Bergabung dengan Barcelona, dilatih Pep Guardiola, setim dengan Thiago Alcantara. Sayang meredup saat beranjak dewasa.
Jika di Jepang ada Takefusa Kubo dan di Kroasia ada Alen Halilovic, di Israel terdapat Gai Assulin. Mereka sama-sama pemain muda yang disebut sebagai Lionel Messi dari negara masing-masing ketika bergabung dengan tim junior Barcelona. Nasibnya? Tidak berbeda jauh.

Memiliki nama lengkap Gai Yigaal Assulin, pria yang memiliki posisi seperti Messi itu lahir di Nahariya, 9 April 1991. Dia memulai karier di akademi salah satu klub elite di Israel, Hapoel Haifa, pada usia yang masih sangat muda.

Pada 1999, Assulin pindah ke tim junior Beitar Tubruk. Lalu, pada 2003 ketika berusia sekitar 12 tahun, pelatihnya di tim junior, Shlomo Scharf, mengusulkan kepada orang tua Assulin untuk mempertimbangkan berkarier di luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, Scharf mengusulkan Assulin mencoba bergabung dengan La Masia.

Setelah menjalani trial dan penilaian dari tim pelatih La Masia, Assulin diterima bergabung. Dia lulus pada Agustus 2007 dan langsung bergabung dengan Barcelona B di Tercera Division. Kontraknya 3 tahun dengan buy-out clause 20 juta euro.

Keberuntungan benar-benar menaungi Assulin. Saat itu, Barcelona B dilatih Pep Guardiola. Dia bermain baik sepanjang musim 2007/2008 dengan permainan yang mirip Messi. Barcelona B mengakhiri musim dengan menjuarai Tercera Division dengan 83 poin setelah pada musim sebelumnya terdegradasi dari Segunda B.

Kesuksesan di Barcelona B membuat Guardiola naik pangkat. Bersama Tito Vilanova, dia ditunjuk menggantikan Frank Rijkaard. Tentu saja, Assulin menjadi salah satu pemain Barcelona B yang dipromosikan Guardiola ke tim utama. Dia membela Barcelona B dengan sesekali bermain di tim utama.

Sayangnya keberuntungan Assulin di Segunda B dan La Liga tidak sebagus Tercera Division. Dia kehilangan sebagian besar musim 2008/2009 karena cedera. Pada musim itu dia menjalani debut senior saat Copa del Rey melawan Cultural Leonesa, 28 Oktober 2009. Saat itu, dia digantikan oleh Eric Abidal setelah 56 menit di lapangan.

Karena Barcelona menyabet semua trofi juara sepanjang tahun kalender 2009 (2008/2009), Guardiola membutuhkan tambahan amunisi untuk musim 2009/2010. Secara resmi dia meningkatkan status Assulin dari anggota Barcelona B menjadi tim utama. Saat itu, dia naik kelas bersama Victor Vazquez, Thiago Alcantara, dan Jonathan dos Santos.

Ternyata, kesempatan yang didapatkan di skuad utama tidak mampu dimanfaatkan Assulin. Pada 1 Juli 2010, Assulin dan Barcelona berpisah dengan kesepakatan bersama.

Barcelona sebenarnya menawari Assulin kontrak 3 tahun. Tapi, mereka tidak dapat menawarkan posisi di skuad utama. Manajemen hanya bersedia memberi Assulin kesempatan bermain kembali di Barcelona B. Tapi, dia menolak tawaran itu. Salah satu alasannya, Assulin memiliki hubungan yang rumit dengan Pelatih Barcelona B saat itu, Luis Enrique.

"Saya bahkan tidak berdiskusi tentang uang dan angka. Saya menolak tawaran itu. Saya merasa saya sudah matang untuk memulai karier bermain untuk tim senior. Saya bermimpi masuk ke tim senior Barcelona. Tapi, itu tidak terjadi," kata Assulin pada 2010, dikutip Haaretz.

"Saya tidak menerima banyak waktu bermain dari Enrique. Dia tidak terlalu tertarik pada saya. Dia tidak mempercayai saya dan tidak memberi saya pujian. Itu benar-benar menghambat kepercayaan diri saya. Ketika dia akhirnya mengizinkan saya bermain, itu adalah permainan yang tidak penting. Saya tidak tahu apakah motivasinya bersifat pribadi atau profesional," tambah Assulin.

Sempat menganggur 6 bulan, Assulin bergabung dengan Manchester City Pada 14 Desember 2010 dengan kontrak 2,5 tahun. Dia berbicara tentang keinginannya untuk bermitra dengan mantan rekan setimnya di Barcelona, Yaya Toure.

Tapi, misi Assulin tidak pernah terwujud. Pada awal 2011, Assulin menjalani debut untuk Man City. Itu bukan dengan tim utama, melainkan skuad cadangan melawan Newcastle United di kompetisi U-23. Dia juga tidak bermain sejak kick-off, melainkan sebagai pengganti di babak kedua dalam kemenangan The Citizens Reserve 5-1.

Penampilannya di tim cadangan tidak mampu mengesankan pelatih kepala Man City saat itu, Roberto Mancini. Dia juga terlalu tua untuk bermain di Man City Elite Development Squad. Akibatnya, peminjaman ke Brighton and Hove Albion menjadi salah satu solusi logis.

Dari Brighton, Assulin kembali ke Spanyol untuk membela Racing Santander. Lantaran hanya bermain 25 kali dan mencetak 3 gol, dia pindah ke Granada sebelum dipinjamkan ke Hercules Alicante pada musim itu juga (2013/2014). Kemudian, Real Mallorca, Hapoel Tel Aviv, dan Sabadell.

Setelah bermain 26 kali untuk Sabadell dalam 2 musim Segunda Division, Assulin benar-benar hilang. Julukan sebagai "Lionel Messi dari Israel" tidak pernah terdengar lagi.

Beberapa bulan setelah meninggalkan Sabadell, Assulin mengikat kontrak dengan klub dari Liga Premier Kazakhstan, FC Kairat. Kontrak 2 tahun ditandatangani pada 13 Februari 2018. Tapi, pada 20 Maret 2018, kontraknya dibatalkan. Saat itu dia baru menjalani 1 pertandingan yang sangat mengecewakan semua orang di klub.

Keputusan Kairat semakin menenggelamkan karier Assulin. Dia harus menganggur 1,5 tahun sebelum menandatangani kontrak 2 tahun dengan klub Liga 1 Rumania, Politehnica Iasi, pada 26 September 2019. Meski bermain hingga kontraknya berakhir, Assulin tidak banyak memberikan pengaruh. Dia hanya bermain beberapa pertandingan dan lebih sering duduk manis di bangku cadangan.

Lalu, di mana Assulin setelah kontraknya di Rumania berakhir? pada 13 Februari 2021, dia diumumkan sebagai pemain baru Crema 1908. Itu adalah klub Italia yang bermain di Serie D!

Assulin tiba di Crema atas perantara agen FIFA yang merupakan teman Presiden Crema, Enrico Zucchi, yaitu Daniel Piconcelli. "Kami menyambut Gai dengan antusias dan kepercayaan. Dia pemain  yang mampu mengekspresikan dirinya sebagai trequartista dan dilengkapi dengan kualitas teknis yang bagus," kata Manajer Umum Crema, Andrea Baretti, dilansir Tutto Serie D.

"Saya di sini karena selalu ingin bermain di Italia dan sekarang kesempatan ini akhirnya terwujud. Crema meyakinkan saya dengan tepat karena, di samping kompetisi, klub juga menggabungkan proyek sosial penting yang mencakup tim sepakbola tunanetra, sepakbola wanita, dan pembinaan pemain muda untuk membantu orang-orang yang paling berhak dalam sepakbola," ungkap Assulin.