Gregoire Akcelrod memiliki kecerdikan yang membuatnya pernah merumput bersama sejumlah klub. Dia lebih cerdik dari legenda pemain bodong Ali Dia. Nyaris direkrut CSKA.
Di Liga Premier, nama Ali Dia mungkin terdengar tak asing di telinga penggemarnya. Pemain asal Senegal itu sukses meyakinkan Graeme Souness dan Southampton bahwa dia adalah sepupu George Weah.

Sementara di tanah Prancis, ada seseorang bernama Gregoire Akcelrod yang berusaha keras mencoba dan menempa karier sepak bola. Upaya itu ditempuh Akcelrod setelah sang ayah melarangnya bermain sepak bola di usia 10 hingga 18 tahun.

Karier terbaiknya di lapangan hijau adalah bermain bersama tim amatir Paris Saint-Germain di divisi kelima sepak bola Prancis. Kompetisi bisa dibilang sebagai 'liga amatir terburuk Prancis'. Tapi, Akcelrod berhasil memutarbalikkan kebenaran dengan cara yang luar biasa.

Setelah kehidupannya di dunia akademis bermasalah, Akcelrod muda membuat situs web palsu yang menyatakan dirinya adalah pemain cadangan PSG. Bahkan, dia menyalin laporan pertandingan dari surat kabar kemudian memasukkan namanya alih-alih seperti Nicolas Anelka. Ada juga foto dirinya di lapangan Parc des Princes dengan warna seragam PSG. Foto itu dia peroleh setelah menyelinap masuk. Belum lagi dengan curriculum vitae (CV) palsu untuk meyakinkan semua orang.

Sebelumnya, pria yang pernah bekerja di McDonald's itu juga sempat melamar ke Chelsea, Manchester City, dan Arsenal walau jelas mendapat penolakan. Dia sampai mengirim surat langsung kepada Arsene Wenger untuk meminta pertimbangan.

Untuk seorang amatir, Akcelrod pernah melakukan trial di sejumlah klub papan bawah Inggris seperti Swindon Town, Norwich City, Bournemouth, bahkan tim asal Skotlandia macam Falkirk dan Dundee United.



Pada 2009, setelah menolak pindah ke klub di Luksemburg, Akcelrod hampir saja bergabung dengan tim asal Bulgaria, CSKA Sofia yang kebetulan sedang mengikuti kualifikasi Liga Champions. Manajemen The Armymen menawarinya kontrak tiga tahun senilai 15.000 pounds per bulan. Pada waktu itu, Akcelrod dapat bergabung dengan CSKA jika tidak ada campur tangan dari para pendukung PSG.

"Saya melakukan uji coba dua hari. Pada hari Minggu, pelatih memberi tahu agen saya bahwa dia ingin merekrut saya. Mereka memotret saya dengan seragam resmi CKSA, saya menandatangani kontrak, mereka kemudian mempublikasikannya di situs CSKA. Tapi, fans PSG-lah yang menghancurkan saya. Seorang fans CSKA Sofia menghubungi forum online PSG dan bertanya 'Kami akan merekrut Greg Akcelrod, bagaimana menurut Anda tentang dia?" kenang pria kelahiran Paris itu kepada Daily Mail.

“Semua fans PSG tidak mengenal saya. Mereka bilang saya palsu, mereka mengecek website saya.  Tapi, sebagian memang benar, video di Swindon misalnya. Penggemar CSKA menghubungi setiap jurnalis di Sofia dan terungkap klub akan merekrut pemain palsu.”

Keesokan paginya, Akcelrod diminta mengemasi tasnya. Manajemen Sofia tak terima telah dibohongi Akcelrod yang mengaku pernah menjadi bagian dari Les Parisiens.

Walau berstatus pemain gadungan, nyatanya Akcelrod pernah tampil di Sky Sports News ketika dia mencetak gol dalam pertandingan persahabatan dengan Swindon. Dia pun pernah melakukan perjalanan ke Yunani, Kuwait, dan Kanada (bermain bersama Mississauga Eagles selama satu musim).

Kini, Akcelrod bekerja sebagai agen yang menawarkan saran kepada pemain muda. Dia telah menulis otobiografi berjudul 'Pro At All Cost'.

Memang, tidak ada yang tahu masa depan. Tapi, jika ada keinginan untuk berusaha dan berubah, kesuksesan bisa diraih sama seperti yang dilakukan pria berusia 38 tahun tersebut.