Selama bertahun-tahun berkarier di lapangan, Raul Meireles identik dengan status pemain garang. Tubuh penuh tato, brewok panjang, rambut mohawk. Tiba-tiba menjadi artis.
Selama bertahun-tahun berkarier di lapangan, Raul Meireles identik dengan status pemain garang. Tubuh penuh tato, brewok panjang, rambut mohawk, dan gaya main yang lugas membuat pesepakbola Portugal itu ditakuti. Tapi, apa jadinya jika dia menari-nari di panggung televisi?
Raul Jose Trindade Meireles lahir di Porto, 17 Maret 1983. Tapi, dia mulai bermain sepakbola sejak bergabung dengan Akademi Boavista pada usia 6 tujuh tahun. Meireles bisa mendapatkan kesempatan menimba ilmu di klub itu karena sang ayah, raul Meireles Senior adalah masseur.
Setelah lulus dari oendidikan, Meireles bergabung dengan skuad junior Boavista sebelum menghabiskan 2 tahun sebagai pemain pinjaman ke Aves di Segunda Liga (Divisi II). Meireles mencetak gol pertamanya pada 25 Mei 2003, dalam kemenangan 2-1 atas Uniao. Saat itu, dia menembak dari jarak 30 meter.
Untuk kampanye 2003/2004, Meireles kembali ke Boavista. Dia melakukan debut di Primeira Liga pada 17 Agustus 2003 melawan Benfica. Meireles tampil bagus dan terpilih sebagai pemain terbaik dalam pertandingan yang berakhir imbang tanpa gol itu.
Keberhasilan di Boavista membuat FC Porto jatuh cinta. Pada 7 Juli 2004, Meireles dikontrak 5 tahun dan dipresentasikan dalam konferensi pers yang diadakan 5 hari kemudian. Pertandingan kompetitif pertamanya berlangsung pada 22 September melawan Leiria di Estadio do Dragao. Dia datang dari bangku cadangan di awal babak pertama dengan hasil imbang 1-1.
Selanjutnya, pada 18 Februari tahun berikutnya Meireles membuat start pertamanya dalam kemenangan tandang atas Os Belenenses. Lima hari kemudian, dia melakukan debut di Liga Champions dengan penampilan 90 menit dalam hasil imbang 1-1 melawan Inter Milan untuk leg pertama babak 16 besar.
Bersama Porto, Meireles benar-benar menjadi buah bibir media. Tujuh musim bermain, 4 trofi juara Primeira Liga (2005/2006, 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009) menjadi bukti keganasan Meireles di lapangan. Dia juga membantu Porto mendapatkan Taca de Portugal (2005/2006, 2008/2009, 2009/2010), serta Supertaca Candido de Oliveira (2006, 2009, 2010).
Penampilan bagus di Portugal membawa Meireles berkarier di Inggris. Liverpool menjadi klub Liga Premier pertama yang diperkuat Meireles. Total, 2 musim dirinya berseragam The Reds dan bermain 44 kali.
Merasa kurang bersinar di Anfield, Meireles memutuskan bermain di Chelsea. Bersama tim yang bermarkas di Stanford Bridge itu, dia lebih sukses. Meireles ikut menyumbangkan beberapa gelar penting. Sebut saja Piala FA dan Liga Champions. Total, dia bermain 48 kali sebelum akhirnya memilih hengkang ke Turki membela Fenerbahce.
Pada 3 September 2012, Meireles dijual ke Fenerbahce seharga 8 juta euro. Dia mendapatkan 3 juta euro di musim pertamanya, selain bonus 10.000 euro per pertandingan. Tapi, pada akhir tahun itu, dia diskorsing 11 pertandingan karena meludahi wasit.
Tindakan yang dituduhkan diikuti dengan tuduhan komentar homofobia setelah Meireles menerima kartu kuning kedua di paruh kedua dalam kekalahan 1-2 melawan Galatasaray. Tapi, larangan tersebut dikurangi menjadi 4 laga setelah diputuskan tidak bisa meludahi wasit, melainkan hanya bersalah atas pelecehan verbal.
Setelah puas bermain, Meireles memutuskan pensiun pada 2016. Dia menjauhi sepakbola. Meireles justru menggeluti dunia yang 180 derajat berbeda dari profilnya ketika bermain sepakbola. Dia berjualan baju.
Meireles membuka sejumlah butik pakaian di beberapa kota besar di Portugal, termasuk Lisbon. Butik yang diberi nama Metropolis tersebut juga membuka cabang di beberapa tempat di Eropa seperti London, Milan, hingga Paris. Butik-butik itu dikelola bersama sang istri, Ivone, dan sudah dimulai sejak 2009 di Ermesinde, yaitu sebuah distrik komersial di Porto.
"Saya suka busana orang Inggris. Setiap datang ke klub, saya berpakaian seperti itu. Tidak ada satu pun pemain yang seperti saya. Teman-teman bertanya gaya apa yang saya kenakan. Saya mengatakan inilah gaya Inggris menurut saya. Mungkin saya salah. Tapi, itulah saya," kata Meireles, dilansir Record.
Selain busana, Meireles ternyata punya keahlian lain yang membuat banyak penggemar sepakbola tidak percaya. Pemilik 73 caps dan 10 gol untuk tim nasional Portugal itu ternyata jago menari.
Bukti kehebatan Meireles dalam menari bisa dilihat pada 13 Januari 2019. Dia terlibat dalam sebuah acara reality show terkenal televisi, "Lip Sync Portugal-Playback Total". Di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), acara ini dikenal sebagai "Lip Sync Battle" dan tayang perdana pada 2 April 2015, di Spike, yang kemudian dikenal sebagai Paramount Network.
Pertunjukan ini didasarkan pada ide Stephen Merchant dan John Krasinski. Para peserta saling bertarung dengan pertunjukan sinkronisasi bibir (menyanyi lip sync). Untuk memukau juri dan pemirsa, mereka juga diwajibkan menari layaknya penyanyi yang sebenarnya ketika berada di panggung.
Keberhasilan serial itu di AS telah menghasilkan terciptanya berbagai adaptasi internasional. Total, 21 negara ikut menggelar acara itu dengan versinya masing-masing, termasuk di Indonesia dan Portugal.
Untuk edisi Portugal, acara ditayangkan di SIC dan dibawakan oleh Cesar Mourao serta Joao Manzarra. Dalam program tersebut, Meireles menirukan lagu serta gaya panggung Antonio Variacoes ketika menyanyikan lagu O Corpo e que Paga (Tubuh yang membayar).
Tentu saja, tayangan itu menuai beragam komentar. Ada yang serius, banyak juga yang bercanda. Kebanyakan orang justru menjadikan aksi Meireles sebagai lelucon. "Karena semua orang menyukai saya dan karena saya pikir saya Antonio Variacoes, maka untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya akan menjadi Antonio Variacoes," ucap Meireles saat itu.
Raul Jose Trindade Meireles lahir di Porto, 17 Maret 1983. Tapi, dia mulai bermain sepakbola sejak bergabung dengan Akademi Boavista pada usia 6 tujuh tahun. Meireles bisa mendapatkan kesempatan menimba ilmu di klub itu karena sang ayah, raul Meireles Senior adalah masseur.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Karier Tragis Giorgos Katidis, Skorsing Seumur Hidup Gara-gara Selebrasi
Karier Tragis Giorgos Katidis, Skorsing Seumur Hidup Gara-gara Selebrasi
Bersama Porto, Meireles benar-benar menjadi buah bibir media. Tujuh musim bermain, 4 trofi juara Primeira Liga (2005/2006, 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009) menjadi bukti keganasan Meireles di lapangan. Dia juga membantu Porto mendapatkan Taca de Portugal (2005/2006, 2008/2009, 2009/2010), serta Supertaca Candido de Oliveira (2006, 2009, 2010).
BACA BERITA LAINNYA
Penonton Kaget, Pemegang Papan Ganti Pemain Itu Pemain Manchester United
Penonton Kaget, Pemegang Papan Ganti Pemain Itu Pemain Manchester United
Merasa kurang bersinar di Anfield, Meireles memutuskan bermain di Chelsea. Bersama tim yang bermarkas di Stanford Bridge itu, dia lebih sukses. Meireles ikut menyumbangkan beberapa gelar penting. Sebut saja Piala FA dan Liga Champions. Total, dia bermain 48 kali sebelum akhirnya memilih hengkang ke Turki membela Fenerbahce.
Tindakan yang dituduhkan diikuti dengan tuduhan komentar homofobia setelah Meireles menerima kartu kuning kedua di paruh kedua dalam kekalahan 1-2 melawan Galatasaray. Tapi, larangan tersebut dikurangi menjadi 4 laga setelah diputuskan tidak bisa meludahi wasit, melainkan hanya bersalah atas pelecehan verbal.
Meireles membuka sejumlah butik pakaian di beberapa kota besar di Portugal, termasuk Lisbon. Butik yang diberi nama Metropolis tersebut juga membuka cabang di beberapa tempat di Eropa seperti London, Milan, hingga Paris. Butik-butik itu dikelola bersama sang istri, Ivone, dan sudah dimulai sejak 2009 di Ermesinde, yaitu sebuah distrik komersial di Porto.
"Saya suka busana orang Inggris. Setiap datang ke klub, saya berpakaian seperti itu. Tidak ada satu pun pemain yang seperti saya. Teman-teman bertanya gaya apa yang saya kenakan. Saya mengatakan inilah gaya Inggris menurut saya. Mungkin saya salah. Tapi, itulah saya," kata Meireles, dilansir Record.
Selain busana, Meireles ternyata punya keahlian lain yang membuat banyak penggemar sepakbola tidak percaya. Pemilik 73 caps dan 10 gol untuk tim nasional Portugal itu ternyata jago menari.
Bukti kehebatan Meireles dalam menari bisa dilihat pada 13 Januari 2019. Dia terlibat dalam sebuah acara reality show terkenal televisi, "Lip Sync Portugal-Playback Total". Di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), acara ini dikenal sebagai "Lip Sync Battle" dan tayang perdana pada 2 April 2015, di Spike, yang kemudian dikenal sebagai Paramount Network.
Pertunjukan ini didasarkan pada ide Stephen Merchant dan John Krasinski. Para peserta saling bertarung dengan pertunjukan sinkronisasi bibir (menyanyi lip sync). Untuk memukau juri dan pemirsa, mereka juga diwajibkan menari layaknya penyanyi yang sebenarnya ketika berada di panggung.
Keberhasilan serial itu di AS telah menghasilkan terciptanya berbagai adaptasi internasional. Total, 21 negara ikut menggelar acara itu dengan versinya masing-masing, termasuk di Indonesia dan Portugal.
Untuk edisi Portugal, acara ditayangkan di SIC dan dibawakan oleh Cesar Mourao serta Joao Manzarra. Dalam program tersebut, Meireles menirukan lagu serta gaya panggung Antonio Variacoes ketika menyanyikan lagu O Corpo e que Paga (Tubuh yang membayar).
Tentu saja, tayangan itu menuai beragam komentar. Ada yang serius, banyak juga yang bercanda. Kebanyakan orang justru menjadikan aksi Meireles sebagai lelucon. "Karena semua orang menyukai saya dan karena saya pikir saya Antonio Variacoes, maka untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya akan menjadi Antonio Variacoes," ucap Meireles saat itu.