 kekalahan dan menderita 179 gol dengan hanya 1 gol memasukkan.
4. Gremio Barueri (19 laga Campeonato Paulista Serie A3 2016)
Gremio Barueri adalah klub sepakbola Brasil dari Barueri di negara bagian Sao Paulo. Klub tersebut sebelumnya bernama Gremio Recreativo Barueri dan Gremio Prudente Futebol Ltda. Klub ini didirikan pada 1989 dan bermarkas di Arena Barueri, yang memiliki kapasitas 31.452 penonton.
Sepanjang sejarahnya, Gremio lebih banyak menghabiskan waktu di Campeonato Paulista Serie A2 dan A3. Itu adalah kompetisi di negara bagian Sao Paulo level 2 dan 3. Untuk level nasional, mereka juga pernah bermain di Serie B dan Serie A. Tapi, menghabiskan sebagian besar waktunya di Serie D dan Serie C.
Salah satu musim yang tidak akan mungkin dilupakan para pendukung Gremio terjadi pada 2016. Saat itu, klub memainkan semua (19) pertandingan Campeonato Paulista Serie A3 tanpa kemenangan. Dengan 0 poin, Gremio hanya memasukkan 9 gol dan menderita 88 gol. Mereka jadi juru kunci dari kompetisi yang diikuti 20 tim.
Di semua cabang olahraga, terutama sepakbola, kemenangan adalah tujuan utama setiap orang. Mereka akan berusaha melakukan apapun, menggunakan segala cara, agar bisa mendapatkan 3 poin. Bukan hanya untuk satu atau dua pertandingan, melainkan setiap pekan.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kisah Wolfgang Frank, Mentor Juergen Klopp dan Inovator Jerman yang Misterius
Kisah Wolfgang Frank, Mentor Juergen Klopp dan Inovator Jerman yang Misterius
1. Antigua Barracuda (26 laga USL Championship 2013)
Antigua Barracuda adalah tim sepakbola profesional dari Antigua and Barbuda, yang berbasis di St. John's. Dibentuk pada 25 Mei 2010, The Barracudas bubar pada 6 Januari 2014. Meski berasal dari Antigua and Barbuda, mereka mengikuti kompetisi level ketiga di Amerika Serikat (AS), USL Championship, pada 2011-2013.
Tim ini awalnya akan bergabung dengan USL First Division 2011, Tapi, kemudian diumumkan sebagai anggota pendiri USL Pro. USL First dan USL Second Division dibubarkan 2010 untuk membuka jalan bagi liga baru.
BACA BERITA LAINNYA
City Jual Mahal, Turunkan Tawaran ke Messi Jadi Tinggal Rp 8 Triliun
City Jual Mahal, Turunkan Tawaran ke Messi Jadi Tinggal Rp 8 Triliun
Sayang, rekor buruk mereka jalani setelah 2 musim di kompetisi. Pada 2013, Barracuda kalah di semua (26 pertandingan) liga. Dengan 0 poin, mereka hanya memasukkan 11 gol dan menderita 91 gol alias -80. Itu menjadikan Barracuda tim terburuk dalam sejarah olahraga profesional di Amerika Utara.
2. Gibraltar Phoenix (14 laga Gibraltar Premier Division 2013/2014)
Gibraltar Phoenix Football Club adalah klub sepakbola profesional yang berpartisipasi di Gibraltar Premier Division dan The Rock Cup. Klub yang menjadikan Victoria Stadium sebagai kandang itu didirikan pada 2011 dan dibubarkan pada 2019 dengan alasan finansial.
Tidak banyak yang bisa digali dari Phoenix, kecuali saat ambil bagian di Liga Premier Gibraltar 2013/2014. Itu merupakan musim perdana setelah Asosiasi Sepakbola Gibraltar (GFA) secara resmi diterima menjadi anggota UEFA, yang memungkinkan klub-klub peserta liga berkompetisi di Benua Biru.
3. Longford AFC (30 laga Gloucestershire Northern Senior League Division II)
Longford Athletic Football Club adalah klub sepakbola amatir dari Desa Longford di Gloucestershire, Inggris. Saat ini mereka berkompetisi di Gloucestershire Northern Senior League Division II. Itu setara dengan kompetisi level 14 dalam sistem sepakbola milik FA.
Selain banjir besar pada 2007, desa kecil ini dikenal karena penampilan memalukan klub sepakbolanya pada 2015/2016. Mereka kalah pada semua pertandingan liga yang dijalani. Totalnya, 30 pertarungan, menderita 216 gol, dan hanya memasukkan 8 gol. Musibah itu terjadi karena 11 pemain inti dan pelatihnya kabur tanpa jejak sehingga klub kekurangan pemain.
Masalah yang terjadi di Longford akhirnya menjadi isu nasional di Inggris dan menggugah hati Stuart Pearce untuk membantu. Di usia 53 tahun, legenda sepakbola Inggris memutuskan kembali bermain untuk menolong Longford. "Saya memang kurang bugar. Tapi, saya akan berusaha semampu saya," ucap Pearce saat itu, dilansir BBC Sport.
Tapi, kedatangan pemilik 78 caps untuk The Three Lions tersebut sudah terlambat. Dia bergabung saat Longford sudah menderita 20 kekalahan dan menderita 179 gol dengan hanya 1 gol memasukkan.
4. Gremio Barueri (19 laga Campeonato Paulista Serie A3 2016)
Gremio Barueri adalah klub sepakbola Brasil dari Barueri di negara bagian Sao Paulo. Klub tersebut sebelumnya bernama Gremio Recreativo Barueri dan Gremio Prudente Futebol Ltda. Klub ini didirikan pada 1989 dan bermarkas di Arena Barueri, yang memiliki kapasitas 31.452 penonton.
Sepanjang sejarahnya, Gremio lebih banyak menghabiskan waktu di Campeonato Paulista Serie A2 dan A3. Itu adalah kompetisi di negara bagian Sao Paulo level 2 dan 3. Untuk level nasional, mereka juga pernah bermain di Serie B dan Serie A. Tapi, menghabiskan sebagian besar waktunya di Serie D dan Serie C.
Salah satu musim yang tidak akan mungkin dilupakan para pendukung Gremio terjadi pada 2016. Saat itu, klub memainkan semua (19) pertandingan Campeonato Paulista Serie A3 tanpa kemenangan. Dengan 0 poin, Gremio hanya memasukkan 9 gol dan menderita 88 gol. Mereka jadi juru kunci dari kompetisi yang diikuti 20 tim.