Tidak ada wasit yang kharismanya melebihi Collina. Teorinya sungguh jenius.
Tidak ada wasit dalam sejarah sepak bola yang dikenang sebaik Pierluigi Collina. Laki-laki Italia, yang senantiasa botak dan memiliki tatapan mata tajam adalah seorang yang amat ikonik dalam dunia pengadil lapangan.

Selain itu, Collina dikenang terutama karena membuat banyak keputusan yang tepat dan lagi kontrol alias ketegasannya atas berjalannya laga, membuatnya mendapatkan banyak atensi yang serius. Itulah yang membuatnya jadi terkenal.

Laki-laki berusia 61 tahun itu telah memimpin laga-laga panas, seperti misal final Liga Champions 1999, final Piala Dunia 2002 dan beberapa lainnya.

Dan salah seorang rekan sesama wasit, telah mengungkapkan apa yang disebut sebagai trik favorit Collina tentang caranya mengambil keputusan, tepatnya jika seorang pemain dengan sengaja menyikut lawannya.

Pierluigi Collina memiliki teori yang cerdas tentang bagaimana memutuskan apakah seorang pemain dengan sengaja menyikut lawan atau apakah itu tabrakan yang tidak disengaja saat mereka melompat untuk merebut bola.

Dalam otobiografinya, Graham Poll menjelaskan teori Collina yang mengatakan bahwa orang Italia itu menyuruhnya untuk melihat tangan seorang pemain. Jika dia mengepalkannya dengan kepalan tangan maka sikutannya disengaja, jika tidak itu kemungkinan besar kecelakaan.

Poll sendiri dikenal karena memberikan tiga kartu kuning kepada seorang pemain selama pertandingan Piala Dunia 2006. Dan itu kelak disadari sebagai keputusan yang gegabah, akibat kurang jelinya Poll.

Sementara itu, balik lagi ke Collina, dia berhasil menghindari terlalu banyak kritik sepanjang kariernya. Apa yang diperbuat Collina dalam karier wasitnya tidak terjadi pada sebagian besar wasit saat ini.

Sebab zaman berubah dan penggunaan VAR hanya menambah kebingungan tentang keputusan, dengan orang-orang menyerukan wasit untuk mengungkapkan keputusan mereka kepada pers dan menjelaskan keputusan mereka, sesuatu yang telah dimulai di Italia.

Di Inggris beberapa telah meminta pemain untuk bertepuk tangan wasit ke lapangan sebagai tanda penghormatan, karena tampaknya segala sesuatu di negara ini dapat diperbaiki dengan tepuk tangan.

Jika Collina adalah wasit terbaik sepanjang masa, menurut Anda siapa yang terburuk? Beri tahu kami di komentar.