Lyon sempat merajai sepakbola Prancis sebelum Qatar menguasai Paris Saint-Germain (PSG). Punya banyak anak ajaib.
Olympique Lyon sempat merajai sepakbola Prancis sebelum era Qatar Investment Autority (QIA) menguasai Paris Saint-Germain (PSG). Mereka juga sempat memiliki banyak pemain muda berbakat. Salah satunya pada musim 2010/2011.
Lyon gagal memenangkan gelar Ligue 1 dalam dua musim terakhir setelah menang tujuh kali berturut-turut pada 2001/2001 hingga 2007/2008. Mereka hanya sanggup finish sebagai runner-up di belakang Marseille pada 2009/2010 dan menempati posisi 3 pada 2010/2011.
Namun, bukan berarti mereka tidak memiliki skuad yang bagus. Pada 2010/2011, Les Gones menampilkan sejumlah pesepakbola muda yang mendapatkan predikat wonderkids dari media, pengamat, suporter, maupun lawan. Saat itu, pemain-pemain tersebut diprediksi akan bersinar dalam 5-10 tahun ke depan.
Bagaimana hasilnya? Berikut ini nasib 6 wonderkids Lyon setelah musim 2010/2011 hingga kabar mereka sekarang:
1. Lamine Gassama
Bek kanan Senegal kelahiran Marseille, Lamine Gassama, telah mengumpulkan 47 caps untuk negaranya sejak pertama kali lulus dari Akademi Lyon saat remaja di musim 2008/2009. Saat musim yang dimaksud (2010/2011), Gassama baru menginjak usia 21 tahun.
Sayang, prediksi terhadap karier cemerlang Gassama tidak terbukti. Dia hanya membuat 24 penampilan untuk skuad utama Lyon dan harus beralih klub dengan membela Lorient pada 2011-2016. Gassama tidak berhasil mencapai level tertinggi di sepakbola Eropa sehingga memutuskan pindah ke Turki. Sekarang, setelah pengabdian yang singkat Alanyaspor, dia tercatat sebagai pemain Goztepe.
2. Miralem Pjanic
Miralem Pjanic bukan produk asli Lyon. Tapi, dia datang ke Stade Gerland di usia remaja setelah tampil mengesankan di Metz. Pjanic mendapatkan kesempatan 3 musim membela Lyon pada 2008-2011. Performanya, terutama tendangan bebas, membuat pemain Bosnia-Herzegovina itu kebanjiran tawaran.
Pjanic meninggalkan Lyon untuk bergabung dengan AS Roma. Bersinar di Stadio Olimpico, Roma, dengan beberapa kali nyaris membawa Serigala Ibu Kota Italia juara Serie A, Pjanic meraih masa kejayaan di Juventus.
Selama 4 musim, dia memenangkan Scudetto setiap tahun. Tapi, ketika Cristiano Ronaldo tiba, sinar Pjanic mulai meredup. Posisinya di starting line-up tiba-tiba terpinggirkan. Begitu pula status sebagai penendang tembakan bebas langsung yang digantikan CR7.
Sekarang, Pjanic telah berusia 30 tahun. Musim ini dia pergi ke Barcelona sebagai bagian dari transfer Arthur Melo ke Juventus. Di Camp Nou, karier Pjanic semakin suram karena hanya bermain 17 kali di La Liga dengan 6 diantaranya masuk starting line-up. Dia juga belum mencetak gol maupun assist.
3. Clement Grenier
Dengan reputasi sebagai salah satu pemain muda paling cemerlang di klub pada 2010/2011, gelandang serang ini melakukan debut di Ligue 1 pada 26 September 2009. Saat itu, Grenier masuk lapangan sebagai pemain pengganti Bafetimbi Gomis dalam kemenangan 2-1 atas Toulouse di Ligue 1.
Sayang, karier Grenier dirusak oleh cedera. Dia rata-rata hanya tampil 14 kali di Ligue 1 musim selama 8 musim penuhnya bersama Lyon. Dia pergi ke Roma pada 2017 dengan status pinjaman sebelum pergi secara permanen di Guingamp pada 2018.
Grenier juga sempat memperkuat tim nasional Prancis pada 5 kesempatan. Sebenarnya, dia sempat masuk dalam skuad Les Bleus untuk Piala Dunia 2014. Tapi, mengundurkan diri karena cedera dan digantikan oleh Morgan Schneiderlin.
Sekarang, Grenier sudah menginjak usia 30 tahun. Di penghujung karier, dia tetap tidak memiliki kesempatan bermain di klub besar Eropa. Grenier masih bermain di ligue 1 untuk Rennais. Dia hanya sedikit beruntung lantaran pandemi Covid-19 membuat Rennais menikmati kesempatan bermain di Liga Champions 2020/2021.
4. Yannis Tafer
Yannis Tafer adalah pencetak gol terbanyak di Euro U-17 2008. Dia juga menjadi pemain junior yang paling bersinar di Prancis pada masa itu. Karena itu, di usia 20 tahun, Lyon sudah memberi Tafer kesempatan bermain di skuad utama. Bahkan, debutnya di Ligue 1 terjadi pada laga yang sama dengan Grenier pada September 2009.
Tapi, fakta di lapangan memang tidak seindah tulisan di atas kertas. Setelah hanya membuat 15 penampilan untuk skuad utama Lyon, Tafer memutuskan menandatangani kontrak dengan Lausanne di Liga Super Swiss pada 2012 sebelum berangkat ke St Gallen 2 tahun kemudian.
Di usia 30 tahun, Tafer masih bermukim di Swiss. Tapi, dia tidak lagi bermain di kompetisi elite, melainkan Divisi II bersama Neuchatel Xamax.
5. Alexandre Lacazette
Striker kelahiran Lyon itu kemudian mencetak tepat 100 gol Ligue 1 dalam 203 penampilan untuk klub kampung halamannya, termasuk 28 gol atau yang terbaik dalam kariernya di Lyon pada musim 2016/2017. Terbukti, itu menjadi musim terakhir Alexandre Lacazette sebelum bergabung dengan Arsenal.
Pindah ke Arsenal bagi pemain-pemain asal Prancis memang sudah menjadi tradisi. Tapi, ternyata Lacazette tidak terlalu produktif di London Utara. Dia hanya mampu menghasilkan 46 gol dalam 119 penampilan Liga Premier.
Tapi, bukan berarti label gagal bisa disematkan. Kompetisi masih berlangsung dan Lacazette bisa saja berbuah hal yang jauh lebih baik di pekan-pekan selanjutnya, meski untuk berharap juara Liga Premier sangat berat. Setidaknya masih ada beberapa kompetisi lain, termasuk Liga Eropa.
6. Ishak Belfodil
Setelah memiliki langkah jenius bersama Lyon U-18, Ishak Belfodil mendapatkan kesempatan naik kelas ke tim utama. Dalam usia 18 tahun penyerang asal Aljazair itu telah dipercaya membela tim utama. Ketika berusia 19 tahun pada 2010/2011, Belfodil lebih sering mendapatkan kesempatan bermain.
Tapi, Lyon memang klub yang memiliki persaingan internal ketat. Di usianya saat ini (29 tahun), dia telah tampil untuk 9 klub berbeda, termasuk tugas singkat di Inter Milan dan Baniyas Abu Dhabi. Dia meninggalkan Lyon menuju Bologna sebelum ditransfer ke Parma.
Sejak 2018, Belfodil menetap di Jerman bersama Hoffenheim dan mencetak 16 gol pada musim debutnya di Bundesliga. Sayangnya cedera membuat Belfodil hanya sanggup mencetak 1 gol di Bundesliga sejak awal musim lalu.
Lyon gagal memenangkan gelar Ligue 1 dalam dua musim terakhir setelah menang tujuh kali berturut-turut pada 2001/2001 hingga 2007/2008. Mereka hanya sanggup finish sebagai runner-up di belakang Marseille pada 2009/2010 dan menempati posisi 3 pada 2010/2011.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Man United Hampir Rekrut Haaland, Gagal Karena Zona Waktu
Kisah Man United Hampir Rekrut Haaland, Gagal Karena Zona Waktu
1. Lamine Gassama
Bek kanan Senegal kelahiran Marseille, Lamine Gassama, telah mengumpulkan 47 caps untuk negaranya sejak pertama kali lulus dari Akademi Lyon saat remaja di musim 2008/2009. Saat musim yang dimaksud (2010/2011), Gassama baru menginjak usia 21 tahun.
2. Miralem Pjanic
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Jiangsu Suning, Klub Liga Super China yang Bubar Setelah Juara
Kisah Jiangsu Suning, Klub Liga Super China yang Bubar Setelah Juara
Pjanic meninggalkan Lyon untuk bergabung dengan AS Roma. Bersinar di Stadio Olimpico, Roma, dengan beberapa kali nyaris membawa Serigala Ibu Kota Italia juara Serie A, Pjanic meraih masa kejayaan di Juventus.
Sekarang, Pjanic telah berusia 30 tahun. Musim ini dia pergi ke Barcelona sebagai bagian dari transfer Arthur Melo ke Juventus. Di Camp Nou, karier Pjanic semakin suram karena hanya bermain 17 kali di La Liga dengan 6 diantaranya masuk starting line-up. Dia juga belum mencetak gol maupun assist.
3. Clement Grenier
Dengan reputasi sebagai salah satu pemain muda paling cemerlang di klub pada 2010/2011, gelandang serang ini melakukan debut di Ligue 1 pada 26 September 2009. Saat itu, Grenier masuk lapangan sebagai pemain pengganti Bafetimbi Gomis dalam kemenangan 2-1 atas Toulouse di Ligue 1.
Sayang, karier Grenier dirusak oleh cedera. Dia rata-rata hanya tampil 14 kali di Ligue 1 musim selama 8 musim penuhnya bersama Lyon. Dia pergi ke Roma pada 2017 dengan status pinjaman sebelum pergi secara permanen di Guingamp pada 2018.
Grenier juga sempat memperkuat tim nasional Prancis pada 5 kesempatan. Sebenarnya, dia sempat masuk dalam skuad Les Bleus untuk Piala Dunia 2014. Tapi, mengundurkan diri karena cedera dan digantikan oleh Morgan Schneiderlin.
Sekarang, Grenier sudah menginjak usia 30 tahun. Di penghujung karier, dia tetap tidak memiliki kesempatan bermain di klub besar Eropa. Grenier masih bermain di ligue 1 untuk Rennais. Dia hanya sedikit beruntung lantaran pandemi Covid-19 membuat Rennais menikmati kesempatan bermain di Liga Champions 2020/2021.
4. Yannis Tafer
Yannis Tafer adalah pencetak gol terbanyak di Euro U-17 2008. Dia juga menjadi pemain junior yang paling bersinar di Prancis pada masa itu. Karena itu, di usia 20 tahun, Lyon sudah memberi Tafer kesempatan bermain di skuad utama. Bahkan, debutnya di Ligue 1 terjadi pada laga yang sama dengan Grenier pada September 2009.
Tapi, fakta di lapangan memang tidak seindah tulisan di atas kertas. Setelah hanya membuat 15 penampilan untuk skuad utama Lyon, Tafer memutuskan menandatangani kontrak dengan Lausanne di Liga Super Swiss pada 2012 sebelum berangkat ke St Gallen 2 tahun kemudian.
Di usia 30 tahun, Tafer masih bermukim di Swiss. Tapi, dia tidak lagi bermain di kompetisi elite, melainkan Divisi II bersama Neuchatel Xamax.
5. Alexandre Lacazette
Striker kelahiran Lyon itu kemudian mencetak tepat 100 gol Ligue 1 dalam 203 penampilan untuk klub kampung halamannya, termasuk 28 gol atau yang terbaik dalam kariernya di Lyon pada musim 2016/2017. Terbukti, itu menjadi musim terakhir Alexandre Lacazette sebelum bergabung dengan Arsenal.
Pindah ke Arsenal bagi pemain-pemain asal Prancis memang sudah menjadi tradisi. Tapi, ternyata Lacazette tidak terlalu produktif di London Utara. Dia hanya mampu menghasilkan 46 gol dalam 119 penampilan Liga Premier.
Tapi, bukan berarti label gagal bisa disematkan. Kompetisi masih berlangsung dan Lacazette bisa saja berbuah hal yang jauh lebih baik di pekan-pekan selanjutnya, meski untuk berharap juara Liga Premier sangat berat. Setidaknya masih ada beberapa kompetisi lain, termasuk Liga Eropa.
6. Ishak Belfodil
Setelah memiliki langkah jenius bersama Lyon U-18, Ishak Belfodil mendapatkan kesempatan naik kelas ke tim utama. Dalam usia 18 tahun penyerang asal Aljazair itu telah dipercaya membela tim utama. Ketika berusia 19 tahun pada 2010/2011, Belfodil lebih sering mendapatkan kesempatan bermain.
Tapi, Lyon memang klub yang memiliki persaingan internal ketat. Di usianya saat ini (29 tahun), dia telah tampil untuk 9 klub berbeda, termasuk tugas singkat di Inter Milan dan Baniyas Abu Dhabi. Dia meninggalkan Lyon menuju Bologna sebelum ditransfer ke Parma.
Sejak 2018, Belfodil menetap di Jerman bersama Hoffenheim dan mencetak 16 gol pada musim debutnya di Bundesliga. Sayangnya cedera membuat Belfodil hanya sanggup mencetak 1 gol di Bundesliga sejak awal musim lalu.