Standing ovation menjadi simbol penghormatan, rasa kagum, dan takjub. Saat itu Ronaldo membela Real Madrid menyingkirkan Manchester United.
Kita mengenal standing ovation atau tepuk tangan sambil berdiri sebagai satu simbol penghormatan, rasa kagum, hormat, takjub, dan hal-hal yang tak terjelaskan oleh sekedar kata-kata.
Pada banyak kesempatan di berbagai momen standing ovation tidak hanya dilakukan untuk orang yang satu frekuensi, kelompok, atau negara bangsa tertentu. Ia melampaui itu. Sebab pada dasarnya standing ovation adalah ketulusan. Bahkan 'musuh' sekalipun jika memang pantas akan mendapat standing ovation.
Ronaldo Luis Nazario dan Standing Ovation
Momen ikonik 'El Fenomeno' mungkin datang saat ia mengenakan seragam timnas Brasil, tetapi mungkin salah satu penampilan terbaik dalam kariernya datang saat di level klub memperkuat Real Madrid.
Dalam sebuah laga krusial, Ronaldo Luis Nazario pernah bermain sangat baik untuk Real Madrid sehingga ia mendapatkan tepuk tangan meriah dari para penggemar Manchester United, meskipun berkat 3 gol nya Setan Merah terdepak dari babak 8 besar Liga Champions musim 2002/03.
Momen itu terjadi pada saat leg kedua perempat final Liga Champions tahun 2003 atau 18 tahun yang lalu. Ronaldo dan rekannya Galacticos tiba di Old Trafford dengan bekal keunggulan 3-1 dari pertandingan sebelumnya di kandang sendiri, Santiago Bernabeu.
Pada saat Ronaldo ditarik keluar dan digantikan oleh Solari di menit ke-67, ia mungkin sadar karena telah menghancurkan hati para penggemar United, tetapi penampilannya yang sangat bagus itu membuat mereka masih berdiri untuk mengakui kehebatan Ronaldo.
Butuh hati dan mental yang besar untuk melakukan itu, dan para penggemar United melakukannya dengan senang hati.
Sepanjang laga berlangsung pada malam tanggal 23 April 2003 itu Ronaldo memberi alasan yang kuat dan logis tentang mengapa dia mendapatkan tepuk tangan meriah.
Jalannya Pertandingan
Musim itu sebetulnya banyak yang memprediksi United bakal melaju lebih jauh lagi. Langkah pertama saat fase grup berjalan mulus, berada satu grup dengan Juventus, Basel, dan Deportivo La Coruna, United berhasil memuncaki klasemen.
Namun dengan segala upaya, United sayangnya belum berhasil menembus fase knockout. Bertamu ke Santiago Bernabeu pasukan Sir Alex Ferguson kala itu langsung dibogem dengan 3 gol dan mereka hanya mampu membalas 1 gol.
Dua gol dari Raul Gonzalez dan tambahan dari Luis Figo di leg pertama menempatkan Real pada posisi yang meyakinkan, dan satu-satunya gol yang menjadi harapan United untuk leg kedua adalah gol Ruud van Nistelrooy.
Namun saat United gantian menjamu, seorang Ronaldo Luis memupus harapan itu setelah mencetak gol pembuka di Old Trafford, dengan waktu hanya 12 menit.
Dua menit sebelum jeda pertandingan, sekali lagi Nistelrooy membangun harapan, skor jadi 1-1. Tapi celaka bagi United, sebab Ronaldo makin menggila lagi.
Lima menit setelah peluit babak kedua dibunyikan, Ronaldo melesatkan satu gol lagi. Tapi perjuangan belum selesai, dengan cepat United masih tetap membalas, meski gol penyama kedudukan berikutnya berkat kesalahan bek Real Madrid, Ivan Helguera. Skor imbang 2-2.
Dan tibalah kita pada superhero dalam laga ini, dimana Ronaldo melengkapi malam yang indah dan gol dari luar kotak penalti yang juga indah, mantan penyerang Inter itu mencetak hat-tricknya tepat satu jam laga berjalan alias di menit 60. Fabian Barthez hanya dibuat melongo.
Dan tampaknya Real Madrid tak tega Ronaldo berbuat lebih kejam, pada menit ke-67 ia digantikan oleh Solari.
Sementara itu, United lebih dulu merespon keadaan, pada menit ke-63 Beckham masuk menggantikan Juan Sebastian Veron, dan keputusan Fergie menuai hasil.
Setelah tepuk tangan meriah untuk Ronaldo, Beckham mencetak dua gol, masing-masing pada menit ke-71 dan 85, tetapi itu tidak cukup untuk paling tidak menyamakan agregat.
Real Madrid berhak melenggang ke babak semifinal, meski kemudian tersingkir oleh Juventus dengan agregat 3-4.
Beckham dan Ronaldo kemudian dipertemukan beberapa bulan setelah itu, Beckham pindah ke Real dengan harga 37 juta pounds, menyusul konfliknya dengan Ferguson. Di Real Madrid mereka berkongsi dengan sangat baik.
Keduanya bertemu satu sama lain di Instagram Live tahun lalu dan Ronaldo mengatakan kepada mantan rekan setimnya bahwa dia adalah salah satu yang terbaik sepanjang masa, "Kamu salah satu yang terbaik sepanjang masa," kata pemenang Piala Dunia dua kali itu.
"Cara Anda menyentuh bola, cara Anda menempatkan bola di mana pun Anda mau, tanpa melihat saya, saya hanya akan bergerak dan bola datang. Saya harus berterima kasih atas banyak bola yang Anda berikan kepada saya." Kata Ronaldo lagi.
Dan memang begitulah, cerita ini tetap berkisar pada diri seorang Ronaldo Luis Nazario da Lima. Pada malam itu, di bulan April 2003, tidak diragukan lagi siapa yang terbaik di dunia. Sekali lagi, mari beri standing ovation untuk pria dengan rambut eksentrik itu.
Pada banyak kesempatan di berbagai momen standing ovation tidak hanya dilakukan untuk orang yang satu frekuensi, kelompok, atau negara bangsa tertentu. Ia melampaui itu. Sebab pada dasarnya standing ovation adalah ketulusan. Bahkan 'musuh' sekalipun jika memang pantas akan mendapat standing ovation.
Momen ikonik 'El Fenomeno' mungkin datang saat ia mengenakan seragam timnas Brasil, tetapi mungkin salah satu penampilan terbaik dalam kariernya datang saat di level klub memperkuat Real Madrid.
BACA BERITA LAINNYA
Handanovic Bikin Tiga Penyelamatan Gemilang dalam 1 Menit
Handanovic Bikin Tiga Penyelamatan Gemilang dalam 1 Menit
Pada saat Ronaldo ditarik keluar dan digantikan oleh Solari di menit ke-67, ia mungkin sadar karena telah menghancurkan hati para penggemar United, tetapi penampilannya yang sangat bagus itu membuat mereka masih berdiri untuk mengakui kehebatan Ronaldo.
BACA FEATURE LAINNYA
Mbappe, Cristiano Ronaldo, dan Messi Saat Usia 22 Tahun: Siapa Lebih Hebat
Mbappe, Cristiano Ronaldo, dan Messi Saat Usia 22 Tahun: Siapa Lebih Hebat
Sepanjang laga berlangsung pada malam tanggal 23 April 2003 itu Ronaldo memberi alasan yang kuat dan logis tentang mengapa dia mendapatkan tepuk tangan meriah.
Musim itu sebetulnya banyak yang memprediksi United bakal melaju lebih jauh lagi. Langkah pertama saat fase grup berjalan mulus, berada satu grup dengan Juventus, Basel, dan Deportivo La Coruna, United berhasil memuncaki klasemen.
Namun dengan segala upaya, United sayangnya belum berhasil menembus fase knockout. Bertamu ke Santiago Bernabeu pasukan Sir Alex Ferguson kala itu langsung dibogem dengan 3 gol dan mereka hanya mampu membalas 1 gol.
Namun saat United gantian menjamu, seorang Ronaldo Luis memupus harapan itu setelah mencetak gol pembuka di Old Trafford, dengan waktu hanya 12 menit.
Dua menit sebelum jeda pertandingan, sekali lagi Nistelrooy membangun harapan, skor jadi 1-1. Tapi celaka bagi United, sebab Ronaldo makin menggila lagi.
Lima menit setelah peluit babak kedua dibunyikan, Ronaldo melesatkan satu gol lagi. Tapi perjuangan belum selesai, dengan cepat United masih tetap membalas, meski gol penyama kedudukan berikutnya berkat kesalahan bek Real Madrid, Ivan Helguera. Skor imbang 2-2.
Dan tibalah kita pada superhero dalam laga ini, dimana Ronaldo melengkapi malam yang indah dan gol dari luar kotak penalti yang juga indah, mantan penyerang Inter itu mencetak hat-tricknya tepat satu jam laga berjalan alias di menit 60. Fabian Barthez hanya dibuat melongo.
Dan tampaknya Real Madrid tak tega Ronaldo berbuat lebih kejam, pada menit ke-67 ia digantikan oleh Solari.
Sementara itu, United lebih dulu merespon keadaan, pada menit ke-63 Beckham masuk menggantikan Juan Sebastian Veron, dan keputusan Fergie menuai hasil.
Setelah tepuk tangan meriah untuk Ronaldo, Beckham mencetak dua gol, masing-masing pada menit ke-71 dan 85, tetapi itu tidak cukup untuk paling tidak menyamakan agregat.
Real Madrid berhak melenggang ke babak semifinal, meski kemudian tersingkir oleh Juventus dengan agregat 3-4.
Beckham dan Ronaldo kemudian dipertemukan beberapa bulan setelah itu, Beckham pindah ke Real dengan harga 37 juta pounds, menyusul konfliknya dengan Ferguson. Di Real Madrid mereka berkongsi dengan sangat baik.
Keduanya bertemu satu sama lain di Instagram Live tahun lalu dan Ronaldo mengatakan kepada mantan rekan setimnya bahwa dia adalah salah satu yang terbaik sepanjang masa, "Kamu salah satu yang terbaik sepanjang masa," kata pemenang Piala Dunia dua kali itu.
"Cara Anda menyentuh bola, cara Anda menempatkan bola di mana pun Anda mau, tanpa melihat saya, saya hanya akan bergerak dan bola datang. Saya harus berterima kasih atas banyak bola yang Anda berikan kepada saya." Kata Ronaldo lagi.
Dan memang begitulah, cerita ini tetap berkisar pada diri seorang Ronaldo Luis Nazario da Lima. Pada malam itu, di bulan April 2003, tidak diragukan lagi siapa yang terbaik di dunia. Sekali lagi, mari beri standing ovation untuk pria dengan rambut eksentrik itu.